melatih ketangkasan aksiberbuat. Selanjutnya, individu murni dan mutlak bebas itu tidak ada. Keberadaannya selalu terkait dengan individu-individu lain, sebab
dia ada di tengah situasi-situasi kebersamaan dengan orang lain di tengah masyarakat. Maka hakekatnya manusia itu adalah : produk-produk dari macam-
macam ikatan-ikatan kemasyarakatan pergaulan hidup bersama-sama sehingga dia tidak pernah bisa bebas mutlak dalam kesendirian absolut. Selalu saja ada
interdependensi antara individu dengan individu, dan antara manusia dengan manusia lain. Maka untuk selama-lamanya manusia itu harus terus-menerus
belajar hidup rukun bersama dalam satu ikatan kemasyarakatan, dari yang kecil keluarga, kaum, kelompok sampai ke ikatan kebangsaan, dan kenegaraan,
supaya dia mampu memahami status dirinya selaku warga negara itulah diperlukan pendidikan politik, yang secara intensional mengarah pada
peningkatan pemahaman status diri sendiri selaku warga negara yang baik di tengah pergaulan hidup bersama, serta menyadari fungsi politiknya selaku warga
negara
b. Inti Pendidikan Politik
Inti pendidikan politik ialah pemahaman politik atau pemahaman aspek- aspek politik dari setiap permasalahan. Dan pemahaman politik berarti pemahan
konflik. Banyaknya konflik di masyarakat manusia itu disebabkan oleh adanya kontroversi, perbedaan, aneka ragam fikiran dan tindakanperilaku manusia dalam
masyarakat. Juga disebabkan oleh adanya persamaan keinginan dan tingkah laku, sehingga memunculkan persaingan, kompetisi, konkurensi dan konflik. Oleh
karena itu hidup bermasyarakat itu adalah hidup di tengah banyak dimensi konflik dan ketegangan. Berkaitan dengan pengertian ini, berbuat politik berarti
mempengaruhi dan ikut mengambil keputusan di tengah medan politik dan pertarungan konflik-konflik.
Maka pendidikan politik itu merupakan proses mempengaruhi individu agar dia memperoleh informasi lebih lengkap, wawasan lebih jernih, dan
keterampilan politik yang lebih tinggi, sehingga dia bisa bersikap kritis dan lebih intensionalterarah hidupnya. Juga diharapkan menjadi warga negara yang lebih
cerdas mantap, sebab tidak terapung-apung melayang tanpa bobot pengertian dan kesadaran dan tanpa arah di tengah kancah politik. Selanjutnya dari dirinya
diharapkan kesanggupan melakukan : reorientasi terhadap kondisi diri pribadi dan kondisi obyektif lingkungan sekitar, terutama kondisi politik yang mengitari
dirinya. Dengan demikian pendidikan politik mendorong orang untuk melihat diri sendiri dan lingkungannya dengan cara lain, lalu berani berbuat lain, menuju pada
eskalasi-diri dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Maka dapat di mengerti, bahwa pendidikan politik tidak diharapkan
identik dengan propaganda atau indoktrinasi. Sebab oleh propaganda orang menjadi terlena dan semakin dungu. Dan oleh pendidikan indoktrinatif orang akan
menjadi kaku, stereotypis, sempit pandangan dan fanatik. Mentalnya menjadi kacau dan kebodoh-bodohan, sebab perilakunya sering bertentangan dengan suara
hati nurani sendiri dan realitas nyata yang dihadapi. Biasanya juga menentang
kemauan dan aspirasi umum, yang menuntut kebenaran dan hak hak asasi kemanusiaan yang wajar-wajar.
Pendidikan politik diadakan untuk mempersiapkan: 1.
Kader-kader politik yang mampu berfungsi baik di tengah perjuangan politik. 2.
Untuk mendapatkan penyelesaian politik yang bisa memuaskan semua pihak, sesuai dengan konsep-konsep politik yang sudah ditetapkan.
Jika pendidikan politik tersebut dilakukan dengan baik dan sistematis, maka pasti akan dapat ditumbuhkan kekuatan-kekuatan kontra yang demokratis dan positif
konstruktif. Yaitu menjadi kekuatan yang kritis melawan kondisi-kondisi yang tidak sehat, buruk, tidak adil, tidak mantab, dan tidak wajar. Kemudian orang
berusaha menciptakan iklim yang lebih demokratis dan lebih sehat, untuk membuat kondisi sosial-politik-ekonomi-budaya menjadi lebih baik.
c. Tujuan Pendidikan Politik