PERUMUSAN MASALAH PEMBATASAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN KERANGKA TEORI

sedang barada di sebuah ruangan tamu. Tukul sendiri merupakan pembawa acara yang senang bercanda dengan menggunakan kata-kata tertentu, melakukan gerakan-gerakan kocak, atau membuat mimik muka yang mengundang tawa penonton dan juga bintang tamunya. Dan bahkanTukul kini terkenal dengan ciri kahas kata-kata seperti “Puas”, “Tak sobek-sobek”, Kembali ke laptop” dan “ Wong Ndeso Katro”. Mulai dari anak kecil, hingga orang dewasa tidak asing dengan kata-kata tersebut, bahkan tidak sedikit yang suka menirukannya.. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh talk show “Bukan Empat Mata” di Trans 7 terhadap Tingkat Kepuasan Khlayak dikalangan mahasiswa FISIP USU”.

I.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sejauhmanakah pengaruh tayangan “Bukan Empat Mata” terhadap tingkat kepuasan khalayak dikalangan mahasiswa FISIP USU ?

I.3 PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-November 2008 2. Objek Penelitian adalah mahasiswa program S-1 reguler dan reguler mandiri yang masih aktif, tahun angkatan 2005-2006 seluruh departemen di FISIP USU Medan.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh tayangan “Bukan Empat Mata” terhadap tingkat kepuasan khalayak. 2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh khalayak setelah menonton tayangan “Bukan Empat Mata” . 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media televisi terhadap khalayak. 4. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian mengenai acara talk show, khususnya pada mahasiswa komunikasi FISIP USU.

I.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang pendekatan Uses and Gratification terutama dalam hal komsumsi media. 2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP USU dalam menambah dan memperkaya bahan penelitian serta referensi bahan bacaan. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangan pikiran dan konstribusi kepada perusahaan media khususnya stasiun televisi Trans 7 dalam menyajikan program- program acara yang memenuhi kebutuhan informasi.

