UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
endolimfatik. Kantung endolimfatik merupakan ruang antara dua lapisan dura meter. Kantung tersebut berada di dekat dinding tengkorak yaitu acousticus porus.
Ketidakseimbangan tekanan pada ruang tersebut dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan gangguan keseimbangan Moller, 2006.
Peredaran darah di telinga luar dialiri oleh cabang aurikulotemporal arteri temporalis superfisial di bagian anterior dan di bagian posterior disuplai oleh
cabang aurikuloposterior arteri karotis eksterna. Kavum timpani disuplai oleh berbagai cabang arteri karotis eksterna arteri meningea media, arteri faringeal
asceden, arteri maksilaris dan arteri stilomastoid. Peredaran darah di telinga dalam disuplai oleh arteri labirin yang berasal dari arteri anterior inferior
cerebellar atau arteri basilaris. Arteri labirin merupakan akhir dari arteri yang sedikit atau tanpa suplai darah ke koklea Moller, 2006.
2.1.2. Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditankgapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea Bashiruddin J, 2007. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus, stapes dan maleus. Gerakan yang timbul pada setiap tulang akan
memperbesar getaran yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibular menuju perilimfa Pearce, 2009. Getaran diteruskan melalui membran Reissner
yang mendorong endolmifa sehingga menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria Bashiruddin J, 2007.
Organ corti menumpang pada membran basilaris sel-sel rambut bergerak naik turun sewaktu membran basilaris bergetar. Karena rambut-rambut dari sel
reseptor terbenam di dalam membran tektorial yang kaku dan stasioner, rambut- rabut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu membran
basilaris menggeser posisinya terhadap membran tektorial. Perubhan bentuk mekanis rambut yang maju-mundur menyebabkan saluran-saluran ion gerbang
mekanis pada sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. Hal ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang
bergantian pada frekuensi yang sama dengan rangsangan suara semula Lauralee S, 2001.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan demikian, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan-gerakan berosilasi membran basilaris yang membengkokkan pergerakan
maju-mundur rambut-rambut di sel reseptor. Perubahan bentuk mekanis rambut- rambut tersebut menyebabkan pembukaan dan penutupan secara bergantian
saluran di sel reseptor yang menimbulkan perubahan potensial berjenjang di reseptor sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial
aksi yang merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara di terjemakan menjadi sinyal saraf yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.
Lauralee S, 2001.
2.2. Jenis Gangguan Pendengaran