Fungsi Saliva Fungsi Saliva Fungsi Saliva

Saliva adalah suatu cairan eksokrin yang kompleks, tidak berwarna, secara kuantitatif disekresikan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis merupakan kelenjar saliva mayor gambar 2. Di samping itu terdapat kelenjar saliva minor merupakan kelenjar saliva tambahan yang terletak di mukosa bukal, labial, lingual, dan palatinal. 6,7,21,22 Gambar.2. Anatomi Kelenjar Saliva Mayor 11 Komposisi saliva terdiri dari 99 air, berbagai elektrolit yaitu kalsium, sodium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut. Pada orang dewasa yang sehat, diproduksi saliva kurang lebih 1,5 liter dalam waktu 24 jam. 5-7

2.4 Fungsi Saliva

Saliva mempunyai beberapa fungsi penting di dalam rongga mulut antara lain: 5,7 1. Sensasi Rasa Aliran saliva yang terbentuk di dalam asini bersifat isotonik, saliva mengalir melalui duktus dan mengalami perubahan menjadi hipotonik. Kandungan hipotonik saliva terdiri dari glukosa, sodium, klorida, urea dan memiliki kapasitas untuk memberikan kelarutan substansi yang memungkinkan gustatory buds merasakan aroma yang berbeda. 2. Perlindungan Mukosa dan Lubrikasi Saliva adalah suatu cairan eksokrin yang kompleks, tidak berwarna, secara kuantitatif disekresikan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis merupakan kelenjar saliva mayor gambar 2. Di samping itu terdapat kelenjar saliva minor merupakan kelenjar saliva tambahan yang terletak di mukosa bukal, labial, lingual, dan palatinal. 6,7,21,22 Gambar.2. Anatomi Kelenjar Saliva Mayor 11 Komposisi saliva terdiri dari 99 air, berbagai elektrolit yaitu kalsium, sodium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut. Pada orang dewasa yang sehat, diproduksi saliva kurang lebih 1,5 liter dalam waktu 24 jam. 5-7

2.4 Fungsi Saliva

Saliva mempunyai beberapa fungsi penting di dalam rongga mulut antara lain: 5,7 1. Sensasi Rasa Aliran saliva yang terbentuk di dalam asini bersifat isotonik, saliva mengalir melalui duktus dan mengalami perubahan menjadi hipotonik. Kandungan hipotonik saliva terdiri dari glukosa, sodium, klorida, urea dan memiliki kapasitas untuk memberikan kelarutan substansi yang memungkinkan gustatory buds merasakan aroma yang berbeda. 2. Perlindungan Mukosa dan Lubrikasi Saliva adalah suatu cairan eksokrin yang kompleks, tidak berwarna, secara kuantitatif disekresikan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis merupakan kelenjar saliva mayor gambar 2. Di samping itu terdapat kelenjar saliva minor merupakan kelenjar saliva tambahan yang terletak di mukosa bukal, labial, lingual, dan palatinal. 6,7,21,22 Gambar.2. Anatomi Kelenjar Saliva Mayor 11 Komposisi saliva terdiri dari 99 air, berbagai elektrolit yaitu kalsium, sodium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut. Pada orang dewasa yang sehat, diproduksi saliva kurang lebih 1,5 liter dalam waktu 24 jam. 5-7

