LATAR BELAKANG MASALAH Talkshow “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Dan Tingkat Kepuasan Khayalak (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Talk Show “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Terhadap Tingkat Kepuasan Khayalak Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kebudayaan populer dengan alatnya televisi hadir secara luas berkat dukungan kemajuan teknologi sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar secara cepat mass production untuk konsumsi yang besar pula mass consumtion. Kebudayaan populer seperti bersifat komersial, diperjualbelikan untuk memenuhi kebutuhan selera pasar akan hiburan. Televisi sangat erat kaitannya dengan budaya populer. Contoh hasil-hasil kebudayaan populer adalah film televisi, sinetron, reality show, konser musik, talkshow, dan banyak lagi. Ada banyak kebudayaan populer lain yang dapat dilakukan orang untuk menghibur diri seperti menikmati musik, tarian, olahraga, membaca buku dan sebagainya, namun tidak ada yang tidak menonton televisi. Menonton televisi merupakan aktivitas yang banyak penontonnya, karena dikemas menjadi suatu kegiatan yang menarik. Hal ini berkaitan dengan hal pemanfaatan waktu atau pembagian waktu antara “ work ” dan “ play ”. Kegiatan profesi masyarakat yang beraneka ragam menuntut masyarakat untuk menghabiskan waktu lebih banyak. Namun dengan fungsinya sebagai media massa yang menyajikan informasi, pendidikan, hiburan, yang dikemas dalam gambar yang bergerak dan bersuara audio visual, maka televisi tetap menghipnotis masyarakat untuk menempatkan diri untuk menonton. Sifat televisi sebagai salah satu media massa yang audio visual, mampu menarik lebih banyak penonton dibandingkan media massa yang lain seperti: radio, atau surat kabar. Walaupun demikian televisi juga memiliki kelemahannya sendiri. Kreativitas dunia pertelevisian semakin terasah dengan ketatnya kompetisi yang bukan saja pada tingkat lokal, tetapi juga tingkat nasional, sebut saja beberapa stasiun televisi swasta yakni: RCTI, SCTV, TRANS TV, GLOBAL TV, TRANS 7, LATIVI, INDOSIAR, TPI, ANTV, METRO TV, dan ditambah dengan masih banyak lagi televisi daerah. Stasiun-stasiun televisi ini bersaing untuk mendapatkan perhatian masyarakat melalui program-program acara yang mereka tawarkan. Berbagai bentuk program acara dimunculkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya pemirsa televisi yang haus akan tayangan yang informatif, namun juga menghibur. Mulai dari program yang diperuntukan pada anak-anak, remaja hingga orang dewasa, untuk rumah tangga hingga perusahaan besar, dan mulai dari berita, baik ringan maupun berita kriminal, hingga acara hiburan yang mengasyikkan, dan sebagainya. Akhir-akhir ini banyak sekali stasiun televisi yang menyajikan acara-acara baru seapik mungkin dengan ciri khas yang berbeda-beda. Dapat kita saksikan berbagai macam program acara mulai dari sinetron, infotainment, kuis, dan yang terakhir yang paling sering muncul adalah proram acara talkshow. Dilihat dari model acaranya, talkshow termasuk salah satu acara yang semakin banyak bermunculan dengan ciri khas masing-masing acara dan bahkan menjadi tayangan atau program yang banyak diminati oleh khalayak banyak. Ditambah lagi, program ini kebanyakan disajikan pada waktu- waktu yang memang tidak mengganggu kegiatan masyarakat, sehingga memungkinkan banyaknya orang yang menonton televisi, sehingga lebih leluasa menangkap informasi yang disampaikan. Sebut saja beberapa program talkshow seperti “Dorce Show” yang dibawakan oleh Dorce Gamalama, “Om Farhan”yang dibawakan oleh Farhan, “Senin Malam Show” yang dibawakan oleh Indro Warkop dan almarhum Taufik Savalas, acara “ Bukan Empat Mata” yang sebelumnya “ Empat Mata” dibawakan oleh Tukul Arwana, dan sebagainya, menjadi pilihan masyarakat yang menyukai acara yang menghibur sekaligus memberikan informasi yang mungkin tidak diberikan oleh program acara yang lain. Salah satu program acara talkshow yang paling banyak diminati dan paling banyak pro kontra adalah “Bukan Empat Mata”. Dimulai dengan tayangan perdana pada tanggal 28 Mei 2006 dengan nama acara “Empat Mata”, pukul 22.00 WIB di stasiun televisi Trans7, yang sebelumnya bernama TV7. Stasiun ini didirikan pada tanggal 25 Novenber 2001 dengan nama TV7 PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Gramedia Group. Pada tanggal 4 Agustus 2006, PT. Transformasi Televisi Indonesia resmi membeli 49 saham PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh sehingga tv7 kini dimiliki bersama oleh Gramedia Group dan TransCorp. Talkshow ini bahkan sempat beberapa kali mengubah waktu penayangannya, dari yang mulai satu kali seminggu, sekarang menjadi lima kali tayang dalam seminggu, yakni Senin hingga Jumat, dan dimulai pukul 21.30. Acara talkshow yang telah berganti nama “Bukan Empat Mata” ini dibawakan oleh pembawa acara Tukul Arwana, dibantu oleh band pendukung. Kesemuanya ini diramu dengan apik dalam suasana studio yang dibuat layaknya sedang barada di sebuah ruangan tamu. Tukul sendiri merupakan pembawa acara yang senang bercanda dengan menggunakan kata-kata tertentu, melakukan gerakan-gerakan kocak, atau membuat mimik muka yang mengundang tawa penonton dan juga bintang tamunya. Dan bahkanTukul kini terkenal dengan ciri kahas kata-kata seperti “Puas”, “Tak sobek-sobek”, Kembali ke laptop” dan “ Wong Ndeso Katro”. Mulai dari anak kecil, hingga orang dewasa tidak asing dengan kata-kata tersebut, bahkan tidak sedikit yang suka menirukannya.. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh talk show “Bukan Empat Mata” di Trans 7 terhadap Tingkat Kepuasan Khlayak dikalangan mahasiswa FISIP USU”.

I.2 PERUMUSAN MASALAH