Pengobatan Evaluasi Fungsi Pendengaran Prognosis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.5. Klasifikasi Derajat Gangguan Pendengaran

Klasifikasi derajat gangguan pendengaran menurut International Standard Organization ISO dan American Standard Association ASA Tabel 2.2. Klasifikasi Derajat Gangguan Pendengaran Derajat Gangguan Pendengaran ISO ASA Pendengaran normal 10-25 dB 10-15 dB Ringan 26-40 dB 16-29 dB Sedang 41-55 dB 30-44 dB Sedang Berat 56-70 dB 45-59 dB Berat 71-90 dB 60-79 dB Sangat Berat Lebih 90 dB Lebih 80 dB

2.5.6. Diagnosa

Menurut Guidline American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, langkah pertama diagnosis tuli mendadak adalah membedakan tuli sensorineural dan tuli konduktif melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, tes penala, pemeriksaan audiometri, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Ketulian atau hearing loss diklasifikasikan menjadi tuli konduktif, tuli sensorineural, atau campuran. Tuli konduktif disebabkan oleh abnormalitas telinga luar, membran timpani, rongga udara telinga tengah, atau tulang pendengaran, struktur yang menghantarkan gelombang suara ke koklea. Sementara itu, tuli sensorineural disebabkan oleh adanya abnormalitas koklea, saraf auditorik, dan struktur lain yang mengolah impuls neural ke korteks auditorik di otak Stachler R.J et al, 2012.

2.5.7. Pengobatan

1. Vasodilantasia yang cukup kuat misalnya dengan pemberian complamin injeksi disertai dengan pemberian tablet vasodilator oral tiap hari. 2. Prednison kortikosteroid 4x10 mg 2 tablet, tapering off tiap 3 hari 3. Vitamin C 500 mg 1x1 tablethari 4. Neurobion neurotonik 3x1 tablethari 5. Diet rendah garam dan rendah kolestrol 6. Obat anti virus sesuai dengan virus penyebab Bashiruddin J, 2007. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.8. Evaluasi Fungsi Pendengaran

1. Sangat baik, apabila perbaikan lebih dari 30 dB pada 5 frekuensi. 2. Sembuh, apabila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30 dB pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, dan dibawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz. 3. Baik, apabila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi. 4. Tidak ada perbaikan, apabila terdapat perbaikan kurang dari 10 dB pada 5 frekuensi.

2.5.9. Prognosis

Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor yaitu; kecepatan pemberian obat, respon 2 minggu pengobatan pertama, usia, derajat tuli saraf dan adanya faktor predisposisi. Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh, bila sudah lebih 2 minggu kemungkinan sembuh menjadi lebih kecil. Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh, hal ini disebabkan oleh karena faktor konstitusi pasien seperti pasien yang pernah mendapat pengbatan obat ototoksik yang cukup lama, pasien diabetes melitus, pasien dengan kadar lemak darah yang tinggi, pasien dengan viskositas darah yang tinggi dan sebagainya, walaupun pengobatan diberikan pada stadium yang dini Bashiruddin J, 2007. Pasien yang cepat mendapat pemberian kortikosteroid atau vasodilator mempunyai angka kesembuhan yang lebih tinggi, demikian pula dengan kombinasi pemberian steroid dengan heparinisasi dan karbogen serta steroid dengan obat fibrinolitik. Usia muda mempunyai angka perbaikan yang lebih besar dibandingkan usia tua Bashiruddin J, 2007.

2.6. Oksigen