Kontraindikasi Terapi Oksigen Hiperbarik Komplikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kongesti vena, luka baring; 26 cedera tulang belakang; 27 ulkus peptikum; 28 kolitis ulserativa; 29 hepatitis menular Menggunakan ruang khusus penyakit menular; 30 luka bakar; 31 radang dingin; 32 operasi plastik; 33 pencangkokan kulit; 34 cedera olahraga; 35 kerusakan radioaktif tulang dan jaringan lunak, sistitis, dll; 36 tumor ganas dengan radioterapi atau kemoterapi; 37 cedera saraf otic; 38 sindrom kelelahan; 39 angioneurotic headache ; 40 pustular; 41 psoriasis; 42 pityriasisrosea; 43 multiple sclerosis; 44 sindrom Guillain Barre akut; 45 ulkus mulut berulang; 46 ileus paralitik; 47 asma bronkial; dan 48 sindrom gangguan pernapasan akut Yan, 2015.

2.7.3. Kontraindikasi Terapi Oksigen Hiperbarik

CMA Chinese Medical Association menerbitkan kontraindikasi dar pengobatan oksigen hiperbarik pada tahun 2004, yang meliputi 4 kontraindikasi absolut dan 10 kontraindikasi relatif. Kontraindikasi absolut adalah mereka di mana penggunaan terapi oksigen hiperbarik dilarang jika pasien disertai dengan berikut: 1. Pneumotoraks yang tidak diobati, pneumomediastinum diobati; 2. Pulmonarry bulla; 3. Perdarahan aktif dan penyakit hemoragik; atau 4. Pembentukan rongga TB dan hemoptisis. Kontraindikasi relatif mengacu pada kondisi dimana penggunaan terapi oksigen hiperbarik pada pasien perlu diperhatikan dan mungkin dapat menyebabkan efek samping yang meningkatkan ketidaknyamanan atau komplikasi. Terapi oksigen hiperbarik harus digunakan dengan hati-hati jika pasien memiliki salah satu kondisi berikut: 1. Infeksi saluran pernapasan atas yang parah; 2. Emfisema berat; 3. Penyakit bronkiektasis; 4. Infeksi sinus; 5. Semua tingkatan atrioventrikular; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6. Tekanan darah tinggi 160100 mmHg; 7. Bradikardia 50 kali menit; 8. Tumor ganas yang tidak diobati; 9. Ablasi retina; 10. Tahap awal kehamilan 3 bulan. Pada tahun 2013, kontraindikasi baru untuk terapi oksigen hiperbarik dirilis oleh CMA Chinese Medical Association. Kontraindikasi baru termasuk kontraindikasi mutlak dan kontraindikasi relatif. Satu-satunya kontraindikasi mutlak yaitu ketegangan pneumotoraks tanpa pengobatan. Kontraindikasi relatif sebagai berikut: 1. Intraventricular external drainage; 2. Fraktur dasar tengkorak dengan kebocoran cairan serebrospinal; 3. Berat lahir 2000 gram pada prematur dan bayi lahir rendah berat; 4. Infeksi serius dari saluran pernapasan atas: 5. Tekanan darah tinggi SBP 180 mmHg, DBP 110 mmHg; 6. Pasien dengan obstruktif kronik penyakit paru dengan retensi karbondioksida Yan, 2015.

2.7.4. Komplikasi

Meskipun terapi oksigen hiperbarik memiliki aplikasi luas, komplikasi dalam penggunaan dapat terjadi. Dalam terapi oksigen hiperbarik, terdapat masalah pemerataan tekanan yang dominan mempengaruhi telinga tengah dan sinus hidung yang menyebabkan lesi barotraumatik. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan untuk menganalisa efek samping dari terapi oksigen hiperbarik, dilaporkan adanya toksisitas oksigen dan gangguan mata. Pada pasien yang dirawat secara rutin dengan terapi oksigen hiperbarik, dimana oksigen diberikan melalui masker wajah yang memiliki risiko toksisitas oksigen tiga kali lipat lebih besar dari biasanya. Tapi hasil komplikasi yang diamati berupa sementara Devaraj, 2014. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7.5. Klasifikasi Ruang Terapi Oksigen Hiperbarik