banyak terjadi pada laki-laki yaitu 26 orang 74,3 sedangkan perempuan 9 orang 25,7.
Jenis kanker yang diderita oleh pasien yang menjadi subjek pada saat dilakukan penelitian terdiri dari Kanker Nasofaring, Kanker Laring, Kanker
Tonsil, Kanker Parotis, Kanker Sinonasal. Jenis kanker yang paling banyak dijumpai adalah Kanker Nasofaring sebanyak 24 orang 68,6 dan yang jarang
dijumpai adalah Kanker Tonsil dan Kanker Parotis hanya 2 orang 5,7.
Tabel 3. Data Subjek yang Diteliti
Banyaknya subjek yang memperoleh radioterapi dan Kemoterapi adalah 16 orang sedangkan yang memperoleh radioterapi dan mengkonsumsi obat-obatan
adalah 12 orang. Berdasarkan kuesioner dari 35 orang pasien penerima radioterapi daerah kepala dan leher, sebanyak 19 orang mengkonsumsi 4 - 7 gelas air minum
dalam sehari sedang, sedangkan 10 orang mengkonsumsi air minum lebih dari 8 gelas dalam sehari normal dan 6 orang menkonsumsi air minum kurang dari 3
gelas dalam sehari rendah. Dari kuesioner ditanyakan kepada pasien penerima radioterapi daerah
kepala dan leher mengenai keluhan subjektif yang dialami selama radioterapi adalah keluhan mulut kering, gangguan penelanan, gangguan pengecapan dan
keluhan mulut perih dari hasil pengisian kuesioner oleh 35 orang pasien penerima radioterapi daerah kepala dan leher bahwa keluhan yang paling banyak dilaporkan
adalah mulut kering diikuti oleh gangguan penelanan, gangguan pengecapan dan keluhan mulut perih.
5.2 Pengukuran Volume Saliva
Variabel N
Kemoterapi 16
45,7 Obat-obatan
12 34,3
Konsumsi Air Minum Normal
Sedang Rendah
10 19
6 28,6
54,3 17,1
Keluhan Subjektif Mulut Kering
Gangguan Penelanan Gangguan Pengecapan
Mulut Perih 28
24 22
22 80,0
68,6 62,9
62,9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2.1 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Intensitas Radioterapi
Tabel 4. Nilai Rata-rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Intensitas Radioterapi
Uji Anova, signifikan p 0,05 Tabel 4 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima
radioterapi daerah kepala dan leher yang dikelompokkan berdasarkan intensitas radioterapinya. Dari hasil perhitungan uji statistik Anova diperoleh nilai rata-rata
volume saliva tertinggi terdapat di kelompok intensitas radioterapi 1 - 5 x yaitu 0.15060 mlmenit dengan standard deviasi 0.067818 dan nilai rata-rata volume
saliva terendah terdapat di kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x yaitu 0.00840
mlmenit dengan standard deviasi 0.006731. Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok intensitas radioterapi 1 - 5 x yaitu 0,268 mlmenit dan yang
terendah yaitu 0,103 mlmenit dan pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x yaitu 0,018 mlmenit dan yang terendah
yaitu 0 ml menit Hasil yang diperoleh dari uji ini adalah hubungan yang signifikan dengan nilai p 0,05. Ini berarti teori yang mengatakan bahwa
radioterapi dapat mempengaruhi penurunan volume saliva diterima. Grafik 1. Hubungan Intensitas Radioterapi dengan Volume Saliva Penerima
Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Kelompok Intensitas
Radioterapi N
Volume Saliva mlmenit Sig.
Mean±sd Terendah
Tertinggi 1 - 5 x
5 0.15060
± 0.067818 0.103
0.268 6 - 10 x
5 0.07600
± 0.031185 0.038
0.115 11 - 15 x
5 0.06980
± 0.021788 0.043
0.101 16 - 20 x
5 0.07160
± 0.031643 0.026
0.112 0,0001
21 - 25 x 5
0.05140 ± 0.019552
0.028 0.075
26 - 30 x 5
0.02600 ± 0.013638
0.013 0.047
31 - 35 x 5
0.00840 ± 0.006731
0.000 0.018
Total 35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Grafik 1 menunjukkan bahwa volume saliva tertinggi batas atas dan volume saliva terendah batas bawah dari setiap kelompok intensitas radioterapi
pada penerima radioterapi daerah kepala dan leher mengalami penurunan seiring dengan peningkatan intensitas radioterapi. Penurunan yang paling signifikan
volume saliva tertinggi dari setiap kelompok intensitas radioterapi terjadi pada
kelompok intensitas radioterapi 1 - 5 x, terjadi kenaikan pada kelompok intensitas radioterapi 16 - 20 x, turun kembali mulai dari kelompok intensitas radioterapi 21
- 25 x sampai pada kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x. Sedangkan volume
saliva terendah mengalami penurunan pada kelompok intensitas radioterapi 1 - 5
x, terjadi kenaikan pada kelompok intensitas radioterapi 11 - 15 x, turun mulai dari kelompok intensitas radioterapi 16 - 20 x dan kembali terjadi kenaikan pada
kelompok intensitas radioterapi 21 - 25 x, mengalami penurunan sampai pada kelompok intensitas radioterapi 31 - 35 x.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Intensitas Radioterapi pada Penerima Radioterapi
daerah Kepala dan Leher Terhadap Volume Saliva
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
1 - 5 x 6 - 10 x 11 - 15 x 16 - 20 x 21 - 25 x 26 - 30 x 31 - 35 x
Vo lu
m e
S al
iv a
m l
Kelompok Intensitas Terendah
Tertinggi
Kelompok Intensitas
Radioterapi Kategori Volume Saliva
Total Hiposalivasi
Rendah Normal
1 - 5 x Jumlah
N 4
