Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dikategorikan ke dalam proses kognitif membedakan pada jenjang menganalisis C4. 3 Soal nomor 36 Pada soal nomor 36, disajikan 5 buah gambar yang menunjukkan eksperimen tentang korosi, peserta didik diminta untuk menentukan gambar yang akan mengalami korosi lebih cepat. Untuk menyelesaikan soal ini, peserta didik dituntut untuk dapat memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosi serta faktor-faktor yang dapat mempercepat terjadinya korosi, kemudian menentukan gambar yang akan mengalami korosi lebih cepat berdasarkan informasi perlakuan pada masing- masing gambar. Karena untuk menyelesaikan soal ini peserta didik mendeskriminasikan data perlakuan yang relevan dan tidak relevan dalam mempercepat terjadinya korosi, maka soal ini dikategorikan ke dalam proses kognitif membedakan pada jenjang menganalisis C4. b. Mengorganisasi Berdasarkan Gambar 4.1, sub kategori ini diukur oleh soal-soal yang ditanyakan pada UN Kimia tahun ajaran 20112012 maupun 20122013. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa soal-soal UN Kimia tahun 36. Gambar berikut menunjukkan eksperimen tentang perkaratan korosi: Perkaratan korosi akan lebih cepat terjadi pada gambar tabung nomor... A. I B. II C. III D. IV E. V ajaran 20112012 yang mengukur proses kognitif mengorganisasi terdistribusi pada item soal nomor 1, 11, dan 24. Adapun soal-soal UN Kimia tahun 20122013 yang mengukur proses kognitif ini terdistribusi pada item soal nomor 4, 22, dan 30. 1 Soal nomor 1 Pada soal nomor 1, disajikan dua buah unsur A dan B berikut nomor atomnya, peserta didik diminta untuk menentukan bentuk molekul dan kepolaran senyawa yang terbentuk dari kedua unsur tersebut. Soal ini menuntut peserta didik untuk memahami konsep struktur atom, yaitu menuliskan konfigurasi elektron, menentukan jumlah elektron valensi, mendeskripsikan bagaimana kecenderungan 2 buah unsur untuk mencapai kestabilan saat pembentukan ikatan, mengidentifikasi unsur apakah termasuk logam atau nonlogam, menentukan jenis ikatan yang terjadi antara 2 buah unsur yang berikatan, menentukan rumus senyawa dari 2 buah unsur yang berikatan dan menggambarkan struktur Lewis dari pembentukan ikatan tersebut, merumuskan tipe molekul, menentukan bentuk molekul, dan menentukan kepolarannya. Karena untuk menyelesaikan soal ini peserta didik membangun hubungan yang sistematis dan padu antarpotongan informasi terkait beberapa sub konsep kimia, dimana mereka harus memilah- milah sub konsep kimia yang relevan dan mengaplikasikannya dalam setiap tahapan penyelesaian, maka soal ini dikategorikan ke dalam proses kognitif mengorganisasi pada jenjang menganalisis C4. 1. Suatu senyawa terbentuk dari dua buah unsur 1 A dan 8 B. Senyawa tersebut memiliki bentuk molekul dan kepolaran berturut- turut …. A. Tetrahedral dan polar B. Tetrahedral dan non polar C. Bentuk V dan polar D. Bentuk V dan non polar E. Oktahedral dan non polar 2 Soal nomor 11 Pada soal nomor 11, disajikan data uji pH dua buah air limbah menggunakan beberapa indikator, peserta didik diminta untuk memperkirakan pH air limbah 1 dan 2. Untuk menyelesaikan soal ini, peserta didik dituntut untuk memahami konsep pH larutan, yaitu metode pengukuran dan terapannya. Salah satu metode pengukuran pH larutan adalah menggunakan indikator yang memiliki trayek perubahan warna tertentu. Pemahaman mengenai trayek perubahan warna indikator diperlukan peserta didik untuk menemukan cara yang tepat dalam memperkirakan pH larutan uji menggunakan indikator tertentu. Pada uji pH air limbah 1 dan 2, terdapat 3 indikator yang digunakan. Setiap indikator memiliki trayek pH yang berbeda. Untuk dapat memperkirakan pH air limbah 1 dan 2, peserta didik harus dapat mengkombinasikan data uji pH dari semua indikator pada masing-masing air limbah. Karena dalam penyelesaian soal ini peserta didik dituntut untuk membangun hubungan yang sistematis antarpotongan informasi, dan menjadikannya sebagai sebuah struktur yang saling melengkapi, maka soal ini dikategorikan ke dalam proses kognitif mengorganisasi pada jenjang menganalisis C4. 