Teori Komunikasi Massa Talkshow “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Dan Tingkat Kepuasan Khayalak (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Talk Show “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Terhadap Tingkat Kepuasan Khayalak Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan)

meningkatkan hubungan human relations, menghindari dan mengatasi konflik- konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Tipe berikut adalah komunikasi publik yakni biasanya disebut komunikasi kolektif, komunikasi pidato, komunikasi retorika, public speaking, dan komunikasi khalayak. Komunikasi ini memiliki ciri bahwa pesan yang disampaikan itu tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal, biasanya ditemui pada kuliah umum, khotbah, rapat, akbar, pengarahan, ceramah, dan semacamnya. Karena itu komunikasi publik ini juga disebut komunikasi kelompok fungsi komunikasi ini adalah menumbuhkan semangat kebersamaan solidaritas, mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik, dan menghibur. Tipe komunikasi yang terakhir adalah komunikasi massa. Komunikasi massa didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dan sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Dalam komunikasi massa sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Proses komunikasinya berlangsung satu arah serta tanggapan baliknya lambat dan terbatas. Fungsi komunikasi massa yakni menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang Cangara, 2006 : 29-36; 55-57.

II.3 Teori Komunikasi Massa

Komunikasi masa merupakan suatu tipe komunikasi manusia human communication yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publistik dimulai dengan setengah abad setelah ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Guttenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal sebagai zaman publistik atau awal dari era komunikasi massa. Istilah publistik sering dipakai dalam arti yang identifk dengan istilah komunikasi massa. Lee dalam bukunya publistik pers mendefenisikan ilmu publistik sebagai ilmu kemasyarakatan yang memperlajari gejala komunikasi massa dalam seginya. Di Amerika Serikat, komunikasi massa sebagai ilmu baru lahir pada tahun 1940-an, ketika para ilmuwan sosial mulai melakukan pendekatan-pendekatan ilmiah mengenai gejala komunikasi. Di Indonesia, gejala komunikasi baru dipelajari di perguruan tinggi sekitar tahun 1950-an. Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik yang mengiringi lahirnya publistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan press perinted yang menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah, brosur dan materi cetakan yang lain. Gejala ini makin meluas pada dasawarsa pertama abad 20, ketika film, dan radio mulai digunakan secara meluas yang disusul dengan televisi pada dekade berikutnya. Kini kita sudah memasuki era komunikasi dengan sistem satelit ruang angkasa dan jaringan komputer dengan serat fiber yang berada di bawah laut. Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa Inggris yakni mass communication kependekatan dari mass media communication atau komunikasi media massa. Artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Massa disini bukan hanya diartikan sebagai orang banyak di suatu lokasi yang sama, tetapi meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pihak lain dari saluran. Pool mendefenisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam siatuasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung. Pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti majalah, surat kabar, radio, film, atau televisi Wiryanto, 2001 :1-3. Selain itu, komunikasi massa juga didefenisikan sebagai suatu proses dimana oraganisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkan kepada publik, little John menambahkan bahwa sental studi komunikasi masa adalah pada media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar yakni politik, ekonomi, dan institusi kekuasaan, maka studi komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan fungsi media massa dalam masyarakat. Karakteristik terpenting komunikasi massa adalah sifatnya yang satu arah dan kedua, selalu ada proses seleksi. Misalnya setiap media memilih khayalak, contohnya koran Ner Wonker untuk kalangan menengah keatas saja. Ketiga, karena media mampu menjangkau khalayak secara luas, jumlah media yang diajukan sebenarnya tidak terlau banyak, sehingga kompetisinya berlangsung ketat. Keempat, untuk meraih khayalak sebanyak mungkin harus berusaha membidik sasaran khyalak tertentu. Misalnya, televisi merancang programnya untuk memikat segmen khayalak tertentu yang akan menyebarkarluaskan contohnya opera sabun untuk ibu-ibu rumah tangga. Kelima, komunikasi dilakukan oleh institusi social yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya. Media tidak hanya mempengaruhi khayalak yang mengkonsumsinya, tetapi juga dipengaruhi olehnya Rivers,2003 ; 19-20. Michael W. Gamble dan Teri K.Gamble 1986 akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa dengan mendefenisikan komunikasi massa jika mencakup : 1. Komunikator dalam komunikasi masa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepda khayalak luas dan tersebar. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lai 3. Pesan adalah publik, artinya pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu dijadikan publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasinya formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Dalam komunikasi massa, komunikasi yang dilakukan lewat media massa umpan balik dari komunikan tidak bisa langsung dilakukan Nurudin, 2004 : 6. Sedangkan, Jay Black dan Frederick C.Whitney 1988 disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massa disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anomim dan heterogen Nurudin, 2004 :11. Dari defenisi-defenisi diatas, komunikasi massa dapat didefenisikan dalam tiga ciri yaitu : 1. Komunikasi massa diarahkan pada audies yang relatif besar, heterogen dan anonim 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, dijadwalkan bisa mencapai sebanyak mungkin audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada dalam sebuah organisasi yang kompleks yang membutuhkan biaya yang besar.

II.4 Media Massa