Instrumen Penelitian Uji Keabsahan Data

b. Memasukkan kode pengamatan dalam tabel kontingensi. Tabel kontingensi kesepakatan pengamatan pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.6 Format Tabel Kontingensi Kesepakatan Pengamatan pada Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 20112012 dan 20122013 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi No. Soal Jenjang Dimensi Proses Kognitif Soal UN Kimia Tahun Ajaran 20112012 Dimasukkan pada sel nomor: Jenjang Dimensi Proses Kognitif Soal UN Kimia Tahun Ajaran 20122013 Dimasukkan pada sel nomor: Pengamat I Pengamat II Pengamat I Pengamat II 1. 2. Dst Setelah dimasukkan ke dalam tabel kontingensi, data digambarkan dengan format sebagai berikut: Tabel 3.7 Format Lain Tabel Kontingensi Kesepakatan Pengamatan pada Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 20112012 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi Pengamat I P enga mat II C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Amatan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Amatan Penggambaran data sebagaimana format Tabel 3.7 juga dilakukan pada data kategorisasi soal UN Kimia Tahun Ajaran 20122013 yang diperoleh dari 2 pengamat. c. Menghitung banyaknya kecocokan Angka-angka kecocokan ditunjukkan oleh sel-sel yang terletak diagonal dengan kolom jumlah. Banyaknya kecocokan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah I:C1 –II:C1, I:C2–II:C2, I:C3–II:C3, I:C4 –II:C4, I:C5–II:C5, atau I:C6–II:C6. d. Menentukan koefisien kesepakatan pengamatan Data yang terdapat pada tabel kontingensi kesepakatan selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus untuk menentukan nilai koefisien kesepakatan KK pengamatan. Penentuan nilai KK ini dilakukan untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan. Penentuan toleransi perbedaan hasil pengamatan dilakukan dengan teknik pengetesan reliabilitas pengamatan. Rumus yang banyak digunakan untuk menentukan koefisien kesepakan pengamatan adalah rumus yang dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes yang dalam Arikunto telah mengalami modifikasi sebagai berikut: 13 Dengan keterangan: KK = Koefisien kesepakatan S = Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1 N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2 2. Menginterpretasikan data koefisien kesepakatan pengamatan Data hasil perhitungan koefisien kesepakatan yang diperoleh, kemudian direkapitulasi berdasarkan kategori kappa untuk mengetahui apakah kesepakatan antar pengamat tergolong sangat buruk, bagus, atau sangat bagus. Kategori kappa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 14 0,40 = sangat buruk 0,40 – 0,75 = bagus 0,75 = sangat bagus 13 Ibid., h. 243 14 Mousumi Banerjee, Beyond Kappa: A review of Interrater Agreement Measures, The Canadian Journal of Statistic , 271, 1999, p. 6