11. Perhatikan data uji pH dua buah air limbah berikut Dari hasil pengujian maka pH air limbah 1 dan 2 berturut- turut adalah …. A. 4,2 ≤ pH ≤ 8,3 dan pH ≥ 10,0 B. pH ≤ 4,2 dan 6,3 ≤ pH ≤ 10,0 C. pH ≤ 8,3 dan pH ≥ 10 D. 4,2 ≤ pH ≤ 8,3 dan 6,3 ≤ pH ≤ 10,0 E. pH ≤ 4,2 dan pH ≥ 10 3 Soal nomor 24 Pada soal nomor 24, disajikan rumus molekul dan hasil reaksi identifikasi senyawa karbon, peserta didik diminta untuk menentukan gugus fungsi senyawa karbon tersebut. Soal ini menuntut peserta didik untuk memahami konsep isomer isomer fungsional, mengenali gugus-gugus fungsi senyawa turunan alkana, serta memahami sifat dan reaksi senyawa karbon. Untuk menyelesaikan soal ini, peserta didik dituntut untuk mengidentifikasi rumus umum senyawa berdasarkan rumus molekul yang diketahui, mengklasifikasikannya ke dalam salah satu golongan senyawa turunan alkana berdasarkan proses analisis data yang berupa informasi rumus molekul dan hasil reaksi identifikasinya, serta menentukan gugus fungsi yang dimilikinya. Karena dalam penyelesaian soal ini peserta didik dituntut untuk membangun hubungan yang sistematis antarpotongan informasi berupa rumus molekul dan hasil reaksi identifikasi, dan menjadikannya sebagai sebuah struktur yang saling melengkapi, maka soal ini dikategorikan ke dalam proses kognitif mengorganisasi pada jenjang menganalisis C4. 24. Hasil reaksi identifikasi senyawa dengan rumus molekul C 3 H 6 O 2 sebagai berikut: 1 Dapat memerahkan lakmus biru; dan 2 Dapat menetralkan larutan yang bersifat basa. Gugus fungsi senyawa karbon tersebut adalah …. 4 Soal nomor 4 Pada soal nomor 4, disajikan dua buah unsur X dan Y berikut konfigurasi elektronnya, peserta didik diminta untuk menentukan bentuk molekul senyawa yang terbentuk dari kedua unsur tersebut. Soal ini menuntut peserta didik untuk memahami konsep struktur atom, yaitu menentukan jumlah elektron valensi suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya, mendeskripsikan bagaimana kecenderungan dua buah unsur untuk mencapai kestabilan saat pembentukan ikatan, mengidentifikasi unsur apakah termasuk logam atau non logam, menentukan jenis ikatan yang terjadi antara dua buah unsur yang berikatan, menentukan rumus senyawa dari dua buah unsur yang berikatan dan menggambarkan struktur Lewis dari pembentukan ikatan tersebut, merumuskan tipe molekul, dan menentukan bentuk molekul. Karena untuk menyelesaikan soal ini peserta didik membangun hubungan yang sistematis dan padu antarpotongan informasi terkait beberapa sub konsep kimia, dimana mereka harus memilah-milah sub konsep kimia yang relevan dan mengaplikasikannya dalam setiap tahapan penyelesaian, maka soal ini dikategorikan ke dalam proses kognitif mengorganisasi pada jenjang menganalisis C4. 4. Unsur X memiliki konfigurasi elektron: 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 4 dan unsur Y memiliki konfigurasi elektron: 1s 2 2s 2 2p 2 . Bentuk molekul yang terjadi jika kedua unsur tersebut berikatan menurut aturan oktet adalah... A. linear B. bentuk V C. segiempat datar D. segitiga piramida E. segitiga bipiramida 5 Soal nomor 22 Pada soal nomor 22, disajikan rumus umum senyawa karbon berikut sifat dan reaksinya, peserta didik diminta untuk menentukan gugus fungsi senyawa karbon tersebut. Soal ini menuntut peserta didik untuk memahami konsep isomer isomer fungsional, mengenali gugus-gugus fungsi senyawa turunan alkana, serta memahami sifat dan reaksi senyawa karbon. Untuk menyelesaikan soal ini, peserta didik dituntut untuk mengklasifikasikan senyawa dengan rumus umum C n H 2n O 2 ke dalam salah satu golongan senyawa turunan alkana berdasarkan proses analisis data yang berupa informasi rumus umum senyawa tersebut dan kekhasan sifat serta reaksinya, kemudian menentukan gugus fungsi yang dimilikinya. Karena dalam penyelesaian soal ini peserta didik dituntut untuk membangun hubungan yang sistematis antarpotongan informasi berupa rumus umum dan kekhasan sifat serta reaksi senyawa karbon, dan menjadikannya sebagai sebuah struktur yang saling melengkapi, maka soal ini dikategorikan ke dalam proses kognitif mengorganisasi pada jenjang menganalisis C4. 