2.4 Fungsi Saliva

Saliva mempunyai beberapa fungsi penting di dalam rongga mulut antara lain: 5,7 1. Sensasi Rasa Aliran saliva yang terbentuk di dalam asini bersifat isotonik, saliva mengalir melalui duktus dan mengalami perubahan menjadi hipotonik. Kandungan hipotonik saliva terdiri dari glukosa, sodium, klorida, urea dan memiliki kapasitas untuk memberikan kelarutan substansi yang memungkinkan gustatory buds merasakan aroma yang berbeda. 2. Perlindungan Mukosa dan Lubrikasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Saliva membentuk lapisan seromukus yang berperan sebagai pelumas dan melindungi jaringan rongga mulut dari agen-agen yang dapat mengiritasi. Musin sebagai protein dalam saliva memiliki peranan sebagai pelumas, perlindungan terhadap dehidrasi, dan dalam proses pemeliharaan viskoelastisitas saliva. 3 Kapasitas Buffer Buffer adalah suatu substansi yang dapat membantu untuk mempertahankan agar pH tetap netral. Buffer dapat menetralisasikan asam dan basa. Saliva memiliki kemampuan untuk mengatur keseimbangan buffer pada rongga mulut. 4. Integritas Enamel Gigi Saliva juga memiliki peranan penting dalam mempertahankan integritas kimia fisik dari enamel gigi dengan cara mengatur proses remineralisasi dan demineralisasi. Faktor utama untuk mengontrol stabilitas enamel adalah hidroksiapatit sebagai konsentrasi aktif yang dapat membebaskan kalsium, fosfat, dan fluor di dalam larutan dan di dalam pH saliva. 5. Menjaga Oral Hygiene Saliva berfungsi sebagai self cleansing terutama pada saat tidur dimana produksi saliva berkurang. Saliva mengandung enzim lisosim yang berperan penting dalam mengontrol pertumbuhan bakteri di rongga mulut. 6. Membantu Proses Pencernaan Saliva bertanggung jawab untuk membantu proses pencernaan awal dalam proses pembentukan bolus-bolus makanan. Enzim -amylase atau enzim ptyalin merupakan salah satu komposisi dari saliva yang berfungsi untuk memecah karbohidrat menjadi maltosa, maltotriosa dan dekstrin. 7. Perbaikan Jaringan Saliva memiliki peranan dalam membantu proses pembekuan darah pada jaringan rongga mulut, secara klinis waktu pendarahan menjadi lebih singkat dengan adanya bantuan saliva. 8. Membantu Proses Bicara Lidah memerlukan saliva sebagai pelumas selama berbicara, tanpa adanya saliva, maka proses berbicara akan lebih sulit. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9. Menjaga Keseimbangan Cairan Penurunan aliran saliva akan menghasilkan adanya suatu sensasi haus yang dapat meningkatkan intake cairan. 2.5 Metode Pengumpulan Saliva Untuk mengetahui produksi saliva yang dihasilkan dapat digunakan beberapa pengukuran volume saliva: 7,25,26 1. Draining Method Metode Drainase Pada metode drainase, subjek menundukkan kepalanya dan melakukan satu kali gerakan penelanan. Subjek membiarkan saliva dalam mulut mengalir melalui bibir bawah ke dalam tabung ukur dan pada waktu yang telah ditentukan. Gambar 3. Draining Method. 25 2. Spitting Method Metode Peludahan Metode Pengambilan saliva yang hampir sama dengan metode drainase, Subjek membiarkan saliva tergenang dalam mulutnya tanpa ditelan dan setiap satumenit subjek harus meludahkan saliva yang terkumpul didalam mulut ke tabung. Gambar 4.Spitting method. 26 3. Suction Method Metode Penghisapan Pada metode penghisapan, saliva dihisap dari dasar mulut dengan menggunakan pipa penghisap secara terus menerus. 9. Menjaga Keseimbangan Cairan Penurunan aliran saliva akan menghasilkan adanya suatu sensasi haus yang dapat meningkatkan intake cairan. 2.5 Metode Pengumpulan Saliva Untuk mengetahui produksi saliva yang dihasilkan dapat digunakan beberapa pengukuran volume saliva: 7,25,26 1. Draining Method Metode Drainase Pada metode drainase, subjek menundukkan kepalanya dan melakukan satu kali gerakan penelanan. Subjek membiarkan saliva dalam mulut mengalir melalui bibir bawah ke dalam tabung ukur dan pada waktu yang telah ditentukan. Gambar 3. Draining Method. 25 2. Spitting Method Metode Peludahan Metode Pengambilan saliva yang hampir sama dengan metode drainase, Subjek membiarkan saliva tergenang dalam mulutnya tanpa ditelan dan setiap satumenit subjek harus meludahkan saliva yang terkumpul didalam mulut ke tabung. Gambar 4.Spitting method. 26 3. Suction Method Metode Penghisapan Pada metode penghisapan, saliva dihisap dari dasar mulut dengan menggunakan pipa penghisap secara terus menerus. 9. Menjaga Keseimbangan Cairan Penurunan aliran saliva akan menghasilkan adanya suatu sensasi haus yang dapat meningkatkan intake cairan. 2.5 Metode Pengumpulan Saliva Untuk mengetahui produksi saliva yang dihasilkan dapat digunakan beberapa pengukuran volume saliva: 7,25,26 1. Draining Method Metode Drainase Pada metode drainase, subjek menundukkan kepalanya dan melakukan satu kali gerakan penelanan. Subjek membiarkan saliva dalam mulut mengalir melalui bibir bawah ke dalam tabung ukur dan pada waktu yang telah ditentukan. Gambar 3. Draining Method. 25 2. Spitting Method Metode Peludahan Metode Pengambilan saliva yang hampir sama dengan metode drainase, Subjek membiarkan saliva tergenang dalam mulutnya tanpa ditelan dan setiap satumenit subjek harus meludahkan saliva yang terkumpul didalam mulut ke tabung. Gambar 4.Spitting method. 26 3. Suction Method Metode Penghisapan Pada metode penghisapan, saliva dihisap dari dasar mulut dengan menggunakan pipa penghisap secara terus menerus. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5. Suction Method 26 4. Swab Method Metode Absorbsi Metode absorbs dilakukan dengan mengumpulkan saliva menggunakan kain penghisap yang ditimbang lebih dahulu lalu dimasukkan ke dalam rongga mulut. Setelah waktu pengumpulan saliva berakhir, kain penghisap diangkat dan ditimbang. Gambar 5. Swab Method 7

2.6 Volume Saliva