Definisi Oksigen Komposisi Udara Proses Pernafasan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.8. Evaluasi Fungsi Pendengaran

1. Sangat baik, apabila perbaikan lebih dari 30 dB pada 5 frekuensi. 2. Sembuh, apabila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30 dB pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, dan dibawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz. 3. Baik, apabila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi. 4. Tidak ada perbaikan, apabila terdapat perbaikan kurang dari 10 dB pada 5 frekuensi.

2.5.9. Prognosis

Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor yaitu; kecepatan pemberian obat, respon 2 minggu pengobatan pertama, usia, derajat tuli saraf dan adanya faktor predisposisi. Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh, bila sudah lebih 2 minggu kemungkinan sembuh menjadi lebih kecil. Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh, hal ini disebabkan oleh karena faktor konstitusi pasien seperti pasien yang pernah mendapat pengbatan obat ototoksik yang cukup lama, pasien diabetes melitus, pasien dengan kadar lemak darah yang tinggi, pasien dengan viskositas darah yang tinggi dan sebagainya, walaupun pengobatan diberikan pada stadium yang dini Bashiruddin J, 2007. Pasien yang cepat mendapat pemberian kortikosteroid atau vasodilator mempunyai angka kesembuhan yang lebih tinggi, demikian pula dengan kombinasi pemberian steroid dengan heparinisasi dan karbogen serta steroid dengan obat fibrinolitik. Usia muda mempunyai angka perbaikan yang lebih besar dibandingkan usia tua Bashiruddin J, 2007.

2.6. Oksigen

2.6.1. Definisi Oksigen

Molekul oksigen adalah salah satu dari komponen utama penyusun udara Oxtoby et, al. 2007. Menurut Thomas 2005, oksigen ditemukan pertama kali pada awal abad ke-18, tepatnya pada tahun 1773 oleh ilmuwan kimia berkebangsaan Swedia Karl Scheele dan Joseph Priestley yang berkebangsaan Inggris. Oksigen memiliki simbol unsur O dan terletak pada golongan VI A pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sistem periodik bersama dengan belerang S, selenium Se, telurium Te, dan polonium Po. Atom ini termasuk ke dalam unsur non logam dan berwujud gas pada temperatur ruangan. Gas oksigen memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa pada kondisi normal. Sumber utama oksigen bebas di udara merupakan hasil dekomposisi uap air oleh pancaran sinar UV pada lapisan atas atmosferOxtoby et. al, 2007.

2.6.2. Komposisi Udara

Tabel 2.3. Komposisi udara dan unsur-unsur penyusunnya Oxtoby et. al, 2007 No. Unsur Penyusun Jumlah 1. Nitrogen N 2 78,11 2. Oksigen O 2 21,00 3. Argon Ar 0,93 4. Karbondioksida CO 2 0,03 5. Neon Ne 1,82x10 -5 6. Helium he 5,20x10 -6 7. Metana CH 4 1,50x10 -6 8. Kripton Kr 1,10x10 -6 9. Hidrogen H 2 5,00x10 -7 10. Dinitrogen oksida N 2 O 3,00x10 -7 11. Xenon Xe 8,70x10 -8

