Media Massa Talkshow “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Dan Tingkat Kepuasan Khayalak (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Talk Show “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Terhadap Tingkat Kepuasan Khayalak Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan)

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasinya formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Dalam komunikasi massa, komunikasi yang dilakukan lewat media massa umpan balik dari komunikan tidak bisa langsung dilakukan Nurudin, 2004 : 6. Sedangkan, Jay Black dan Frederick C.Whitney 1988 disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massa disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anomim dan heterogen Nurudin, 2004 :11. Dari defenisi-defenisi diatas, komunikasi massa dapat didefenisikan dalam tiga ciri yaitu : 1. Komunikasi massa diarahkan pada audies yang relatif besar, heterogen dan anonim 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, dijadwalkan bisa mencapai sebanyak mungkin audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada dalam sebuah organisasi yang kompleks yang membutuhkan biaya yang besar.

II.4 Media Massa

Perkembangan masyarakat dan perkembangan teknologi komunikasi menyebabkan perubahan dalam bidang komunikasi. Teknologi komunikasi dituntut untuk menjangkau masyarakat dalam lingkup yang lebih luas dan serentak, karena kebutuhan informasi masyarakat semakin meningkat dan bersifat penting. Media massa sebagai salah satu alat yang mampu mengantarkan informasi, kepada masyarakat, memberikan karakteristik yang sesuai dan selain itu, mudah untuk digunakan oleh masyarakat, memberikan karakteristik yang sesuai dan selain itu, mudah untuk digunakan oleh masyarakat dari berbagai jenis keragaman masyarakat. Media massa yang kita kenal saat ini adalah media cetak, yang terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah dan media elektronik, terdiri dari radio siaran, dan televisi siaran. Selain pembagian diatas, banyak pula ahli yang mengungkapkan film sebagai bagian dari komunikasi massa dalam media massa, bahkan di negara maju, buku dan kaset musik rekaman, dianggap serupa. Sulit dibayangkan masyarakat modern tanpa media massa : surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan film. Media massa memiliki arti yang bermacam- macam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis sistem politik dan ekonomi dimana media massa itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat, serta minat dan kebutuhan individu tertentu. Salah satu pengelompokkan sistem pers media massa yang terkenal di dunia disajikan dalam buku Four Theories of the Press. Penulisannya membagi pers dalam 4 kategori otoriter, liberal, social controltanggung jawab sosial dan totaliter. Kesemuanya merupakan “Theori Normative” yang berasal dari pengamatan, bukan dari hasil uji dan pembuatan hipotesis. Teori otoriter, adalah pers atau media massa yang mendukung dan menjadi kepanjangan tangan kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa dan melayani negara. Muncul di awal lahirnya mesin cetak dan diakhir masa Renainsans, ketika negara-negara Eropa kebanyakan masih menganut sistem pemerintahan monarki absolut. Berkembang di Inggris pada abad 16 dan 17. Mesin cetak harus memperoleh izin dan mendapat hak pemakaian khusus dari pemerintah langsung berwenang mengawasi dan menentukan kebijakan pers dan jurnalitik. Teori ini menganggap bahwa tidak ada kebenaran di lingkungan hak khusus, lisensi dan peraturan yang diterapkan sendiri dalam tubuh serikat pemilik mesin cetak, individu dijauhkan dari kemungkinan mengkritik pemerintah yang berkuasa. Dalam sistem otoriter pers bisa dimiliki secara publik atau perorangan. Teori liberal, muncuk ketika pertumbuhan demokrasi politik dan paham kebebasan berkemang pada abad 17 akibat dari revolusi industri dan digunkannya sistem ekonomi. Pemikiran- pemikiran di masa pecerahan Aufklarung semakin menumbuhkan kebebasan pers sebagai salah satu aspek hak asasi manusia. Untuk itu artinya pers harus bebas dari pengawasan dan pengaruh pemerintah. Inilah sebabnya di Amerika Serikat, pers menjadi semacam lembaga keempat di dalam pemerintahan. Dari tulisan Milton, Locke, dan Mill dapat dimunculkan pemahaman bahwa pers harus mendukung fungsi membantu menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai media yang memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan. Dalam teori ini, pers bersifat swasta. Teori tanggung jawab sosial, di abad-abad kedua puluh di Amerika Serikat ada gagasan yang berkembang bahwa media satu-satunya industri yang dilindungi Piagam Hak Asasi Manusia, harus memenuhi tanggung jawab sosial. Teori tanggung jawab sosial yang merupakan evaluasi gagasan praktisi media, undang-undang media, dan hasil kerja Komisi Kebebasan Pers, berpendapat bahwa selai bertujuan untuk memberi informasi menghibur, mencari untung, juga bertujuan untuk membawa konflik ke dalam arena diskusi. Dibawah teori ini, media dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen kode etik profesional, dan dalam hal penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat keterbatasan teknis pada julah salura frekwensi yang tersedia. Teori Totaliter –Soviet merupakan pers yang berpegang pada azas kebenaran berdasarkan teori Marxist. Pers Soviet bekerja sepenuhnya sebagai alat penguasa, dalam hal ini partai Komunis dalam pengertian komunis adalah rakyat. Teori ini berpandangan bahwa tujuan utama media adalah membantu keberhasilan dan kelangsungan sistem soviet. Media dikontrol oleh tindakan ekonomi dan politik dari pemerintah dan badan pengawas dan hanya anggota partai yang loyal dan ortodoks saja yang bisa menggunakan media secara reguler. Media dalam sistem Soviet dimiliki dan dikontrol oleh negara dan ada hanya sebagian kepanjangan tangan negara. Laswell, pakar komunikasi dan pakar hukum di Yale, mencatat ada tiga fungsi media massa yakni : pengamatan lingkungan, korelasi bagian-bagian dalam masyarakat untuk merespon lingkungan, dan penyampaian warisan dalam masyarakat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain ketiga fungsi ini, Wright menambahkan fungsi keempat yakni hiburan. Fungsi pertama media massa sebagai pengawasan surveillaince memberi informasi dan menyediakan berita. Dalam fungsi ini termasuk berita yang tersedia di media yang penting seperti ekonomi, publik dan masyarakat, seperti laporan bursa pasar, lalu lintas, cuaca dan sebagainya. Bahkan media sering kali mempertimbangkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi seperti kondisi cuaca ekstrim atau bahaya militer. Kedua fungsi korelasi, adalah seleksi dan interprestasi informasi tentang lingkungan. Fungsi ini bertujuan untuk menjalankan norma sosial, dan menjaga konsensur dengan mengeskspos penyimpangan, memberikan status dengan cara menyoroti individu terpilih dan juga berfungsi untuk mengawasi pemerintah. Ketiga, fungsi pewarisan sosial merupakan fungsi dimana media massa menyampaikan informasi, nilai normal, dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum mendatang. Terakhir adalah fungsi hiburan, dimaksudkan untuk memberikan waktu istirahat dari masalah setiap hari dan mengisi waktu luang. Media mengekpos banyak budaya massa seperti seni dan musik kepada berjuta-juta orang dan sebagian merasa senang karena bisa meningkatkan rasa dan pilihan publik dalam seni.

II.5. Televisi