Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

meningkatkan keamanan pangan serta menjaga stabilisasi harga minyak goreng di pasar domestik.

2.2 Landasan Teori

Penawaran diartikan keinginan dan kemampuan para penjual atau penyalur untuk menawarkan berbagai jumlah barang dalam suatu relevansi harga. Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran individu dan penawaran kolektif Sukirno, 2005. Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual. Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan Sukirno, 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, diantaranya: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain 3. Biaya faktor produksi 4. Sasaran perusahaan 5. Tingkat teknologi 6. Perkiraan harga di masa depan Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual dan semua faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penawaran secara umum ditulis : Qs = f Pq, Pl.i, K, O, T, N, di mana : Qs = jumlah barang yang ditawarkan Pq = harga barang itu sendiri Pl.i = harga barang-barang lain i = 1,2, ….,n K = biaya faktor produksi O = tujuan-tujuan perusahaan T = tingkat teknologi yang digunakan N = perkiraan harga di masa depan Umar, 2000. Konsep elastisitas juga berlaku bagi penawaran. Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga. Dari elastisitas ini dapat diketahui apakah suatu barang itu merupakan barang elastis, inelastis atau elastis tunggal Sukirno, 2005. Elastisitas penawaran banyak dipengaruhi perilaku hubungan antara biaya dngan output. Jika biaya produksi meningkat secepat kenaikan output, maka rangsangan untuk meningkatkan produksi sebagai akibat kenaikan harga akan cepat pula diikuti kenaikan biaya produksi. Dalam hal ini penawaran cenderung untuk menjadi agak inelastis. Tetapi, jika kenaikan biaya tidak secepat lebih lambat kenaikan produksi, maka kenaikan harga akan merangsang kenaikan produksi dalam jumlah yang lebih besar dan akan berhenti jika kenaikan harga tersebut tidak memberikan tambahan keuntungan lagi. Dalam hal ini, penawaran cenderung menjadi agak elastis. Sukirno, 2005.

2.3 Kerangka Pemikiran