Pengukuran Volume Saliva Pengukuran Volume Saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012.

banyak terjadi pada laki-laki yaitu 26 orang 74,3 sedangkan perempuan 9 orang 25,7. Jenis kanker yang diderita oleh pasien yang menjadi subjek pada saat dilakukan penelitian terdiri dari Kanker Nasofaring, Kanker Laring, Kanker Tonsil, Kanker Parotis, Kanker Sinonasal. Jenis kanker yang paling banyak dijumpai adalah Kanker Nasofaring sebanyak 24 orang 68,6 dan yang jarang dijumpai adalah Kanker Tonsil dan Kanker Parotis hanya 2 orang 5,7. Tabel 3. Data Subjek yang Diteliti Banyaknya subjek yang memperoleh radioterapi dan Kemoterapi adalah 16 orang sedangkan yang memperoleh radioterapi dan mengkonsumsi obat-obatan adalah 12 orang. Berdasarkan kuesioner dari 35 orang pasien penerima radioterapi daerah kepala dan leher, sebanyak 19 orang mengkonsumsi 4 - 7 gelas air minum dalam sehari sedang, sedangkan 10 orang mengkonsumsi air minum lebih dari 8 gelas dalam sehari normal dan 6 orang menkonsumsi air minum kurang dari 3 gelas dalam sehari rendah. Dari kuesioner ditanyakan kepada pasien penerima radioterapi daerah kepala dan leher mengenai keluhan subjektif yang dialami selama radioterapi adalah keluhan mulut kering, gangguan penelanan, gangguan pengecapan dan keluhan mulut perih dari hasil pengisian kuesioner oleh 35 orang pasien penerima radioterapi daerah kepala dan leher bahwa keluhan yang paling banyak dilaporkan adalah mulut kering diikuti oleh gangguan penelanan, gangguan pengecapan dan keluhan mulut perih.