2.6.3. Proses Pernafasan

Oksigen dibutuhkan manusia terutama dalam proses pernapasan sehingga dapat menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk aktivitas kerja sel tubuh Harris, 2007. Jalur oksigen secara normal berasal dari udara bebas yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan sehingga dapat digunakan untuk membantu proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Proses pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Pernapasan dapat terjadi, baik secara sadar ataupun tidak disadari. Proses masuknya udara dari luar tubuh sampai ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam paru-paru dikenal dengan proses inspirasi, sedangkan proses keluarnya udara dari saluran pernapasan ke luar tubuh disebut proses ekspirasi Rhoades et. al, 2009. Aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru dikontrol oleh sistem saraf yang menjamin pola dan kecepatan pernapasan manusia secara normal. Proses pernapasan dimulai oleh sekelompok sel saraf pada batang otak yang bertugas sebagai pusat respirasi. Sel-sel ini akan mengirimkan sinyal pada otot diafragma dan otot perut untuk memulai pernapasan. Rata-rata kecepatan pernafasan pada manusia dewasa adalah 12-15 tarikan nafas per menit. Dari sekitar 500 ml setiap kali bernapas atau kira-kira 7 litermenit udara yang masuk ke dalam paru-paru, sejumlah volume oksigen yang masuk ke dalam tubuh ± 1.47 litermenit Rhoades et. al, 2009. Proses pernapasan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pernapasan eksternal, internal, dan seluler. Pernapasan eksternal adalah pertukaran udara antara darah dan atmosfer. Pernapasan internal adalah pertukaran udara yang terjadi antara darah dan sel-sel tubuh. Dan pernapasan seluler merupakan proses kimia yang terjadi di dalam mitokondria sel-sel Rhoades et. al, 2009. Saluran pernapasan terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, paru-paru, bronkiolus, dan alveolus. Udara pertama kali mengalir masuk melalui rongga hidung dan kemudian mengalami penyaringan dari debu dan kotoran yang ikut masuk karena ada bulu-bulu halus di dalam hidung. Selain berfungsi untuk menyaring kotoran, hidung juga berfungsi untuk memanaskan dan melembabkan udara dengan mengatur suhu udara pernapasan yang masuk. Setelah melewati hidung, udara akan masuk ke faring yang merupakan saluran penghubung antara rongga hidung dan tenggorokan. Selain itu faring berfungsi sebagai katup yang memisahkan antara saluran pernapasan tenggorokan dan saluran pencernaan kerongkongan, jadi pada saat udara masuk katup ini akan menutup jalur saluran pencernaan Davies et. al, 2003. Selanjutnya udara yang dihirup masuk ke laring. Pada laring terdapat pita suara sehingga pada saat kita berbicara, bagian ini akan bergetar. Laring merupakan saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Setelah itu, udara akan menuju trakea, yaitu bagian yang tersusun atas empat lapisan, antara lain lapisan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mukosa, lapisan submukosa, lapisan tulang rawan, dan lapisan adventitia. Trakea memiliki panjang ± 11.5 cm dengan diameter 2.4 cm. Trakea bercabang menjadi dua bronkus yang masing-masing menuju paru-paru kanan dan kiri. Di dalam paru-paru, bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Pada ujung-ujung bronkiolus terdapat sekumpulan kantong udara yang disebut alveolus. Di sekitar alveoulus terdapat kapiler-kapiler pembuluh darah. Pada bagian ini memungkinkan terjadinya difusi antara udara alveolus dan udara pada kapiler- kapiler pembuluh darah. Bronkus, bronkiolus, dan alveolus membentuk satu struktur yang disebut paru-paru Davies et. al, 2003. Tempat proses pernapasan di dalam tubuh terjadi di bagian alveolus paru- paru, dimana terjadinya pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang akan diangkut dari dan ke dalam sel-sel tubuh. Pertukaran gas tersebut terjadi di dalam paru-paru dan jaringan tubuh secara difusi pasif karena adanya perbedaan tekanan. Pada dasarnya gas akan berdifusi dari bagian yag bertekanan parsial tinggi ke bagian yang bertekanan