Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange

kelompok 1 A 4 B 1 C 3 C 2 A 1 B 4 B 2 A 3 C 4 kelompok 2 kelompok 4 C 1 B 3 A 2 kelompok 3 Gambar 2. Pola Pasangan Trio Putaran Kedua Keterangan: A = siswa yang memiliki kartu kuning B = siswa yang memiliki kartu merah C = siswa yang memiliki kartu hijau

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran secara klasikal. ”Dimana guru mengajar sejumlah siswa, biasanya antara 30 - 40 siswa di dalam sebuah ruangan dan proses pembelajaran biasanya berpusat pada guru.” 51 Para siswa cenderung mempunyai kemampuan minimum dan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Dengan kondisi seperti ini, kondisi belajar siswa secara individual baik menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar sukar diperhatikan oleh guru. Pada umumnya cara guru untuk menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran materi kepada siswanya berdasarkan pada informasi kemampuan siswa secara umum. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran konvensional antara lain, metode ceramah, metode diskusi, metode 51 Erman, S.Ar, dkk, Strategi Pembelajaran …, h. 214. tanya jawab, metode ekspositori, metode drill atau latihan, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode permainan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode ekspositori. Metode ekspositori adalah metode yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Terdapat beberapa karakteristik pada metode ekspositori, yaitu: a. Metode ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini. b. Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. 52 Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher centered approach. Dikatakan demikian, karena dalam metode ini guru memegang peran yang dominan, namun tidak sedominan dalam metode ceramah. Dengan metode ekspositori guru tidak hanya berceramah melainkan juga memberikan latihan atau tugas, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Oleh karena itu, metode ekspositori ini dapat dikatakan sebagai gabungan dari metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas. 52 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. VI, h. 179.

B. Kerangka Berpikir

Minat adalah suatu rasa lebih suka atau rasa keterikatan pada sesuatu tanpa ada yang menyuruh. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar, Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu, seorang siswa yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran, ia akan memberikan perhatian lebih terhadap pelajaran tersebut dan akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. Pentingnya minat dimiliki oleh siswa ketika belajar adalah karena minat yang besar terhadap suatu pelajaran merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Tidak terkecuali minat siswa pada pelajaran matematika, dengan adanya minat dalam diri siswa terhadap pelajaran matematika maka tujuan pembelajaran matematika akan mudah tercapai. Namun kenyataannya masih banyak siswa yang belajar dengan minat yang rendah terhadap pelajaran yang dipelajarinya. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika akan mempengaruhi pusat pikiran mereka, selain itu akan menimbulkan ketidaknyamanan atau tidak adanya kebahagiaan dalam belajar matematika. Adapun faktor yang mungkin menyebabkan rendahnya minat siswa untuk mempelajari matematika adalah kurangnya dorongan yang kuat dari dalam diri siswanya sendiri ketika belajar matematika, siswa kurang berkonsentrasi ketika belajar, siswa kurang percaya diri untuk mengerjakan latihan soal sendiri, dan kurangnya kesempatan siswa untuk belajar, berdiskusi, ataupun sharing dengan lebih banyak teman karena guru hanya menerapkan pembelajaran secara konvensional. Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, berdiskusi, ataupun sharing dengan lebih banyak teman dan diharapkan juga dapat meningkatkan minat mereka dalam belajar matematika adalah pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange RTE. RTE ini dirancang untuk melibatkan siswa secara langsung ke dalam mata pelajaran untuk membangun perhatian serta minat mereka, memunculkan keingintahuan mereka, dan merangsang berfikir. Tujuan dari pembelajaran