UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ruptur membran intrakoklear
Membran ini memisahakan telinga tengah dan telinga dalam. Pada koklea membran ini juga memisahkan ruang perilimfe dan endolimfe.
Ruptur dari salah satu atau kedua membran ini dapat menyebabkan tuli mendadak. Kebocoran cairan perilimfe ke telinga tengah melalui tingkap
lonjong dapat menyebabkan terjadinya tuli mendadak. Ruptur membran intrakoklear menyebabkan bercampurnya cairan perilimfe dan endolimfe
sehingga terjadi perubahan potensial endokoklea Marthur, 2015. 3.
Penyakit telinga dalam yang berhubungan dengan autoimun Pada sebuah studi terhadap 51 pasien yang mengalami tuli
mendadak, ditemukan adanya keterlibatan penyakit autoimun dan tuli mendadak Marthur, 2015.
2.5.4. Gejala Klinis
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat bersifat mendadak atau menahun secara tidak jelas. Kadang-kadang bersifat sementara atau berulang
dalam serangan, tetapi biasanya menetap. Tuli yang bersifat sementara biasanya tidak berat dan berlangsung lama. Tuli dapat unilateral atau bilateral, dapat
disertai dengan tinitus dan vertigo. Pada infeksi virus, timbulnya tuli mendadak biasanya pada satu telinga,
dapat disertai tinitus dan vertigo. Kemungkinan ada gejala dan tanda penyakit virus seperti, parotis, varisela, variola atau pada anamnesis baru sembuh dari
penyakit virus tersebut. Pada pemeriksaan klinis tidak terdapat kelainan telinga Bashiruddin J, 2007.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.5. Klasifikasi Derajat Gangguan Pendengaran
Klasifikasi derajat gangguan pendengaran menurut International Standard Organization ISO dan American Standard Association ASA
Tabel 2.2. Klasifikasi Derajat Gangguan Pendengaran Derajat Gangguan
Pendengaran ISO
ASA Pendengaran normal
10-25 dB 10-15 dB
Ringan 26-40 dB
16-29 dB Sedang
41-55 dB 30-44 dB
Sedang Berat 56-70 dB
45-59 dB Berat
71-90 dB 60-79 dB
Sangat Berat Lebih 90 dB
Lebih 80 dB
2.5.6. Diagnosa
Menurut Guidline American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, langkah pertama diagnosis tuli mendadak adalah membedakan tuli
sensorineural dan tuli konduktif melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, tes penala, pemeriksaan audiometri, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Ketulian atau
hearing loss diklasifikasikan menjadi tuli konduktif, tuli sensorineural, atau campuran. Tuli konduktif disebabkan oleh abnormalitas telinga luar, membran
timpani, rongga udara telinga tengah, atau tulang pendengaran, struktur yang menghantarkan gelombang suara ke koklea. Sementara itu, tuli sensorineural
disebabkan oleh adanya abnormalitas koklea, saraf auditorik, dan struktur lain yang mengolah impuls neural ke korteks auditorik di otak Stachler R.J et al,
2012.
2.5.7. Pengobatan