parsial rendah Levitzky, 2003. Tabel 2.4. Tekanan parsial oksigen dan karbondioksida Levitzky, 2003. Tempat Tekanan Parsial O 2 mmHg Tekanan Parsial CO 2 mmHg Atmosfer 160 0,2 Alveoli 104 40 Darah kaya O 2 104 40 Darah miskin O 2 40 45 Jaringan tubuh 40 45 Ketika darah berada di pembuluh kapiler, karbon dioksida akan berdifusi dari darah menuju udara di alveoli. Sebaliknya, oksigen akan berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Pada saat meninggalkan paru-paru, darah yang kaya O 2 memiliki PaO 2 yang tinggi dan PaCO 2 yang rendah dibandingkan sebelum masuk paru- paru. Setelah melewati jantung, darah tersebut akan dipompa melalui peredaran darah sistemik. Di dalam kapiler peredaran darah sistemik, perbedaan tekanan parsial menyebabkan terjadinya difusi oksigen dari darah menuju sel tubuh. Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat bersamaan, CO 2 akan berdifusi dari sel-sel jaringan menuju darah. Setelah melepas O 2 dan mengangkut CO 2 , darah akan kembali ke jantung Levitzky, 2003. Sistem sirkulasi darah manusia termasuk ke dalam sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Sistem sirkulasi tertutup artinya peredaran darah di dalam tubuh selalu berada di dalam pembuluh, sedangkan ganda berarti darah setiap bersirkulasi ke seluruh tubuh melewati jantung sebanyak dua kali. Sistem sirkulasi darah ganda terbagi menjadi dua jalur, yaitu sistem peredaran darah pulmonalis dan peredaran darah sistemik. Organ tubuh yang terlibat di dalam sistem peredaran darah secara umum adalah jantung, pembuluh darah, dan darah Rhoades et. al, 2009. Sistem peredaran darah pulmonalis terdiri dari pembuluh nadi arteri dan pembuluh balik vena yang mendistribusikan darah dari jantung ke paru-paru dan berlaku pula sebaliknya. Sistem ini diawali dari bilik ventrikel kanan jantung dan berakhir pada serambi atrium kiri jantung. Darah yang kaya oksigen yang berasal dari proses respirasi di dalam paru-paru akan didistribusikan melalui lintasan pulmonalis oleh pembuluh vena paru-paru menuju serambi kiri jantung, diteruskan ke bilik kiri, dan selanjutnya akan memasuki jalur sistemik Johnson et. al, 2003. Pada jalur sistemik darah yang kaya O 2 akan dipompa menuju seluruh organ dan jaringan tubuh melalui aorta, arteri, arteriol, dan pembuluh darah kapiler. Selanjutnya darah yang telah menyalurkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, kemudian akan membawa karbon dioksida yang merupakan hasil sampingan proses metabolisme yang berlangsung di dalam sel untuk dibuang keluar tubuh. Darah yang kaya CO 2 tersebut akan dibawa melalui pembuluh vena sistemik menuju serambi kanan jantung, diteruskan ke bilik kanan jantung lalu menuju jalur pulmonalis kembali Johnson et. al, 2003. Bagian darah yang bertanggung jawab terhadap proses pengangkutan oksigen adalah sel darah merah eritrosit. Hemoglobin merupakan protein utama pengangkut oksigen dan karbon dioksida di dalam sel darah merah. hemoglobin yang telah 100 jenuh dengan oksigen mampu mengikat 1.34 ml oksigen per UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gram hemoglobin. Apabila di dalam 100 ml darah terdapat 15 gram hemoglobin berarti kandungan oksigen di dalamnya sebesar 20.1 mldl darah. Pada paru-paru tekanan parsial oksigen tinggi 90-100 mmHg dan pH relatif tinggi sekitar 7.6, hemoglobin cenderung jenuh maksimum dengan oksigen. Pembuluh kapiler Sel darah juga berfungsi untuk mengangkut gas CO 2 yang terbentuk sebagai hasil akhir metabolisme dari dalam jaringan menuju ke luar tubuh. Secara keseluruhan, sekitar dua per tiga total kandungan CO 2 berada di dalam plasma dan hanya sepertiganya yang berada di dalam sel darah merah. Akan tetapi hampir semua CO 2 darah harus masuk dan keluar sel darah merah selama pengangkutan CO 2 dari jaringan ke paruparu. Sejumlah 72 karbon dioksida dalam tubuh manusia larut dalam plasma darah dalam bentuk ion bikarbonat HCO 3 - dan 8 lainnya dalam bentuk molekul karbondioksida. Sisanya sebesar 20 diikat oleh hemoglobin dalam bentuk carbaminohemoglobin Bain, 2006.

2.7. Terapi Oksigen Hiperbarik