Peran Al Washliyah Dalam Kegiatan Politik

Kemudian Al-Washiliyah telah mampu mendirikan perguruan Tinggi Agama Islam di Medan dan Jakarta. 83

B. Peran Al Washliyah Dalam Kegiatan Politik

Peran Al Washliyah dalam mencerdaskan bangsa ialah, Al Washliyah memiliki majelis yang mengurusi bidang pendidikan, kedudukannya seperti Departemen Pendidikan Nasional yang disebut dengan majelis Pendidikan dan Kebudayaan MPK Al Washliyah yang mengatur tentang dunia pendidikan Al Washliyah mulai dari TK hingga ke Perguruan Tinggi. Majelis ini mengatur masalah-masalah yang cukup banyak, mulai dari kurikulum, bangunan fisik, sarana-sarana, administrasi dan lain-lain. Kedudukan majelis ini cukup kuat dan perannya cukup besar untuk mengatur pendidikan Al Washliyah. Sejalan dengan misi dakwah yang diemban Al Washliyah, maka pendidikan madrasah selain memberi ilmu kepada masyarakat muslim, juga dimaksudkan untuk membentuk kader kader ulama dan fuqaha yang akan meneruskan cita-cita para pendahulu. Al Washliyah adalah organisasi massa, namun dalam kegiatannya tidak terlepas dari politik praktis, baik secara individu maupun secara kelembagaan, memberi pengaruh dalam menentukan komposisi keanggotaan dalam posisi legislatif. Organisasi ini memiliki potensi untuk menggerakkan dan memobilisasi massa dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan berdasarkan pendapat dan pandangan politiknya. Peran Al Washliyah dalam kegiatan politik 83 Samsul Nizar. Ibid. Hal 337 praktis diawali dari bergabungnya dengan partai MASYUMI yang paling menonjol, khususnya di Sumatera Utara, karena kedudukan Pengurus Besar Al Washliyah ketika itu berada di Medan. 84 Peran Al Washliyah dalam partai politik ialah, dalam kegiatan politik praktis diawali dengan bergabungnya dengan Partai Masyumi yang paling menonjol, khususnya di Sumatera Utara karena kedudukan Pengurus Besar Al Washliyah saat itu berada di Medan. Setelah Masyumi dibubarkan, bergabung dengan Partai Muslimin Indonesia Parmusi. Setelah partai ini difusikan oleh Soeharto ke Partai Persatuan Pembangunan PPP, maka orang-orang Al Washliyah bergabung secara pribadi ke PPP di antaranya H. J. Naro, SH namun keberadaannya tidak begitu dirasakan oleh anggota sehingga tidak membawa pengaruh besar bagi Al Washliyah. Sekalipun Al Washliyah bukan partai politik sebagaimana partai-partai politik lain yang memang bergerak dibidang politik, seperti Masyumi dan lain- lainnya, karena Al Washliyah organisasi massa yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial pada awal berdirinya, namun secara organisasi bergabung dengan partai Masyumi, demikian juga secara pribadi menjadi anggota salah satu partai yang ada di Indonesia, bahkan menjadi pengurus inti dari partai tersebut, karena orang orang Al Washliyah, baik secara kelembagaan maupun secara pribadi turut berperan dalam menentukan garis politik di bumi nusantara ini. 84 Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah. 1999. Al-Jam’iyatul Washliyah Memasuki Millenium III Kado Ulang Tahun AL-Washliyah ke-69; Membangun Kejayaan Dunia Melalui Kejayaan Islam di Indonesia. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah. Hal 31-33 Setelah reformasi banyak anggota Al Washliyah secara pribadi bergabung dengan partai baru di antaranya ada Parta Bulan Bintang PBB, Partai Amanat Nasional PAN, Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Umat Islam PUI dan lain-lain. Meskipun garis politiknya berada di partai Islam namun Al Washliyah membuka peluang bagi anggotanya untuk aktif di Partai lain seperti Golkar dan lain-lain sejauh tidak bertentangan dengan misi keislaman. Sejak awal kemerdekaan, tidak diajarkan bagaimana menjadi pemimpin negara yang baik, HAM dirampas, kader pemimpin tidak dibangun, hukum dibelenggu dan sebagainya. Saat reformasi digulirkan banyak perbuatan yang tidak etis tampil dalam kepemimpinan termasuk dalam sidang MPR, karena itu Al Washliyah harus tampil untuk memberi contoh pola kepemimpinan Islam, pola kepemimpinan yang dilakukan oleh Rasul-Rasul dan para pengikutnya yang baik. Kader-kader Al Washliyah sudah tersebar, di antara mereka ada yang berhasil, ada pula yang tertinggal. Bagi mereka yang muncul bakat pemimpinnya, umumnya tampil sebagai pemimpin umat di lingkungannya sebagai motivator, dinamisator dan inovator. Ada juga yang tampil memegang jabatan strategis yang berada di jajaran Departemen Agama. Satu dua di antara mereka menjadi pimpinan pada organisasi politik dan memegang jabatan tertentu pada parlemen, terutama di daerah Sumatera Utara. 85 85 Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah. Ibid. Hal 24-26

C. Peran Al Washliyah Dalam Pendidikan Politik di Sumatera Utara