41
D. Jasa-jasa dan Wafatnya KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan merupakan tipe manusia amal, karena dalam hidupnya
beliau lebih mengutamakan beramal dari pada berteori. Beliau menafsirkan Islam sebagai realitas yang dinamis dan hidup. Tafsir sosial Islam yang dilakukan
Dahlan menyuarakan kepentingan pemihakan kepada konstruksi-konstruksi sosial yang marjinal, terjajah, dan tertindas oleh sebuah sistem otoritas struktur sosial
yang opresif. Dalam memimpin perjuangan, beliau tidaklah hanya memberi komando
dari garis belakang, melainkan beliau sendiri tampil serta memelopori di garis yang terdepan dalam perjuangan yang dahsyat. Sesungguhnya perjuangan beliau
itu pun tidak kalah pentingnya dengan perjuangan bersenjata, sebagaimana yang dicetuskan oleh pahlawan-pahlawankita seperti Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro,
Imam Bonjol, Sultan Hasanudin maupun Pangeran Diponegoro. Oleh karena kendatipun dalam perjuangannya, boleh dikata tak sebutir peluru pun yang keluar
dari ujung senapan, namun perjuangan KH. Ahmad Dahlan tidak kurang pentingnya, bahkan menduduki tempat yang istimewa dan tersendiri.
Oleh karena perjuangan beliau adalah suatu perjuangan mengadakan suatu revolusi dalam cara berpikir, yang bebas dari ikatan-ikatan taqlid, konservatif dan
tradisional agar dengan demikian kemurnian agama Islam tegak kembali. Karenanya beliau dapatlah disebut revolusioner. Sebab tiap-tiap ide yang
dicetuskannya itu adalah berusaha merombak cara lama dan kemudian di atas runtuhan yang lama itu dibagunlah yang baru, dengan kata lain KH. Ahmad
Dahlan menumbangkan sistem berpikir yang tradisional, kemudian menciptakan sistem berpikir yang progresif revolusioner.
31
Oleh karena pendapat beliau, kemunduran umat Islam atau Dunia Islam umumnya selama ini, ialah disebabkan karena umat Islam hidup di dalam
kebekuan. KH. Ahmad Dahlan berupaya memerdekakan kembali akal pada fungsinya yang semula, yaitu apa yang lazim disebut dengan kebebasab berpikir
freedom of mind atau dalam istilah agama dinamakan ”ijtihad”. Upaya KH.
Ahmad Dahlan untuk melakukan persiapan ke arah transformasi itu misalnya
31
Junus Salam, KH. Ahmad Dahlan; Amal dan Perjuangannya, h. 67.
42
adalah dengan melepaskan beban-beban kultural yang samapi sejauh itu dianggap dapat menghambat kemajuan. Usaha pemurnian agama untuk membersihkan
Islam dari praktek-praktek syirik, takhayul, bid‟ah dan khurafat, merupakan bukti
yang menjelaskan hal itu. Di tambah dengan sistem sekolah yang diselenggarakannya adalah contoh paling jelas, bahwa orang harus belajar melalui
pendidikan formal yang mengajarkan keterampilan-keterampilan tertentu, sehingga muncul golongan muslim terpelajar yang siap menghadapi kehidupan
modern. Peluang semacam ini tidak diperoleh dari sistem pendidikan pesantren, maka dalam arti inilah pembaruan sosial KH. Ahmad Dahlan tampak sangat
menonjol.
32
Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan Islam dan modernisasi pendidikan, maka
Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu
ialah sebagai berikut :
33
1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan umat Islam untuk
menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.
2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak
memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan ummat,
dengan dasar iman dan Islam. 3.
Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan
kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam. 4.
Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita Aisyiyah telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan.
Berbagai gagasan KH. Ahmad Dahlan tentang sikap kritis terhadap kebenaran, begitu pula pemikiran tentang pentingnya sikap terbuka dan kesediaan
32
Kuntowijoyo, Paradigma Islam; Interpretasi Untuk Aksi, Jakarta : Mizan, 1996, h. 269.
33
Kuntowijoyo, Paradigma Islam; Interpretasi Untuk Aksi, h. 42.
43
untuk belajar kepada orang lain, walaupun kepada orang yang berbeda agama sekalipun. Tampak jelas bahwa bagi KH. Ahmad Dahlan, Islam merupakan ajaran
untuk pencapaian kesejahteraan dan perdamaian seluruh umat manusia. Untuk itu, gerakan pembaharuan Muhammadiyah bertujuan melawan
otoritas tiran kolonial neo-kolonial yang jutru melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan bahkan mengancam hakekat manusia itu sendiri. Disinilah,
Muhammadiyah ikut andil bagian dalam mengusung nasionalisme dengan berbasis pada identitas Islam.
