Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Hal inilah yang harus terus diperhatikan dan dikembangkan khususnya oleh pemerintah baik pusat maupun daerah berupa berbagai kebijakan yang
mendukung pengembangan UMKM karena UMKM memiliki potensi dan peluang untuk terus berkembang bahkan mampu bersaing di tingkat regional dan
internasional. Beberapa potensi dan peluang tersebut adalah : 1.
UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia. 2.
Masih besarnya pangsa pasar dalam negeri bagi pelaku UMKM. 3.
UMKM lebih banyak menggunakan bahan baku lokal dengan dukungan sumber daya alam Indonesia.
4. Komposisi modal sendiri lebih besar dari modal luar.
5. Kebutuhan pembiayaan tidak terlalu besar.
6. NPLNPF kredit perbankan masih di bawah 5.
7. Lebih fleksibel terhadap krisis ekonomi global.
5
Beberapa kelemahan internal juga masih menjadi permasalahan mendasar yang harus segera diselesaikan sehingga terbentuk UMKM yang profesional dan
berdaya saing internasional. Beberapa kelemahan tersebut adalah :
6
1. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen.
5
Presentasi Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM pada Indonesia Microfinance Conference II, Jakarta, 2 Desember 2009.
6
Presentasi Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan pada Indonesia Microfinance Conference II, Jakarta, 2 Desember 2009.
2. Kelemahan struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur
akses terhadap sumber-sumber permodalan. 3.
Kelemahan memperoleh peluang akses pasar dan memperbesar pangsa pasar.
4. Keterbatasan pemanfaatan akses dan dan penguasaan teknologi terapan.
5. Rendahnya kualitas SDM yang meliputi aspek kompetensi, keterampilan, etos
kerja, karakter, kesadaran akan pentingnya konsistensi mutu dan standarisasi mutu dan jasa, serta wawasan kewirausahaan.
6. Keterbatasan penyediaan bahan baku mulai dari jumlah yang dapat dibeli,
standarisasi kualitas yang ada, maupun panjangnya rantai distribusi bahan baku.
7. Efisiensi kerja rendah atau pengelolaan usaha berbiaya tinggi sehingga kurang
bisa diperhitungkan secara ekonomis
7
. Pemerintah sebagai salah satu stakeholder pengembangan UMKM
seharusnya tidak hanya fokus pada sektor pembiayaan atau permodalan sebagai salah satu komponen pengembangan UMKM, tetapi juga harus fokus pada
berbagai sektor yang mendukung pengembangan tersebut, sektor tersebut antara lain administrasi, produksi, manajemen, pemasaran dan teknologi. Selain itu,
pemerintah juga harus bersinergi dengan pihak swasta dalam proses
7
Tulus Tambunan dalam bukunya Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia; Beberapa Isu Penting, mengelompokkan masalah atau kelemahan UMKM ini kepada 5 lima bagian, yaitu kesulitan
pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM, masalah bahan baku dan keterbatasan teknologi.
pendampingan dan pengembangan ini sehingga sesuai dengan amanat Undang- undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.
Dalam rangka mengimplementasikan undang-undang dan peraturan pemerintah di atas, Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat bekerjasama dengan
Pemerintah Propinsi Jawa Barat bersinergi melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM di Jawa Barat dengan membentuk lembaga bernama
Pusat Pengembangan Pendamping UKM atau disingkat P3UKM yang bertugas mengembangkan dan memberdayakan pendamping UKM di kota dan kabupaten
di Jawa Barat. P3UKM menaungi 112 pendamping dengan rincian 75 pendamping individu dan 37 pendamping lembaga di seluruh Jawa Barat.
8
Penulis tertarik untuk meneliti mengenai pola dan peran pendampingan yang dilakukan oleh pendamping individu, karena selama ini penelitian lebih
banyak dilakukan kepada pendamping UKM yang berbentuk lembaga. Dalam penelitian ini, penulis fokus membahas Program Pendamping UMKM yang
dilakukan oleh pendamping individuperorangan. Para pendamping yang menjadi mitra dari P3UMKM harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
P3UMKM yaitu :
8
Pusat Pengembangan Pendamping UKM, Buku Panduan P3UKM Bandung: Pusat Pengembangan Pendamping UKM, 2010, h. 14.
a. Berpengalaman dalam pemberdayaan UMKM minimal 3 UMKM.
b. Memiliki komitmen yang jelas dalam pembinaan UMKM.
c. Menguasai teknis pendampingan terhadap UMKM.
d. Mempunyai jaringan kerja yang luas.
e. Memiliki sumber pendanaan untuk pembiayaan operasional.
9
Adapun layanan yang diberikan oleh Pendamping UMKM meliputi kegiatan antara lain :
1. Penyusunan rencana usaha
2. Penyusunan proposal kreditpembiayaan
3. Penyusunan administrasi keuangan
4. Promosi dan pemasaran melalui pameran-pameran
5. Temu usaha
10
Mengingat begitu pentingnya pertumbuhan dan perkembangan UMKM, maka semua faktor yang dapat memperngaruhinya harus terus diupayakan dan
dibantu dengan serius dan konsisten dari semua pihak. Baik itu pemerintah, para pelaku UMKM, lembaga keuangan, swasta maupun masyarakat itu sendiri.
Atas latar belakang permasalahan mengenai pentingnya keberadaan UKM dan pengembangannya yang selama ini belum komprehensif serta faktor
pendamping individu sebagai salah satu stakeholder yang sangat krusial, maka
9
Ibid, h.9.
10
Ibid, h.10.
penulis melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendampingan UMKM di Jawa Barat dengan mengambil lokasi di Kota Sukabumi dalam sebuah skripsi
dengan judul ”Peran Pusat Pengembangan Pendamping Usaha Kecil dan Menengah P3UKM Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah UMKM di Kota Sukabumi
” B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, sangat diperlukan pembatasan beberapa pembatasan dalam penelitiannya. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada pola dan
peran pendamping individu dalam hal ini Saudara Riki Koswara S.IP sebagai pendamping UKM yang bekerja untuk Pusat Pengembangan Pendamping UKM
P3UKM Jawa Barat dan pengaruhnya terhadap perkembangan UKM binaan yang ada di Kota Sukabumi. Pemilihan penelitian terhadap pendamping individu
dilakukan karena belum banyak penelitian sebelumnya yang dilakukan. Dari uraian pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan dalam bentuk-bentuk pertanyaan berikut ini: 1.
Bagaimana pola pendampingan pendamping UKM yang dilakukan khususnya oleh pendamping individu terhadap UKM di Kota Sukabumi?
2. Bagaimana perannya dalam pengembangan UKM?
3. Bagaimana pengaruh pendampingan tersebut terhadap perkembangan UKM di
Kota Sukabumi?