I.6 KERANGKA TEORI

Teori adalah konstruk, definisi, dan preposisi yang mengemukakan pendangan sistematis untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6. Menurut Singarimbun 1995, teori mengandung 3 hal: pertama, teori adalah serangkai preposisi antar konsep yang saling berhubungan. Kedua, menerangkan fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan hubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya Kriyantono, 2006:45. Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Uses and Gratification Theory Pendekatan Uses and Gratification dijabarkan untuk pertama kalinya dalam sebuah artikel yang ditulis Elihu Katz 1959. Katz berpendapat bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak”? Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch 1947 mengemukakan konsep dasar dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan. Pendekatan Uses and Gratification berangkat dari pandangan bahwa komunikasi khususnya media massa tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Dalam bentuk paling sederhana, teori ini adalah memposisikan khalayak anggota memiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang dipuaskan oleh sumber media dan non media Elvinaro, 2004 : 28. Katz Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan Kriyantono, 2006 : 204. Mereka mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu “ model manfaat dan gratifikasi ” yang mencakup unsur-unsur : 1. Audien dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran. 2. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien. 3. Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain Severin, 2007 : 356. Elemen “Pola terpaan media yang berlainan” pada teori Uses and Grafication berkaitan dengan media eksposure atau terpaan media, karena mengacu pada kegiatan menggunakan media. Eksposure lebih dari sekedar mengakses media, tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi apakah seseorang itu cukup terbuka terhadap pesan-pesan media massa tersebut. Eksposure merupakan kegiatan mendengar, melihat dan membaca pesan-pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang terjadi pada individu atau kelompok tersebut. Menurut Bovee dan Arens 1992, media exposure berkaitan dengan berapa banyak orang melihat program yang ditayangkan di suatu media. Biasanya yang menjadi kendala dalam media exposure ini adalah hanya sejumlah orang saja dari keseluruhan pemirsa, pendengar, atau pembaca yang berkenaan untuk melihat, mendengar isi-isi pedan yang ada. Jadi, menurut mereka membandingkan media exposure untuk suatu publikasi, baik melalui radio, televisi, atau media lain merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Oleh karena itu dalam periklanan sangat diperlukan pertimbangan yang matang untuk memutuskan yang terbaik dan tepat berdasarkan pengalaman yang ada Kriyantono, 2006 : 205. a. Komunikasi Pada abad ke-5 sebelum Masehi, di Yunani, berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia, namanya retorika, kemudian muncul istilah-istilah baru seperti dialog atau meieutic, dan orasi. Pada perkembangan awal ini batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antar manusia secara lisan dan bertatap muka baik berupa pidato maupun diskusi. Penyampaian gagasan ini bukan tanpa tujuan, melainkan demi mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan orang lain atau masyarakat. Komunikasi terus berkembang tidak hanya menyampaikan gagasan melalui lisan. Pada zaman kekaisaran Romawi, salah seorang kisarnya yang bernama Julius Caesar membuat papan pengumuman yang disebut Acta Diuma. Hal ini terus berkembang lagi setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg, dan terbitnya surat kabar pertama Avisa Relation Oder Zeitung di Jerman dan Weekly News di Inggris pada tahun 1622. Setelah surat kabar, peradaban manusia juga lebih berkembang dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain seperti yang kita miliki saat ini. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari kata Latin “Communication” dan bersumber dari kata comunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, maksudnya bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan suatu pihak, maka orang tersebut cenderung berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya. Joseph A. Devito 1978 dalam bukunya “Communicology : An Introduction to the study of communication” menjelaskan komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan komunikasi. yang terganggu keributan, dalam suatu konteks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik. Sedangkan Howard Stephenson 1971 dalam bukunya “Handbook of Public Relations” menjelaskan komunikasi merupakan proses penyampaian peran komunikasi dan juga efek komunikasi dari seseorang atau kelompok, kepada orang atau kelompok lainnya Lubis, 2005 : 10. Berikut beberapa defenisi yang dapat dirinci : 1. Carl Hovland 1953 dalam karyanya “Social Communication” menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses seseorang menyampaikan rangsangan biasanya dengan lambang katagambar, guna mengubah tingkah laku orang lain. 2. Andresen 1959 menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana kita mengerti orang lain dan kemudian berusaha untuk dimengerti oleh mereka. Hal ini dinamis, berubah secara konstan dan membagi respon untuk situasi yang total. 3. Lewis 1963 menyatakan komunikasi merupakan proses dimana seseorang mengurangi ketidakpastian mengenai penyimpangan dengan mendeteksi syarat yang diberikan padanya agar menjadi relevan terhadap penyimpangan itu. 4. Berelson dan Steiner 1964 mengungkapkan bahwa komunikasi penyampaian nformasim ide, emosi, kemampuan, dan lain-lain dengan menggunakan simbol, kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lainnya. 5. Miller 1966 menyebutkan komunikasi sebagai suatu hal yang mempunyai pusat perhatian dalam situasi perilaku sumber menyampaikan pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi perilaku. 6. Gebner 1966 menyabutkan komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem pesan. 7. Emery, Ault. Dan Agee 1963 menyampaikan bahwa komunikasi diantara manusia merupakan seni menyampaikan informasi, ide, dan tingkah laku dari satu orang ke orang lain Ardianto, 2007 : 18-19 b. Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh terpencar, sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu sedangkan defenisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dan jarak waktu yang tepat, misalnya harian, mingguan, dwimingguan, atau bulanan. Komunikasi massa bisa didefenisikan dalam tiga ciri : 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk mencapai sebanyak mungkin anggota udiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. Proses memproduksi pesan tidak tidak dapat dilakukan perorangan, melainkan harus lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri Severin, 2007 : 4. Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble 1986 dalam bukunya introducing mass communication, dijelaskan bahwa sesuatu dapat dikatakan komunikasi massa jika mencakup : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cecpat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan di antara media tersebut. 2. Komukator dalam komunikasi massa menyabarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah publik, artinya pesan bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang dan bukan kelompok tertentu. 4. Komunikator biasanya organisasi formal seperti ikatan atau perkumpulan. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi sifatnya tertunda. c. Kepuasan Para khalayak menjadi perhatian baik dari prilaku, kebutuhan, sistem nilai, dan gaya hidupya. London dan Della Bitta 1993 menjelaskan kepuasan sebagai hasil proses kognitif yang berbentuk disonansi positif negative Brotoharsojo, 2005 : 167. Khalayak merasa puas bila nilai harapannya sama dengan kenyataan yang didapatkan dari mengkonsumsi suatu produk media massa. Harapan ini merupakan perpanjangan dari kebutuhan khalayak. Khalayak selalu mencari media massa yang mampu memenuhi kebutuhannya. Namun, tidak semua media massa, khususnya televisi, mampu memenuhinya karena televisi memiliki kelebihan tersendiri yang membuat khalayak betah untuk berlama-lama di depan televisi. Untuk itu, khalayak akan menilai harapannya akan produk media massa itu. apabila sesuai positif, maka kebutuhan dapat terpenuhi dan khalayak dapat merasa puas, begitu sebaliknya. Maka, dapat disimpulkan kebutuhan merupakan faktor yang menentukan kepuasan seseorang. Katz, Gurevith, dan Haas 1973 membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil dari literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa kemudian menggolongkan kedalam lima kategori :  Kebutuhan kognitif.  Kebutuhan afektif.  Kebutuhan integratif personal.  Kebutuhan integratif sosial.  Kebutuhan pelepasan ketegangan Severin, 2007:357.

I.7 Kerangka konsep