Pengertian Belajar Matematika Deskripsi Teoritik 1.

disenangi atau tidak disenangi, di sini responden menjawab setiap item atau pertanyaan yang sesuai dengan minatnya. 10 Lebih lanjut menurut Slameto ”Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu kegiatan” 11 Sependapat dengan hal tesebut, Crow Crow menyebutkan bahwa minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Dari beberapa karakterisistik minat yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas, maka penulis menetapkan indikator minat dalam penelitian ini adalah: perasaan senang, perhatian, keinginan yang kuat, ketekunan dan partisipasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan suatu objek secara sadar dan terus menerus dengan disertai perasaan senang tanpa paksaan. Minat akan menimbulkan adanya pemusatan perhatian lalu timbul usaha untuk: mendekatimengetahuimemilikimenguasai berhubungan yang dilakukan dengan perasaan senang karena adanya daya tarik dari objek yang dituju.

b. Pengertian Belajar Matematika

”Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.” 12 Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sehingga 10 Abdul Rahmat, Super Teacher…, h. 186. 11 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor ..., h. 180. 12 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 59 ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Menurut Slameto ”belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 13 Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan diri untuk memperoleh pengetahuan. Belajar akan menunjukkan adanya suatu perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman, hal tersebut diungkapkan oleh Cronbach ”Learning is show by a change in behavior as a result of experience” 14 Sedangkan Harold Spears memberikan batasan belajar pada memperhatikan, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar, dan mengikuti tujuan ”Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” 15 Dari beberapa pengertian belajar di atas, diketahui bahwa kata kunci dari pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku. Dan ciri- ciri yang menunjukkan bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah: 1 Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial. Aktual berarti perubahan tingkah laku itu dapat dilihat seperti: menulis dan membaca psikomotorik, sedangkan perubahan yang potensial berarti perubahan yang tidak dapat dilihat dan hanya dapat dirasakan oleh orang yang belajar saja seperti minat, keyakinan afektif atau peningkatan pengetahuan dan kemampuan analisis konitif . 13 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor ..., h. 2. 14 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, cet ke-11, h. 20. 15 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007, h. 54. 2 Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, afektif atau psikomotorik. 3 Adanya usaha atau aktifitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman memperhatikan, mengamati, memikirkan, merasakan, menghayati dan sebagainya atau dengan latihan melatih, menirukan. 16 Perubahan yang terjadi setelah proses belajar tidak hanya pada aspek kognitif berupa penambahan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mencakup aspek afektif dan aspek psikomotorik berupa meningkatnya minat, menciptakan sikap positif, meningkatkan keterampilan dan lain- lain. Seperti yang dijelaskan oleh Sardiman bahwa ”perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.” 17 Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa belajar akan membawa perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang cuek menjadi perhatian, dari yang tidak berminat menjadi berminat, dan lain-lain sebagai akibat dari pengalaman masing-masing individu yang belajar. Belajar bukanlah suatu tujuan tetapi belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Matematika disebut sebagai ratunya ilmu pengetahuan karena matematika merupakan ilmu yang mandiri, tanpa bantuan ilmu lain matematika dapat tumbuh dan berkembang untuk ilmunya sendiri. Namun dapat juga disebut sebagai pelayan ilmu pengetahuan karena perkembangan dan penemuan ilmu pengetahuan bergantung kepada matematika. Istilah matematika sendiri berasal dari bahasa Yunani, Mathematike, yang berarti “relating to learning“. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. 16 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ..., h. 56-57. 17 Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., h. 21. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar berpikir. 18 James and James mengungkapkan bahwa matematika adalah ”ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep- konsep yang berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyak dan terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.” 19 Menurut Russeffendi matematika adalah ”ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat akhirnya ke dalil atau teorema.” 20 Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika antara konsep matematika yang satu dengan konsep matematika yang lain saling berkaitan. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang paling kompleks. Sedangkan menurut Paling “matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia.” 21 Manusia akan menggunakan informasi, menggunakan pengetahuannya tentang bilangan, bentuk, dan ukuran serta menggunakan kemampuan berhitung dan mengingat untuk menemukan jawaban atas masalah yang dihadapinya sehari-hari. Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Karena itu, matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapai perkembangan 18 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA-UPI.2001, h. 18 19 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran ...., h. 18 20 Sri Anitah W, dkk., Materi Pokok Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 7.4. 21 Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 252. IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap siswa sejak SD, bahkan sejak TK. “matematika yang diberikan di sekolah baik pada jenjang pendidikan dasar SD dan SMP maupun pada jenjang pendidikan menengah SMU dan SMK, disebut dengan matematika sekolah”. 22 Dari berbagai pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang tersusun secara hierarkis, sistematis, memiliki konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain, dapat diterapkan di sekolah untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama baik pada jenjang pendidikan dasar SD dan SMP maupun pada jenjang pendidikan menengah SMU dan SMK dan dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika yang diajarkan di sekolah jelas berhubungan dengan siswa, sehingga dalam penyampaiannya perlu memperhatikan aspek psikologi terutama teori psikologi perkembangan. Karena ketika proses belajar, siswa memerlukan tahapan belajar sesuai dengan perkembangan jiwa dan kognitifnya. Ada dua obyek yang dapat diperoleh siswa ketika belajar matematika yaitu obyek tidak langsung dan objek langsung. 23 Obyek tidak langsung antara lain ialah kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, mandiri belajar, bekerja, dan lain-lain, bersikap positif terhadap matematika, dan mengetahui bagaimana semestinya belajar. 22 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran ...., h. 54 23 Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru Dalam Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA, Bandung: Tarsito, 2006, h. 165. Objek langsung ialah fakta, keterampilan, konsep dan aturan principle. 1 Fakta. Contoh fakta ialah angka lambang bilangan, sudut, ruas garis, symbol, notasi. 2 Keterampilan. Keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat. Misalnya membagi sebuah ruas garis menjadi 2 buah ruas garis yang sama panjang, melakukan pembagian cara singkat, membagi bilangan dengan pecahan, menjumlahkan pecahan, membagi pecahan decimal. 3 Konsep. Adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda obyek ke dalam contoh dan non contoh. Contoh suatu konsep ialah garis lurus. Dengan adanya konsep itu memungkinkan kita untuk memisahkan obyek-obyek; apakah obyek itu garis lurus atau bukan. 4 Aturan principle. Aturan ialah obyek yang paling abstrak. Aturan ini dapat berupa sifat, dalil atau teori. Contoh aturan ialah, “dua buah segitiga sama dan sebangun bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen”. Jerome Bruner mengemukakan bahwa belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur serta keterkaitan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Belajar matematika merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu. 24 Ada banyak alasan mengapa siswa perlu belajar matematika. Diantaranya menurut Cockroft ada enam alasan matematika perlu diajarkan kepada siswa, yaitu: 1 Selalu digunakan dalam segala kehidupan. 2 Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai. 3 Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas. 24 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran ...., h. 55. 4 Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara. 5 Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, kesadaran ruang. 6 Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. 25 Enam alasan tersebut mengukuhkan betapa pentingnya matematika dipelajari oleh siswa di sekolah. Dari pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa belajar matematika adalah belajar yang cenderung melatih dan membimbing siswa yang mengarah pada kemampuan di bidang kognitif, yaitu berkenaan dengan berpikir, mengetahui, memahami, bernalar dan memecahkan masalah. Belajar matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.

c. Minat Belajar Matematika