Di kala bangsa Indonesia masih hidup di bawah telapak kaki penjajah, Muhammadiyah telah ikut mempelopori perjuangan kemerdekaan dengan jalan
memupuk rasa patriotisme, sebagaimana terjelma dalam bentuk kepanduan Hizul Wathan yang dari namanya saja sudah mengandung arti yang sangat dalam, yaitu
tentara atau pembela Tanah air. Pada waktu orang belum membicarakan masalah kebangsaan,
Muhammadiyah telah mulai mengusahakannya. Pada tahun 1918 Muhammadiyah mendirikan kepanduan yang bernama Hizbul Wathan HW yang artinya Pembela
Tanah Air. Dalam kepanduan HW ditanamkan kesadaran rasa kebangsaan dan rasa bertanah air kepada generasi muda, disiplin dan kerja keras sekaligus juga
keimanan taqwa kepada Allah swt. Melalui kedua saluran itulah, yaitu saluran pendidikan formal atau
sekolah-sekolah dan kepanduan Hizbul Wathan HW Muhammadiyah menyiapkan serta membina kadeer-kader umat dan kadere-kader bangsa. Banyak
diantara para pemimpin Indonesi a terutama dari generasi ’45 yang pernah dididik
sekolah Muhammadiyah, aktif dalam kepanduan Hizbul Wathan atau pernah jadi guru ataupun pengurus Muhammadiyah. Presiden Soekarno pernah menjadi
pengurus Pengajaran Muhammadiyah di Bengkulu.
34
Bapak ABRI Panglima Jendral Sudirman adalah lulusan sekolah Muhammadiyah, guru sekolah
Muhammadiyah dan juga aktif memimpin kepanduan Hizbul Wathan. Perdana Menteri Dr.Ir. Djuanda, di zaman Belanda menjadi Direktur AMS SMA
34
Lukman Harun, Muhammadiyah Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1990, h. 1-3.
44
Muhammadiyah di Jakarta. Wakil Presiden Adam Malik, Jendral Sarbini, dan Jendral Basuki rahmat juga pernah aktif dalam kepanduan Hizbul Wathan.
KH. Ahmad Dahlan sebagian besar dari masa hidupnya, diperuntukan bagi pejuangan untuk kebangunan Islam di Tanah Airnya. Sebelum beliau meninggal
dunia, masih sempat meletakkan dasar bagi perjuangan umat Islam di kemudian hari. Pada waktu beliau sakit keras, dokter menasehatkan agar istirahat terlebih
dahulu, serta menukar hawa keluar kota pasuruan, suatu tanah pegunungan di lereng gunung Bromo. Sampai disana beliau bukannya istirahat, melainkan
melanjutkan pula pekerjaannya, ia memberikan nasihat dan membuka pengajian pada langgar yanga ada disana.
Selama beliau sakit menjelang wafatnya, daintara dokter yang pernah merawatnya ialah dokter Van den Borno Jerman dan dokter Zede Belanda.
Sesudah beliau menderita sakit beberapa waktu lamanya, akhirnya pada tanggal 23 Februari 1923 M pada usia 55 tahun, bertepatan dengan tanggal 7 Rajab 1340
H beliau pun berpulang ke rahmatullah wafat bertempat di rumah kediamannya di kampung Kauman Yogyakarta.
35
Jenazah beliau dikebumikan di makam Karangkajen, Kemantren Mergangsan, yang terletak dua setengah kilometer di
sebelah tenggara dari kota Yogyakarta. Pada hari wafatnya, sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta di
Yogyakarta ditutup dengan sendirinya untuk menghormati kepergian KH. Ahmad Dahlan. Bahkan, disepanjang jalan yang dilalui jenazah almarhum, orang banyak
yang tegak berdiri, begitu pula orang-orang yang sedang sibuk pun lalu berhenti sepintas karena heran melihat pengantaran yang sangat banyaknya dengan
berbondong-bondong. Sebab kejadian yang demikian ini, melihat orang-orang yang mengantarkan jenazah begitu banyak dan panjang barisan manusia, belum
pernah terjadi pada dewasa itu sehingga pada akhirnya mereka pun tahu juga siapa orangnya yang mendapat penghormatan yang terakhir sedemikian hebatnya.
Semoga arwahnya di tempatkan di sisi Tuhan, dan amal takwanya diterima oleh Allah swt., demikian pula dosanya diampuni-Nya. Mudah-mudahan jejaknya
akan diikuti oleh generasi di belakangnya.
35
Junus Salam, KH. Ahmad Dahlan; Amal dan Perjuangannya, h. 69-70.
45
BAB IV ANALISIS EMPIRIK USAHA KH. AHMAD DAHLAN