80.0 1
20.0 5
100.0 6 - 10 x
Jumlah N
4 80.0
1 20.0
5 100.0
11 - 15 x Jumlah
N 4
80.0 1
20.0 5
100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kategori volume saliva:
32
Hiposalivasi : 0,1 mlmnt Rendah : 0,1 - 0,25 mlmnt Normal : 0,25 mlmnt Tabel 5 menunjukkan distribusi frekuensi antara intensitas radioterapi
pada penerima radioterapi daerah Kepala dan leher dengan volume saliva. Tabel ini menunjukkan hanya 1 subjek 2,9 yang memiliki volume saliva normal
yaitu pada kelompok intensitas 1 - 5 x dan 7 subjek 20,0 yang memiliki volume saliva rendah yaitu pada kelompok intensitas 1 - 20 x dan sebanyak 27
subjek 77,1 mengalami hiposalivasi mulai dari kelompok intensitas 6 - 35 x.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Resiko Volume
Saliva Berdasarkan Intensitas Radioterapi pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher
Uji Chi-Square p 0,05 Berdasarkan Uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,003 artinya ada
hubungan yang signifikan antara intensitas radioterapi dengan volume saliva pada penerima radioterapi daerah kepala dan leher. Diperoleh nilai odd ratio sebesar
16 - 20 x Jumlah
N 4
80.0 1
20.0 5
100.0 21 - 25 x
Jumlah N
5 100.0
5 100.0
26 - 30 x Jumlah
N 5
100.0 5
100.0 31 - 35 x
Jumlah N
5 100.0
5 100.0
Total Jumlah
N 27
77,1 7
20,0 1
2.9 35
100.0
Hiposalivasi Total
Sig. Tidak
Ya Kelompok
Intensitas Radioterapi
1 - 10 x Jumlah
6 4
10
0,003 kelompok
60.0 40.0
100.0 11 - 35 x
Jumlah 2
23 25
kelompok 8.0
92.0 100.0
Total Jumlah
8 27
35 kelompok
22.9 77.1
100.0 OR =17,25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17,25 yang berarti penerima radioterapi daerah kepala dan leher dengan kelompok intensitas radioterapi 11 - 35 x memiliki resiko terhadap hiposalivasi sebesar
17,25 kali dibandingkan dengan intensitas radioterapi1 - 10 x.
5.2.2 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 7. Nilai Rata- rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 7 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher berdasarkan jenis kelamin. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata volume saliva pada kelompok laki-laki yaitu 0.06685 mlmenit dengan standard deviasi 0.057853 dan nilai rata-rata volume
saliva pada kelompok perempuan yaitu 0.05900 mlmenit dengan standard deviasi 0.032943. Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok laki-laki yaitu
0,268 mlmenit dan yang terendah yaitu 0,000 mlmenit. Pengukuran volume
saliva tertinggi pada kelompok perempuan yaitu 0,115 mlmenit dan yang terendah 0,011 mlmenit.
5.2.3 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Umur
Jenis Kelamin N
Volume Saliva mlmenit Mean±sd
Terendah Tertinggi
Laki-laki 26
0.06685 ± 0.057853
0,000 0,268
Perempuan 9
0.05900 ± 0.032943
0,011 0,115
Total 35
Kelompok Umur tahun
N Volume Saliva mlmenit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 8. Nilai Rata-rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Umur
Tabel 8 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher yang dikelompokkan berdasarkan umur. Dari
hasil perhitungan nilai rata-rata volume saliva tertinggi terdapat di kelompok umur 71 - 80 tahun yaitu 0.15060 mlmenit dengan standard deviasi 0.018385 dan
nilai rata-rata volume saliva terendah terdapat di kelompok intensitas radioterapi 31 - 40 tahun yaitu 0.04500 mlmenit dengan standard deviasi 0.031401.
Pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok umur 71 - 80 tahun yaitu 0.101 mlmenit dan yang terendah yaitu 0,075 mlmenit dan pengukuran volume
saliva tertinggi pada kelompok umur 31 - 40 tahun yaitu 0.083 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.008 ml menit
5.2.4 Pengukuran volume saliva pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kanker
Mean±sd Terendah
Tertinggi 11 - 20
2 0.08650
± 0.085560 0.026
0.147 21 - 30
2 0.06050
± 0.024749 0.043
0.078 31 - 40
4 0.04500
± 0.031401 0.008
0.083 41 - 50
11 0.05673
± 0.031963 0.011
0.112 51 - 60
10 0.06750
± 0.082778 0.000
0.268 61 - 70
4 0.08000
± 0.037921 0.038
0.115 71 - 80
2 0.08800
± 0.018385 0.075
0.101 Total
35 Jenis Kanker
N Volume Saliva mlmenit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 9. Nilai Rata-rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kanker
Tabel 9 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher berdasarkan jenis kanker. diperoleh nilai rata-
rata volume saliva tertinggi terdapat pada kelompok kanker tonsil yaitu 0.08450 mlmenit dengan standard deviasi 0.013435 dan nilai rata-rata volume saliva
terendah terdapat pada kelompok kanker Sinonasal yaitu 0.05133 mlmenit dengan standard deviasi 0.036774. Pengukuran volume saliva tertinggi pada
kelompok kanker tonsil yaitu 0.094 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.075 mlmenit dan pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok kanker
Sinonasal yaitu 0.083 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.011 ml menit.
5.3 Distribusi Frekuensi Kemoterapi, Konsumsi Obat-obatan dan