22. Suatu senyawa karbon mempunyai rumus umum C n H 2n O 2 . Senyawa tersebut jika dipanaskan dengan etanol dan sedikit asam sulfat pekat akan menghasilkan zat yang berbau harum. Gugus fungsi senyawa tersebut adalah .... 6 Soal nomor 30 Pada soal nomor 30, disajikan sebuah persamaan reaksi kesetimbangan berikut data perubahan entalpinya, peserta didik diminta untuk menemukan tindakan yang paling tepat agar kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan produk. Soal ini menuntut peserta didik untuk memahami reaksi eksoterm dan endoterm, serta faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan berdasarkan azas Le Chatelier. Untuk menyelesaikan soal ini, peserta didik dituntut untuk dapat mengidentifikasi persamaan reaksi kesetimbangan pada soal berdasarkan jenis reaksinya eksoterm dan endonterm dan masing- masing jumlah koefisien reaktan dan produknya, serta menggunakan hasil identifikasi tersebut untuk menemukan tindakan yang paling tepat sesuai azas Le Chatelier agar kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan produk SO 3 . Karena dalam penyelesaian soal ini peserta didik dituntut untuk membangun hubungan yang sistematis antarpotongan informasi berupa jenis reaksi dan masing-masing jumlah koefisien reaktan dan produknya, dan menjadikannya sebagai sebuah struktur yang saling melengkapi, maka soal ini dikategorikan ke dalam proses kognitif mengorganisasi pada jenjang menganalisis C4. 30. Reaksi penting pada pembuatan H 2 SO 4 dalam kesetimbangan: 2SO 2 g + O 2 g 2SO 3 g ΔH = –188,2 kJ Agar kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan SO 3 , tindakan yang dilakukan adalah.... A. Menggunakan katalis dan menurunkan suhu B. Menaikkan tekanan dan menurunkan suhu C. Memperbesar volume dan menambah suhu D. Menaikkan suhu dan tekanan reaksi E. Menurunkan tekanan dan menambah suhu c. Mengatribusikan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sub kategori ini tidak ditemukan pada soal-soal yang ditanyakan dalam UN Kimia tahun ajaran 20112012 maupun 20122013. Hal itu tidak terlepas dari bagaimana proses kognitif ini terjadi. Menurut Krathwohl, mengatribusikan terjadi ketika peserta didik mampu menentukan sudut pandang, opini, nilai, atau tujuan pengarang dibalik komunikasi. 5 Komunikasi ini antara lain dapat berupa suatu tulisan yang mengandung informasi, dari informasi tersebut peserta didik dituntut untuk menentukan sudut pandang atau tujuan pengarangnya. 2. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi yang Diukur pada Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 20112012 dan 20122013 Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 adalah untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir, dan analisis peserta didik. 6 Di tingkat SMAMA, bahan yang dikaji dalam mata pelajaran Kimia adalah segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. 7 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sebenarnya cukup kondusif untuk mengembangkan pembelajaran pada aspek kognitif keterampilan berpikir, karena kurikulum tersebut memposisikan peserta didik sebagai pusat belajar Student-Centered. Namun demikian, ditinjau dari perbandingan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diukurnya, soal UN Kimia tahun ajaran 20112012 maupun 20122013 hanya 5 Ibid., h. 124 6 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, Standar Kompetensi Lulusan SKL, h. 346 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah , Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Diakses tanggal 8 Oktober 2013, h. 7, http:sasterpadu.tripod.comsas_storeKimia.pdf mengukur kemampuan peserta didik pada jenjang kognitif menganalisis C4. Dari kedua naskah soal yang dianalisis, tidak ada satu pun item soal yang mengukur keterampilan berpikir pada kategori proses kognitif mengevaluasi C5 dan mencipta C6. