Efek Terapi Oksigen Hiperbarik pada Tuli Mendadak Sudden

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rendah dapat menyebabkan cedera jaringan. Terapi oksigen hiperbarik membalikkan cedera jaringan hipoksia dengan meningkatkan konsentrasi oksigen, sehingga membantu neutrofil dengan menyediakan oksigen dan mempercepat proses penyembuhan Devaraj, 2014. Kadar oksigen yang tinggi menyebabkan vasokonstriksi di jaringan normal. Hal ini berguna dalam edema jaringan pasca trauma. Efek oksigen hiperbarik ini digunakan dalam pengobatan sindrom kompartemen, mengobati cedera dan luka bakar. Menurut sebuah studi yang dilakukan pada telinga kelinci mencatat bahwa pertumbuhan kapiler juga dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen. Pembentukan kapiler meningkat dengan peningkatan tekanan oksigen Devaraj, 2014.

2.7.9. Efek Terapi Oksigen Hiperbarik pada Tuli Mendadak Sudden

Deafness Penelitian neurofisiologi terhadap koklea dari binatang percobaan dan observasi pada manusia membuktikan bahwa kejadian degeneratif secara garis besar bisa digambarkan karena adanya iskemia jaringan oleh sistem arteri yang mendarahi labirin yang tidak berkomprensasi secara efektif. Dengan pemakaian terapi oksigen hiperbarik, koklea mendapat terapi yang tepat karena oksigen dapat mencapai bagian dari labirin, tidak hanya melalui difusi plasma tetapi juga masuk ke bagian basal koklea dengan cara difusi gas melalui membran semipermiabel foramen rotundum Sutarno, 2000. Arteri mengalami difusi dari kapiler ke dalam cairan telinga dalam dan meningkatkan saturasi parsial oksigen yang mempengaruhi tekanan oksigen telinga dalam. Selama terapi oksigen hiperbarik, tekanan parsial oksigen yang tinggi menghidupkan kembali daerah yang mengalami hipoksia pada koklea. Keuntungan HBO pada tuli mendadak adalah peningkatan distribusi oksigen yang terlarut dalam sirkulasi darah. Peningkatan oksigen pada perilimfa dan endolimfa membantu pemulihan fungsi telinga dalam. Terapi hiperbarik juga meningkatkan suplai darah dan berkontribusi pada peningkatan mikrosirkulasi Topuz, 2004. Pada penelitian yang dilakukan oleh Alimoglu Y et.al, yaitu membandingkan efikasi terapi oksigen hiperbarik, steroid oral, terapi steroid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta intratimpani. Pasien dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan terapi yang diterima yaitu berupa, steroid oral, steroid oral dengan terapi oksigen hiperbarik, steroid intratimpani dan oksigen hiperbarik. 217 pasien dan 219 telinga diperiksa. Persentase tertinggi dari pasien yang merespon terapi adalah yang tertinggi di steroid oral dengan terapi oksigen hiperbarik sebesar 86,88 5361 dan kelompok steroid oral 63,79 3758, kelompok steroid intratimpani dengan 46,51 2043 dan kelompok terapi oksigen hiperbarik dengan 43,85 2557. maka pengobatan tuli mendadak steroid oral dengan terapi oksigen hiperbarik memiliki tingkat pemulihan yang lebih tinggi dari pada pengobtan steroid oral, steroid intratimpani dan terapi oksigen hiperbarik saja. Alimoglu et. al, 2011. Penelitian Liu SC et. al, menunjukannya bahawa kombinasi pengobatan terapi oksigen hiperbarik dengan steroid dan dekstran memiliki tingkat pemulihan yang siginifikan terhadap pasien tuli mendadak sebesar 24,5 ± 2,7 dB dibandingkan dengan steroid 12,9 ± 3,7 dB atau steroid-dekstran 15,6 ± 2,7 dB. Liu SC et. al, 2011.

2.7.10. Hiperbarik Center Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo