Tabel 9. Nilai Rata-rata Volume Saliva Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Berdasarkan Jenis Kanker
Tabel 9 menunjukkan rata-rata pengukuran volume saliva penerima radioterapi daerah kepala dan leher berdasarkan jenis kanker. diperoleh nilai rata-
rata volume saliva tertinggi terdapat pada kelompok kanker tonsil yaitu 0.08450 mlmenit dengan standard deviasi 0.013435 dan nilai rata-rata volume saliva
terendah terdapat pada kelompok kanker Sinonasal yaitu 0.05133 mlmenit dengan standard deviasi 0.036774. Pengukuran volume saliva tertinggi pada
kelompok kanker tonsil yaitu 0.094 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.075 mlmenit dan pengukuran volume saliva tertinggi pada kelompok kanker
Sinonasal yaitu 0.083 mlmenit dan yang terendah yaitu 0.011 ml menit.
5.3 Distribusi Frekuensi Kemoterapi, Konsumsi Obat-obatan dan
Konsumsi Air Minum terhadap Volume Saliva Penerima Radioterapi
Daerah Kepala dan Leher
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Resiko Kemoterapi pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher terhadap Volume Saliva
Mean±sd Terendah
Tertinggi Kanker Nasofaring
24 0.06383
± 0.058768 0.000
0.268 Kanker Laring
4 0.06250
± 0.047233 0.008
0.103 Kanker Tonsil
2 0.08450
± 0.013435 0.075
0.094 Kanker Parotis
2 0.08200
± 0.042426 0.052
0.112 Kanker Sinonasal
3 0.05133
± 0.036774 0.011
0.083 Total
35
Hiposalivasi Total
Tidak Ya
Kemoterapi Tidak
Jumlah 7
12 19
kelompok 36.8
63.2 100.0
Ya Jumlah
1 15
16 kelompok
6.3 93.8
100.0 Total
Jumlah 8
27 35
kelompok 22.9
77.1 100.0
OR =8,75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 10 menunjukkan sebanyak 7 subjek 36,8 tidak menerima kemoterapi tidak mengalami hiposalivasi, sebanyak 12 subjek 63,2 tidak
menerima kemoterapi mengalami hiposalivasi. Sebanyak 1 subjek 6,3 menerima kemoterapi tidak mengalami hiposalivasi, dan sebanyak 15 subjek
93,8 menerima kemoterapi mengalami hiposalivasi. Diperoleh nilai odd ratio sebesar 8,75 yang berarti penerima radioterapi daerah kepala dan leher yang
menerima kemoterapi memiliki resiko terhadap hiposalivasi sebesar 8,75 kali dibandingkan dengan yang tidak menerima kemoterapi.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Resiko Mengkonsumsi Obat-obatan pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher terhadap Volume Saliva
Tabel 11 menunjukkan sebanyak 7 subjek 30,4 tidak mengkonsumsi obat-obatan tidak mengalami hiposalivasi, sebanyak 16 subjek 69,6 tidak
mengkonsumsi obat-obatan mengalami hiposalivasi. Sebanyak 1 subjek 8,3 mengkonsumsi obat-obatan tidak mengalami hiposalivasi, dan sebanyak 11 subjek
91,7 mengkonsumsi obat-obatan mengalami hiposalivasi. Diperoleh nilai odd ratio sebesar 4,813 yang berarti penerima radioterapi daerah kepala dan leher
yang mengkonsumsi obat-obatan memiliki resiko terhadap hiposalivasi sebesar 4,813 kali dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi obat-obatan.
Hiposalivasi Total
Tidak Ya
Konsumsi Obat- Obatan
Tidak Jumlah
7 16
23 kelompok
30.4 69.6
100.0 Ya
Jumlah 1
11 12
kelompok 8.3
91.7 100.0
Total Jumlah
8 27
35 kelompok
22.9 77.1
100.0 OR = 4,813
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 12. Distribusi Frekuensi
Konsumsi Air Minum pada Penerima Radioterapi
Daerah Kepala dan Leher terhadap Volume Saliva
Kategori konsumsi air minum:
27
Sedikit : 3 gelashari Sedang : 4-7 gelashari Normal : 8 gelashari
Tabel 12 menunjukkan sebanyak 0 subjek 0 mengkonsumsi air minum sedikit tidak mengalami hiposalivasi, sebanyak 6 subjek 100 mengkonsumsi
air minum sedikit mengalami hiposalivasi. Sebanyak 4 subjek 21,1 mengkonsumsi air minum sedang, tidak mengalami hiposalivasi, sebanyak 15
subjek 78,9 mengkonsumsi air minum sedang, mengalami hiposalivasi. Sebanyak 4 subjek 40,0 mengkonsumsi air minum normal, tidak mengalami
hiposalivasi dan sebanyak 27 subjek 77,1 mengkonsumsi air minum nomal mengalami hiposalivasi.
5.4 Hubungan Antara Hiposalivasi dengan Keluhan Mulut Kering Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher
Tabel 13. Hubungan Antara Hiposalivasi dengan Keluhan Mulut Kering pada Penerima Radioterapi Daerah Kepala dan Leher
Uji Chi-Square p 0,05 Tabel 13 menunjukkan hubungan antara hiposalivasi dengan keluhan
mulut kering pada penerima radioterapi daerah kepala dan leher. Sebanyak 25
Hiposalivasi Total
Tidak Ya
Konsumsi Air Minum
Sedikit Jumlah
6 6
kelompok 100.0
100.0 Sedang
Jumlah 4
15 19
kelompok 21.1
78.9 100.0
Normal Jumlah
4 6
10 kelompok
40.0 60.0
100.0 Total
Jumlah 8
27 35
kelompok 22.9
77.1 100.0
Hiposalivasi Total
Sig. Tidak
Ya Keluhan
Mulut Kering Tidak Jumlah
5 2
7
0,003 kelompok
71,4 28,6
100.0 Ya
Jumlah 3
25 28
kelompok 10.7
89.3 100.0
Total Jumlah
8 27
35 kelompok
22.9 77.1
100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
subjek 89.3
melaporkan mengalami
keluhan mulut
kering dan
diidentifikasikan terjadi hiposalivasi, sedangkan 3 subjek 10,7 melaporkan mengalami keluhan mulut kering tetapi ternyata tidak terjadi hiposalivasi.
Berdasarkan Uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,003 artinya ada hubungan yang signifikan, p 0,05 antara hiposalivasi dengan keluhan mulut kering pada
penerima radioterapi daerah kepala dan leher.
BAB 6 PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 35 orang penderita kanker kepala dan leher penerima radioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan, setiap subjek hanya
dilakukan sekali pengumpulan saliva. Radioterapi dilakukan 5 kali seminggu dari hari Senin sampai Jumat dengan kontrol berkala setiap satu kali seminggu. Untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan, pada penelitian ini dikombinasikan antara pengumpulan saliva dan dibantu dengan kuesioner. Hal ini sesuai dengan teori
Vissink, dkk dari sudut pandang klinik yang sangat menyarankan bahwa, kombinasi dari pemeriksaan objektif pengukuran volume saliva dan subjektif
kuesioner merupakan parameter uji yang dapat menunjukkan pola keluhan pasien dan efek dari jenis terapi terhadap keluhan pasien.
10
Dalam penelitian ini intensitas yang diteliti adalah 1 - 35 kali.
6.1 Karakteristik Umum Subjek yang Diteliti