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Edith R. Dempster dalam penelitiannya yang bertujuan untuk membandingkan tuntutan dari naskah ujian Biologi tahun 2004 di Kenya, Zambia, Ghana, dan Afrika Selatan. Dalam hasil penelitiannya, dia mengemukakan bahwa pertanyaan yang menuntut kategori proses kognitif menganalisis , mengevaluasi, dan mencipta pada ujian di beberapa negara jumlahnya sangat sedikit. 8 Penyebab jarang munculnya jenjang kognitif mengevaluasi C5 dan mencipta C6 pada soal ujian misalnya UN, dipengaruhi oleh bentuk instrumen yang digunakan. Pada UN, instrumen yang digunakan adalah soal UN yang merupakan jenis tes objektif berbentuk pilihan ganda. Walaupun soal pilihan ganda memungkinkan evaluator untuk mengukur keterampilan kognitif peserta didik pada jenjang yang bervariasi, namun sebagaimana diungkapkan oleh Wei-Hua Lan dan Chiou-Lan Chern, jenjang kognitif mengevaluasi C5 dan mencipta C6 cukup sulit diujikan melalui soal-soal yang berbentuk pilihan ganda, hal itu dikarenakan keduanya lebih kepada keterampilan-keterampilan produktif. 9 Jenjang kognitif mengevaluasi C5 dan mencipta C6 merupakan dua jenjang kognitif teratas pada Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Pada jenjang kognitif mengevaluasi C5, peserta didik dituntut untuk dapat membuat keputusan dengan berbagai pertimbangan yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. 10 Adapun pada jenjang kognitif mencipta C6, peserta didik dituntut untuk dapat menghasilkan produk 8 Edith R. Dempster, Comparison of Exit-Level Examinations in Four African Countries, J Soc Sci , 331, 2012, p. 66 9 Wei-Hua Lan and Chiou- an Chern, Using Revised Bloom’s Ta onomy to Analyze Reading Comprehension Questions on the SAET and the DRET, Contemporary Educational Research Quarterly , 183, 2010, pp. 165-206, p. 183 10 Anderson dan Krathwohl eds, op. cit., h. 125 baru dengan mereorganisasi sejumlah komponen atau bagian menjadi sebuah pola atau struktur baru. 11 Walaupun pada soal UN Kimia 20112012 dan 20122013 tidak menunjukkan adanya item soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi pada jenjang mengevaluasi C5 dan mencipta C6, perbandingan jumlah soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi pada kedua soal tersebut dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah soal yang mengukur jenjang menganalisis. Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diukur pada soal UN Kimia tahun ajaran 20122013 menunjukkan persentase yang lebih besar dibandingkan pada soal UN Kimia tahun 20112012. Hal itu didasarkan pada perbandingan jenjang kognitif menganalisis yang diukur pada soal-soal yang ditanyakan dalam dua periode UN tersebut. Jenjang dimensi proses kognitif menganalisis yang diukur pada soal UN Kimia tahun ajaran 20122013 15 menunjukkan persentase dua kali lipat lebih besar dibandingkan pada soal UN Kimia tahun 20112012 7,5. 11 Ibid., h. 128 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dikembangkan pada soal Ujian Nasional UN Kimia yang dianalisis hanya diwakili oleh jenjang kognitif menganalisis C4, yakni dengan persentase 7,5 pada soal UN Kimia tahun ajaran 20112012 dan 15 pada soal UN Kimia tahun ajaran 20122013. Sub kategori jenjang kognitif menganalisis C4 yang dikembangkan pada kedua naskah soal UN Kimia tersebut hanya meliputi proses kognitif membedakan dan mengorganisasi. Berdasarkan proporsi jenjang kognitif menganalisis C4 yang dikembangkan, soal UN Kimia tahun ajaran 20122013 mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dengan persentase yang lebih besar 15 dibandingkan soal UN Kimia tahun ajaran 20112012 7,5.

