Saliva 2.2 Radioterapi pada Daerah Kanker Kepala dan Leher Saliva 2.2 Radioterapi pada Daerah Kanker Kepala dan Leher Saliva

2.2 Radioterapi pada Daerah Kanker Kepala dan Leher

Radioterapi daerah kepala dan leher merupakan terapi utama pada pengobatan kanker kepala dan leher selain kemoterapi. Lokasi anatomis dari kanker kepala dan leher dapat dilihat pada gambar 1. 3,17,20 Gambar 1. Lokasi anatomis kanker kepala dan leher 17 Radioterapi memegang peranan penting pada perawatan kanker kepala dan leher. Radioterapi ini memberikan manfaat pada jaringan, tetapi juga memiliki efek samping yang tidak dapat dihindarkan. Sinar radiasi yang digunakan sebagai agen radioterapi memberi komplikasi destruktif pada mukosa oral. 3 Komplikasi yang terjadi akibat radioterapi tergantung pada dosis radioterapi, daerah yang diradiasi, total, jenis radioterapi, umur dan kondisi klinis pasien yang berhubungan dengan perawatan radioterapi dapat berupa: 1 1. Komplikasi dini. Biasanya terjadi selama atau beberapa minggu setelah radioterapi, seperti: Xerostomia, Mukositis, Dermatitis, Eritema, Mual-muntah, Anoreksia,dll. 2. Komplikasi Lanjut. Biasanya terjadi setelah 1 tahun pemberian radioterapi seperti: kontraktur, gangguan perumbuhan,dll.

2.3 Saliva 2.2 Radioterapi pada Daerah Kanker Kepala dan Leher

Radioterapi daerah kepala dan leher merupakan terapi utama pada pengobatan kanker kepala dan leher selain kemoterapi. Lokasi anatomis dari kanker kepala dan leher dapat dilihat pada gambar 1. 3,17,20 Gambar 1. Lokasi anatomis kanker kepala dan leher 17 Radioterapi memegang peranan penting pada perawatan kanker kepala dan leher. Radioterapi ini memberikan manfaat pada jaringan, tetapi juga memiliki efek samping yang tidak dapat dihindarkan. Sinar radiasi yang digunakan sebagai agen radioterapi memberi komplikasi destruktif pada mukosa oral. 3 Komplikasi yang terjadi akibat radioterapi tergantung pada dosis radioterapi, daerah yang diradiasi, total, jenis radioterapi, umur dan kondisi klinis pasien yang berhubungan dengan perawatan radioterapi dapat berupa: 1 1. Komplikasi dini. Biasanya terjadi selama atau beberapa minggu setelah radioterapi, seperti: Xerostomia, Mukositis, Dermatitis, Eritema, Mual-muntah, Anoreksia,dll. 2. Komplikasi Lanjut. Biasanya terjadi setelah 1 tahun pemberian radioterapi seperti: kontraktur, gangguan perumbuhan,dll.

2.3 Saliva 2.2 Radioterapi pada Daerah Kanker Kepala dan Leher

Radioterapi daerah kepala dan leher merupakan terapi utama pada pengobatan kanker kepala dan leher selain kemoterapi. Lokasi anatomis dari kanker kepala dan leher dapat dilihat pada gambar 1. 3,17,20 Gambar 1. Lokasi anatomis kanker kepala dan leher 17 Radioterapi memegang peranan penting pada perawatan kanker kepala dan leher. Radioterapi ini memberikan manfaat pada jaringan, tetapi juga memiliki efek samping yang tidak dapat dihindarkan. Sinar radiasi yang digunakan sebagai agen radioterapi memberi komplikasi destruktif pada mukosa oral. 3 Komplikasi yang terjadi akibat radioterapi tergantung pada dosis radioterapi, daerah yang diradiasi, total, jenis radioterapi, umur dan kondisi klinis pasien yang berhubungan dengan perawatan radioterapi dapat berupa: 1 1. Komplikasi dini. Biasanya terjadi selama atau beberapa minggu setelah radioterapi, seperti: Xerostomia, Mukositis, Dermatitis, Eritema, Mual-muntah, Anoreksia,dll. 2. Komplikasi Lanjut. Biasanya terjadi setelah 1 tahun pemberian radioterapi seperti: kontraktur, gangguan perumbuhan,dll.

2.3 Saliva

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Saliva adalah suatu cairan eksokrin yang kompleks, tidak berwarna, secara kuantitatif disekresikan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis merupakan kelenjar saliva mayor gambar 2. Di samping itu terdapat kelenjar saliva minor merupakan kelenjar saliva tambahan yang terletak di mukosa bukal, labial, lingual, dan palatinal. 6,7,21,22 Gambar.2. Anatomi Kelenjar Saliva Mayor 11 Komposisi saliva terdiri dari 99 air, berbagai elektrolit yaitu kalsium, sodium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut. Pada orang dewasa yang sehat, diproduksi saliva kurang lebih 1,5 liter dalam waktu 24 jam. 5-7

2.4 Fungsi Saliva