POLA DAN PERAN PENDAMPING INDIVIDU P3UKM DALAM PENGEMBANGAN UMKM BINAAN DI KOTA PENUTUP
kewirausahaan usaha mikro, kecil dan menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri. Kedua, Perwujudan
kebijakan yang transparan, akuntabel dan berkeadilan. Ketiga, Pengembangan usaha berbasis potensi daerah
dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi usaha mikro, kecil dan menengah. Keempat, Peningkatan daya
saing usaha mikro, kecil dan menengah, dan Kelima, Penyelenggaraan
perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian secara terpadu.
3. Tujuan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 5 menjelaskan bahwa tujuan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah yang
dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta adalah Pertama, Mewujudkan struktur perekonomian nasional
yang seimbang, berkembang dan berkeadilan. Kedua, Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha
mikro, kecil dan menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Ketiga, Meningkatkan peran usaha mikro,
kecil dan menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
4. Fungsi dan Peran
Lembaga pembinaan dan pengembangan memegang peranan yang sangat strategis dalam upaya pengembangan UMKM, yaitu sebagai salah satu
lembaga pendukung dalam program pemberdayaan dan pengembangan UMKM di Indonesia.
5. Aspek Aspek Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 7 Ayat 1 menjelaskan bahwa pemberdayaan UMKM yang dilakukan baik oleh
pemerintah maupun pihak swasta harus mencakup berbagai aspek, yaitu: pendanaan, sarana dan prasarana,
informasi
usaha, kemitraan,
perizinan usaha,
kesempatan berusaha, promosi dagang dan dukungan kelembagaan. Sedangkan Pasal 16 Ayat 1 menjelaskan
bahwa pengembangan usaha meliputi aspek: produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, serta
desain dan teknologi.