5.2 Pengukuran Volume Saliva

Variabel N Kemoterapi 16 45,7 Obat-obatan 12 34,3 Konsumsi Air Minum Normal Sedang Rendah 10 19 6 28,6 54,3 17,1 Keluhan Subjektif Mulut Kering Gangguan Penelanan Gangguan Pengecapan Mulut Perih 28 24 22 22 80,0 68,6 62,9 62,9 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.2.1 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Intensitas Radioterapi Tabel 4. Nilai Rata-rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Intensitas Radioterapi Uji Anova, signifikan p 0,05 Tabel 4 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher yang dikelompokkan berdasarkan intensitas radioterapinya. Dari hasil perhitungan uji statistik Anova diperoleh nilai rata-rata volume saliva tertinggi terdapat di kelompok intensitas radioterapi 1 - 5 x yaitu 0.15060 mlmenit dengan standard deviasi 0.067818 dan nilai rata-rata volume saliva terendah terdapat di kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x yaitu 0.00840 mlmenit dengan standard deviasi 0.006731. Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok intensitas radioterapi 1 - 5 x yaitu 0,268 mlmenit dan yang terendah yaitu 0,103 mlmenit dan pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x yaitu 0,018 mlmenit dan yang terendah yaitu 0 ml menit Hasil yang diperoleh dari uji ini adalah hubungan yang signifikan dengan nilai p 0,05. Ini berarti teori yang mengatakan bahwa radioterapi dapat mempengaruhi penurunan volume saliva diterima. Grafik 1. Hubungan Intensitas Radioterapi dengan Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Kelompok Intensitas Radioterapi N Volume Saliva mlmenit Sig. Mean±sd Terendah Tertinggi 1 - 5 x 5 0.15060 ± 0.067818 0.103 0.268 6 - 10 x 5 0.07600 ± 0.031185 0.038 0.115 11 - 15 x 5 0.06980 ± 0.021788 0.043 0.101 16 - 20 x 5 0.07160 ± 0.031643 0.026 0.112 0,0001 21 - 25 x 5 0.05140 ± 0.019552 0.028 0.075 26 - 30 x 5 0.02600 ± 0.013638 0.013 0.047 31 - 35 x 5 0.00840 ± 0.006731 0.000 0.018 Total 35 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Grafik 1 menunjukkan bahwa volume saliva tertinggi batas atas dan volume saliva terendah batas bawah dari setiap kelompok intensitas radioterapi pada penerima radioterapi daerah kepala dan leher mengalami penurunan seiring dengan peningkatan intensitas radioterapi. Penurunan yang paling signifikan volume saliva tertinggi dari setiap kelompok intensitas radioterapi terjadi pada kelompok intensitas radioterapi 1 - 5 x, terjadi kenaikan pada kelompok intensitas radioterapi 16 - 20 x, turun kembali mulai dari kelompok intensitas radioterapi 21 - 25 x sampai pada kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x. Sedangkan volume saliva terendah mengalami penurunan pada kelompok intensitas radioterapi 1 - 5 x, terjadi kenaikan pada kelompok intensitas radioterapi 11 - 15 x, turun mulai dari kelompok intensitas radioterapi 16 - 20 x dan kembali terjadi kenaikan pada kelompok intensitas radioterapi 21 - 25 x, mengalami penurunan sampai pada kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Intensitas Radioterapi pada Penerima Radioterapi daerah Kepala dan Leher Terhadap Volume Saliva 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 1 - 5 x 6 - 10 x 11 - 15 x 16 - 20 x 21 - 25 x 26 - 30 x 31 - 35 x Vo lu m e S al iv a m l Kelompok Intensitas Terendah Tertinggi Kelompok Intensitas Radioterapi Kategori Volume Saliva Total Hiposalivasi Rendah Normal 1 - 5 x Jumlah N 4 80.0 1 20.0 5 100.0 6 - 10 x Jumlah N 4 80.0 1 20.0 5 100.0 11 - 15 x Jumlah N 4 80.0 1 20.0 5 100.0 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kategori volume saliva: 32 Hiposalivasi : 0,1 mlmnt Rendah : 0,1 - 0,25 mlmnt Normal : 0,25 mlmnt Tabel 5 menunjukkan distribusi frekuensi antara intensitas radioterapi pada penerima radioterapi daerah Kepala dan leher dengan volume saliva. Tabel ini menunjukkan hanya 1 subjek 2,9 yang memiliki volume saliva normal yaitu pada kelompok intensitas 1 - 5 x dan 7 subjek 20,0 yang memiliki volume saliva rendah yaitu pada kelompok intensitas 1 - 20 x dan sebanyak 27 subjek 77,1 mengalami hiposalivasi mulai dari kelompok intensitas 6 - 35 x. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Resiko Volume Saliva Berdasarkan Intensitas Radioterapi pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Uji Chi-Square p 0,05 Berdasarkan Uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,003 artinya ada hubungan yang signifikan antara intensitas radioterapi dengan volume saliva pada penerima radioterapi daerah kepala dan leher. Diperoleh nilai odd ratio sebesar 16 - 20 x Jumlah N 4 80.0 1 20.0 5 100.0 21 - 25 x Jumlah N 5 100.0 5 100.0 26 - 30 x Jumlah N 5 100.0 5 100.0 31 - 35 x Jumlah N 5 100.0 5 100.0 Total Jumlah N 27 77,1 7 20,0 1 2.9 35 100.0 Hiposalivasi Total Sig. Tidak Ya Kelompok Intensitas Radioterapi 1 - 10 x Jumlah 6 4 10 0,003 kelompok 60.0 40.0 100.0 11 - 35 x Jumlah 2 23 25 kelompok 8.0 92.0 100.0 Total Jumlah 8 27 35 kelompok 22.9 77.1 100.0 OR =17,25 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17,25 yang berarti penerima radioterapi daerah kepala dan leher dengan kelompok intensitas radioterapi 11 - 35 x memiliki resiko terhadap hiposalivasi sebesar 17,25 kali dibandingkan dengan intensitas radioterapi1 - 10 x. 5.2.2 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 7. Nilai Rata- rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 7 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher berdasarkan jenis kelamin. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata volume saliva pada kelompok laki-laki yaitu 0.06685 mlmenit dengan standard deviasi 0.057853 dan nilai rata-rata volume saliva pada kelompok perempuan yaitu 0.05900 mlmenit dengan standard deviasi 0.032943. Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok laki-laki yaitu 0,268 mlmenit dan yang terendah yaitu 0,000 mlmenit. Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok perempuan yaitu 0,115 mlmenit dan yang terendah 0,011 mlmenit. 5.2.3 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Umur Jenis Kelamin N Volume Saliva mlmenit Mean±sd Terendah Tertinggi Laki-laki 26 0.06685 ± 0.057853 0,000 0,268 Perempuan 9 0.05900 ± 0.032943 0,011 0,115 Total 35 Kelompok Umur tahun N Volume Saliva mlmenit UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 8. Nilai Rata-rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Umur Tabel 8 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher yang dikelompokkan berdasarkan umur. Dari hasil perhitungan nilai rata-rata volume saliva tertinggi terdapat di kelompok umur 71 - 80 tahun yaitu 0.15060 mlmenit dengan standard deviasi 0.018385 dan nilai rata-rata volume saliva terendah terdapat di kelompok intensitas radioterapi 31 - 40 tahun yaitu 0.04500 mlmenit dengan standard deviasi 0.031401. Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok umur 71 - 80 tahun yaitu 0.101 mlmenit dan yang terendah yaitu 0,075 mlmenit dan pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok umur 31 - 40 tahun yaitu 0.083 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.008 ml menit 5.2.4 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kanker Mean±sd Terendah Tertinggi 11 - 20 2 0.08650 ± 0.085560 0.026 0.147 21 - 30 2 0.06050 ± 0.024749 0.043 0.078 31 - 40 4 0.04500 ± 0.031401 0.008 0.083 41 - 50 11 0.05673 ± 0.031963 0.011 0.112 51 - 60 10 0.06750 ± 0.082778 0.000 0.268 61 - 70 4 0.08000 ± 0.037921 0.038 0.115 71 - 80 2 0.08800 ± 0.018385 0.075 0.101 Total 35 Jenis Kanker N Volume Saliva mlmenit UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 9. Nilai Rata-rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kanker Tabel 9 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher berdasarkan jenis kanker. diperoleh nilai rata- rata volume saliva tertinggi terdapat pada kelompok kanker tonsil yaitu 0.08450 mlmenit dengan standard deviasi 0.013435 dan nilai rata-rata volume saliva terendah terdapat pada kelompok kanker Sinonasal yaitu 0.05133 mlmenit dengan standard deviasi 0.036774. Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok kanker tonsil yaitu 0.094 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.075 mlmenit dan pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok kanker Sinonasal yaitu 0.083 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.011 ml menit.

5.3 Distribusi Frekuensi Kemoterapi, Konsumsi Obat-obatan dan