lingkar tubuh menjadi lebih besar dan organ tubuh menjadi lebih sempurna Berk, 1989 dalam Ali, 2010.
Pertumbuhan somatik di atas melibatkan endokrin dan sistem tulang. Hormon yang berperan dalam pacu tumbuh tersebut adalah
growth hormon, tiroksin, insulin, dan kortikosteroid, paratiroid, dan kalsitonin. Hormon-hormon ini mempercepat maturasi jika berlebihan
dan memperlambat maturasi jika mengalami defisiensi Soetjiningsih,
2007. 2.
Perkembangan Remaja dan Ciri-Cirinya
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan remaja, Pinem 2009 membagi masa remaja menjadi tiga tahap, yaitu :
a. Masa remaja awal 10-12 tahun, dengan ciri khas antara lain merasa
ingin bebas, ingin lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berpikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
b. Masa remaja tengah 13-15 tahun, dengan ciri khas antara lain
mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang aktivitas seksual, dan mempunyai rasa cinta yang mendalam.
c. Masa remaja akhir 16-19 tahun, dengan ciri khas antara lain
mampu berpikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, dan
pengungkapan kebebasan diri.
3. Perkembangan Organ Reproduksi Remaja Perempuan
Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana pertumbuhannya lambat pada anak dan sangat cepat pada masa pacu
tumbuh remaja. Perkembangan seksual ini terjadi pada dua periode singkat yaitu perkembangan seksual primer pada embrio dan adanya
karakteristik sekunder selama pubertas. Hal ini merupakan respon terhadap hormon gonadrotopin kelenjar hipofisis Behrman, Kliegman,
Arvin, 2000. Pada masa pubertas inilah muncul karakteristik sekunder, yaitu
pertumbuhan kuncup payudara 10-11 tahun, diikuti dengan pertumbuhan rambut pubis 6-12 bulan kemudian, dan setelah 2-2,5 tahun
baru mengalami menarche. Rata-rata menarche terjadi pada umur 10,5- 15,5 tahun. Namun, hal ini bervariasi tergantung pada kecepatan
pertumbuhan kuncup payudara, rambut pubis serta maturasi genitalia interna maupun eksterna. Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan seks sekunder tersebut, tinggi badan bertambah dan pinggul menjadi lebih lebar dari bahu Behrman, 2000; Soetjiningsih,
2007. Warne GL dalam Soetjiningsih 2007 membuat Klasifikasi
Tingkat Kematangan Seksual TKS menghubungkan antara
pertumbuhan dan stadium pubertas pada perempuan.
Tabel 2.1. Hubungan antara pertumbuhan dengan Tingkat Kematangan Seksual pada anak perempuan
Stadium TKS
Payudara Rambut pubis
Kecepatan tumbuh
Umur tulang
Tahun
1 Pubertas
Prapubertas Prapubertas
5 cmtahun 11
2 Teraba
penonjolan areola
melebar Jarang, pigmen
sedikit lurus sekitar labia
Awal pacu pertumbuhan
11-11,5
Tabel 2.1. Hubungan antara pertumbuhan dengan Tingkat Kematangan Seksual pada anak perempuan Lanjutan
Stadium TKS
Payudara Rambut pubis
Kecepatan tumbuh
Umur tulang
Tahun
3 Payudara
dan areola membesar ,
batas tidak jelas
Lebih hitam,
mulai ikal, jumlah
bertambah Pacu
tumbuh 12
4 Areola dan
papila membentuk
bukit kedua Keriting,
kasar, seperti dewasa, belum
ke paha atas Pertumbuha
n melambat 13
5 Bentuk
dewasa, papila
menonjol, areola
merupakan bagian dari
bentuk payudara
Bentuk segitiga seperti
dewasa, ke paha atas
Pertumbuha n minimal
14-15
4. Masa Transisi Remaja