B. Saran

1. Masih rendahnya kategori dimensi proses kognitif level tinggi yang diukur pada soal UN Kimia SMA diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan untuk perbaikan mutu pendidikan nasional pada masa yang akan datang. 2. Perbaikan mutu pendidikan nasional ditinjau dari aspek pengembangan keterampilan berpikir peserta didik dalam proses pembelajaran maupun soal evaluasi perlu mendapat perhatian penting dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun guru. 3. Peningkatan jumlah soal UN yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi ini diharapkan menjadi motivasi bagi guru untuk mengembangkan soal-soal yang dapat memfasilitasi peserta didik berpikir pada jenjang yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Alawiyah, F. 2012. Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2012, Jurnal Aspirasi, 4 9. Jakarta: Pusat Pengkajian Data dan Informasi Anderson, L. W., and Krathwohl, D. R. eds. 2001. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom . Agung Prihantoro. 2010. Alih Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Anonim. “Mendikbud: 2013, UN Akan ebih Sulit”. http:esq- news.com2012berita0605mendikbud-2013-un-akan-lebih-sulit.html . Diakses tanggal 14 Mei 2014. Arifin, Z. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya . 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta . 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Azar, A. 2005. Analysis of Turkish High-School Physics-Examination Questions and University ntrance ams Questions According To Blooms’ Taxonomy. Journal of Turkish Science Education, 22 Badan Standar Nasional Pendidikan. Laporan BSNP Tahun 2010. http:www.bsnp-indonesia.orgidwp-contentuploads201204Laporan- BSNP-2010.pdf . Diakses tanggal 17 Mei 2014. . Kisi-Kisi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 20112012. http:bsnp- indonesia.orgidwp-contentuploads201112SK-BSNP-tentang-Kisi- kisi1.pdf . Kisi-kisi Soal Ujian Nasional SMAMA. http:bsnp- indonesia.orgidwp-contentuploads201211Kisi-Kisi-SMP-SMASMK- PLB-tahun-2012-2013.pdf Banerjee, M. 1999. Beyond Kappa: A review of Interrater Agreement Measures. The Canadian Journal of Statistic , 271, 3-23. Baumgartner, T. A., Jackson. A. S., Mahar. M. T., and Rowe. D. A. 2007. Measurement for Evaluation in Physical Education and Exercise Science . New York: Mc-Graw-Hill Brookhart. S. M. 2010. How to Asses Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom . Virginia USA: ASCD Dempster, E. R. 2012. Comparison of Exit-Level Examinations in Four African Countries. J Soc Sci, 331, 55-70. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. http:sasterpadu.tripod.comsas_storeKimia.pdf . Diakses tanggal 8 Oktober 2013. Gronlund, N. E. 1981. Measurement and Evaluation in Teaching. Fourth Edition. New York: McMillan Publishing Company . 1995. Measurement and Evaluation in Teaching. Seventh Edition, United States of America: Prentice Hall, Inc Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara . 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Human Development Report 2013 –The Rise of the South: Human Progress in Diverse World. New York: United Nation Development Programme Karamustafaoğlu, S., Sevim, S., Karamustafaoğlu, O., and Çepni, S. 2003. Analysis Of Turkish High-School Chemistry-Examination Questions According To Bloom’s Ta onomy, Chemistry Education: Research and Practice , 41. King, FJ., Goodson, L., and Rohani, F. Assesment: Evaluation Educational Service Program . The Center for Advancement of Learning and Assessment. www.cala.fsu.edu . Diakses tanggal 3 Februari 2014 Kocakaya, S., and Gönen, S. 2010. Analysis of Turkish High-School Physic- amination Question According to Bloom’s Ta onomy. Asia-Pacific Forum on Science Learning And Teaching , 111 Kubiszyn, T., and Borich, G. 2010. Educational Testing Measurement: Classroom Aplication and Practice . Ninth Edition. United State: John Wiley Sons, Inc Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, Standar Kompetensi Lulusan SKL. Lampiran Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0011PBSNPXII2011 Tentang Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Kejuruan Tahun Pelajaran 20112012. Lampiran Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0020PBSNPI2013 Tentang Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan, serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket AUla, Program Paket BWustha, Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 20122013. Lan, Wei-Hua., and Chern, Chiou-Lan. 2010. Using Revised Bloom’s Ta onomy to Analyze Reading Comprehension Questions on the SAET and the DRET. Contemporary Educational Research Quarterly, 183. pp. 165- 206. Lazear, D. 2004. Higher-Order Thinking: The Multiple Intelligences Way. Chicago: Zephyr Press Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik: Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama . Yogyakarta: Rake Sarasin Mulyasana, D. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Nitko, A. J. 1983. Educational Tests and Measurement: An Introduction, New York: Harcout Brace Jovanovich, Inc. Noll, V. H. 1965. Introduction to Educational Measurement. Boston: Houghton Mifflin Company Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah