Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada permulaan abad ke-20 masyarakat Islam Indonesia telah mengalami beberapa perubahan baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan, maupun pencerahan. Banyak alasan yang dapat menjelaskan perubahan ini, salah satunya adalah dorongan untuk melawan penjajahan bangsa Belanda. Tidak mungkin bangsa Indonesia harus mempertahankan segala aktifitas dengan cara tradisional untuk melawan kekuatan-kekuatan kolonialisme Belanda. Mereka mulai menyadari perlunya perunbahan-perubahan, apakah dengan menggali mutiara- mutiara Islam dari masa lalu yang telah memberi kesanggupan umat Islam pada abad pertengahan untuk mengatasi Barat, ataukah dengan menggunakan metode- metode baru yang telah dibawa ke Indonesia oleh Belanda. Seperti halnya umat Islam di Negara-negara Timur Tengah, perlawanan terhadap kolonialisme telah mendorong ummat Islam untuk mengadakan pembaharuan. Gerakan pembaharuan ini tidak mungkin berjalan bila tidak diikuti perubahan di bidang pendidikan. Dengan otomatis perubahan Islam berjalan seiring dengan pembaruan pendidikan Islam. 1 Selama kurun waktu lebih dari tiga abad, Indonesia berada di bawah kolonialisme Belanda. Dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam, berada pada titik terendah dan belum bisa memberikan kontribusi terhadap kemajuan 1 Junus Salam, KH. Ahmad Dahlan; Amal dan Perjuangannya Jakarta : Alwasath, 2009, h. 74. 2 bangsa. Hal ini terjadi akibat pola pikir umat Umat Islam yang sempit dalam menginterpretasikan ayat-ayat al-Quran, ditambah dengan adanya diskriminasi kaum penjajah terhadap pendidikan Islam, sehingga yang terjadi adalah adanya dikotomi pendidikan Islam dan pendidikan umum. Pendidikan yang dikelola umat Islam baru berupa pondok yang tidak memenuhi tuntutan dan kehendak zaman. Sistem pelajaran diberikan secara tradisional, tanpa kurikulum, tanpa tahun ajaran, tanpa administrasi dengan murid- murid duduk melingkar di sekeliling guru. Pelajaran yang diberikan hanya meliputi pelajaran agama, yang kemudian pada akhirnya lulusan dari pondok pesantren biasa disebut santri atau ulama. Di pihak lain pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah yang bersifat sekuler, dalam arti pelajaran agama tidak diberikan dengan dalih netral agama. 2 KH. Ahmad Dahlan tampil membuat suatu sistem pendidikan modern dengan cara memadukan unsur-unsur yang baik dari sistem pendidikan Belanda dengan sistem pendidikan tradisional pondok pesantren. Untuk itulah didirikannya sekolah-sekolah agama madrasah dengan sistem modern, yaitu menggunakan ruang sekolah, bangku kursi, kurikulum, tahun ajaran serta administrasi yang teratur, 3 dengan memadukan antara pelajaran agama dengan pelajaran umum. Dalam usaha mencerdaskan kehidupan Umat, KH. Ahmad Dahlan melalui organisasi yang didirikannya yaitu Muhammadiyah mempelopori suatu sistem pendidikan modern yang memberikan kurikulum pengetahuan umum di sekolah madrasah dan kurikulum agama disekolah umum. Upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan dilaksanakan lebih lanjut melalui organisasi yang didirikannya tersebut. Pandangan muslim tradisionalis terlalu menitik beratkan pada aspek spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Namun -yang berbeda dengan kyai-kyai lain ketika itu yang lebih concern kepada agama- KH. Ahmad Dahlan 2 Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan, Jakarta : Rajawali Pers, 2009, h. 91. 3 Lukman Harun, Muhammadiyah Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1990, h. 2. 3 berpandangan bahwa kemajuan materil merupakan prioritas karena dengan cara itu kesejahteraan mereka akan bisa sejajar dengan kaum kolonial. Kiprah KH. Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah sebagai sarana dalam merealisasikan ide-idenya, menyimpan rahasia kebesaran sebagai orang yang berpandangan visioner, kosmopolitan, responsif, dan tajam pemikirannya. Hal yang menjadi perhatian penulis dalam skripsi ini adalah meneliti lebih jauh akan kiprah beliau dalam upaya membangun modernisasi pendidikan Islam yang lebih maju, yang pada waktu itu jelas mengalami dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan meneliti masalah tersebut dan akan tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul : Kiprah KH. Ahmad Dahlan dalam Modernisasi Pendidikan Islan di Indonesia .

B. Identifikasi Masalah