menstruasi dan bahkan di kelas 4 tidak ditemukan remaja yang telah menstruasi di semua SDN yang digunakan sebagai tempat penelitian
ini. Pada tingkat kelas diatas, responden berada pada usia 10-13 tahun dan mayoritas adalah usia 11-12 tahun. Pada usia ini lah seorang anak
masuk ke dalam kategori remaja awal Pinem, 2009. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder
mulai tampak. Pada usia ini juga terjadi penyempurnaan fase genital dan perkembangan kognitif maupun moral. Jadi, pada remaja putri
dengan usia 11-12 inilah seorang siswa berada pada kelas tinggi yaitu antara kelas 4 sampai kelas 6.
2. Gambaran Perilaku Higiene Menstruasi pada Remaja Putri di SDN
di Wilayah Puskesmas Pisangan
Dari segi biologis, perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, baik yang dapat diamati langsung atau
tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2010 dan Maulana, 2009. Perilaku kesehatan menurut Skinner adalah semua aktivitas
seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau
melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan jika terjadi masalah kesehatan
Dalam penelitian ini, perilaku higiene menstruasi merupakan upayatindakan untuk menghindari masalah organ
reproduksi Notoatmodjo, 2005. Sebagaimana Lawan, Yusuf Musa 2010
menyatakan bahwa perilaku higiene menstruasi merupakan aktivitas
untuk mempertahankan kesehatan seksual dan mencegah terjadinya penyakit seksual.
Perilaku dalam penelitian ini adalah perilaku higiene menstruasi dengan mengobservasi secara tidak langsung yaitu dengan melakukan
pendekatan recall atau wawancara kepada reponden. Responden diminta mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan beberapa waktu lalu
Maulana, 2009. Penelitian Suryati 2012 pada remaja putri SMPN 2 Depok bahwa
dari 186 responden, sebesar 143 orang 76,9 mempunyai perilaku kebersihan saat menstruasi baik, dimana perilaku baik ditunjang oleh
frekuensi mengganti pembalut pada saat menstruasi sedikit sebesar 47,8, frekuensi mengganti pembalut saat menstruasi sedikit 68,3, dan
hal-hal yang perlu diperhatikan saat menstruasi sebesar 96,8 dan mengetahui akibat yang ditimbulkan jika tidak menjaga kebersihan saat
menstruasi sebesar 79. Thakre 2011 menjelaskan bahwa praktik higiene menstruasi yang baik ditunjukkan dengan penggunaaan pembalut
dan mencuci alat kelamin secara adekuat. Dalam penelitian ini, perilaku higiene menstruasi remaja putri SDN
di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan ditunjukkan oleh frekuensi mandi lebih dari 2 kali sehari sebesar 54,2, sebagian besar remaja putri
mandi lebih dari 2 kali sehari saat menstruasi, begitu juga dengan keramas, sebagian besar remaja putri keramas setiap 2 hari sekali saat
menstruasi 61, hal ini dilakukan agar badan tetap segar dan bebas dari bau badan akibat keringat yang diproduksi secara berlebih ketika