Perundingan Damai di Istana Bogor, Indonesia 2008

Keberadaan NRC seolah-olah tidak memiliki makna dalam upaya-upaya menghentikan konflik dan kekerasan di Thailand Selatan. Sebagai buktinya, pada 15 Juni 2006 atau satu hari setelah perayaan 60 tahun kenaikan tahta Raja Thailand, Bhumobol Adulyadej, serta bertepatan satu minggu setelah NRC menyerahkan Laporan Akhir NRC kepada Perdana Menteri Thaksin tentang bagaimana mengatasi kekerasan di tiga daerah perbatasan selatan; 50 bom meledak di 29 tempat mencakup Pattani 18 bom, Narathiwat 20 bom, dan Yala 12 yang membunuh tiga orang 110 . Bom ini telah ditanam di sekitar dan di dalam gedung-gedung pemerintah serta bangunan publik yang merupakan tantangan paling besar yang dihadapi aparat keamanan dalam beberapa tahun.

2. Perundingan Damai di Istana Bogor, Indonesia 2008

Perundingan damai antara Pemerintah Thailand dengan tokoh-tokoh pergerakan perjuangan Patani Thailand Selatan dilaksanakan di Istana Bogor yang berlangsung selama dua hari 20-21 September 2008 dan dapat dikatakan mengalami hasil yang positif. Hasil positif tersebut terlihat dari komitmen keduabelah pihak untuk segera mengakhiri konflik berdarah tersebut. Namun sayang, hasil positif dari perundingan damai yang dimediatori oleh wakil Presiden Indonesia saat itu Jusuf Kalla kandas di tengah jalan akibat pernyataan- pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicara Kepresidenan Urusan Luar Negeri yakni Dino Pati Jalal kepada media nasional dan internasional 111 . 110 Bangkok Post, 16 Juni 2006. Hal 1 111 Dikutip dari berani1.blogspot.com201303pihak-thailand-mempercayai- bahwa.html?m=1 pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 13.20 WIB Perundingan yang dipimpin oleh Jusuf Kalla ini awalnya berlangsung baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pihak-pihak yang bertikai persoalan- persoalan yang selama ini menyebabkan konflik berkepanjangan di Thailand Selatan. Kedua belah pihak yang bertikai juga merasa nyaman dengan sikap netral dalam perundingan yang ditunjukkan oleh Jusuf Kalla. Ada dua alasan yang mungkin menyebabkan pihak-pihak yang bertikai merasa nyaman, yakni yang pertama dari pihak Thailand mempercayai bahwa perundingan ini tidak akan mungkin mendorong adanya pemberian kemerdekaan kepada Patani dan wilayah di Thailand Selatan, karena Jusuf Kalla selama ini dikenal pro dengan otonomi daerah dan kontra terhadap tuntutan kemerdekaan , termasuk tuntutan kemerdekaan rakyat Patani dan Thailand Selatan. Yang kedua, pihak pejuang kemerdekaan Patani dan Thailand Selatan merasa nyaman karena percaya bahwa kesamaan identitas kemelayuan dan keislaman antara pejuang Thailand Selatan dengan mediator akan menjadi pertimbangan mediator untuk tidak meninggalkan kepentingan mereka di Thailand Selatan 112 . Selain dua alasan diatas, ada alasan lain dibalik terpilihnya Jusuf Kalla menjadi juru mediasi, salah satunya adalah karena suksesnya Jusuf Kalla dalam perundingan damai RI-GAM di Helsinki. Berlandaskan sukses MoU Helsinki tahun 2005 tersebut membuat ketertarikan Pemerintah Kerajaan Thailand untuk menerapkan sukses perundingan damai RI-GAM tesebut. Tidak bisa dipungkiri peran beberapa tokoh penting Gerakan Aceh Merdeka GAM yang menjadi perundingan saat di Helsinki menjadi jembatan menuju para elit masyarakat 112 berani1.blogspot.com201303pihak-thailand-mempercayai-bahwa.html. op.cit Thailand Selatan. Beberapa tokoh kunci masyarkat Thailand Selatan bermukim di Swedia, negara yang sama di diami oleh para tokoh GAM 113 . Pada hari pertama perundingan belum ada media nasional yang datang untuk meliput perundingan. Namun ada satu kamera yang diletakkan di depan Istana Bogor. Kamera tersebut menurut kabar yang beredar merupakan kamera dari media asing luar negeri. Memasuki hari kedua perundingan, barulah media nasional mulai ramai berdatangan ke Istana Bogor. Kecurigaan bocornya informasi mengenai adanya perundingan di Istana Bogor tersebut diyakini berasal dari media asing yang pada hari pertama sudah memata-matai perundingan di luar istana 114 . Di saat media datang untuk meliput perundingan, Jusuf Kalla sempat menanyakan kepada pihak-pihak yang berunding apakah mereka ingin bicara kepada pers, dan pihak-pihak yang berunding pun merasa keberatan untuk bicara kepada pers. Jusuf Kalla juga tidak mau berkomentar mengenai isi perundingan pada wartawan yang datang mencari informasi mengenai perundingan tersebut. Jusuf Kalla hanya mengomentari hal-hal normatif terkait teknis dan dan kondisi perundingan tanpa berkomentar mengenai apa isi dalam perundingan 115 . Hal yang sangat mengejutkan datang ketika perundingan telah selesai. Juru Bicara Presiden Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal berbicara pada media mengenai isi dari perundingan tersebut di Istana Negara. Dino Patti Djalal 113 Dikutip dari www.antaranews.com2008921konflik-thailand-selatan-kenapa-jusuf- kalla diakses pada tanggal 12 Februari 2014 pukul 16.55 WIB 114 berani1.blogspot.com201303pihak-thailand-mempercayai-bahwa.html. op.cit 115 Ibid memberitahukan ada tiga kesepakatan penting yang lahir dari perundingan tersebut yakni: a. Kedua belah pihak yang berkonflik sepakat akan menyelesaikan konflik dalam koridor konstitusi Thailand b. Kedua belah pihak sepakat untuk menjaga integritas wilayah Thailand c. Kedua belah pihak yang berkonflik siap melanjutkan perundingan ronde kedua yang akan berlangsung pada pertengahan November 2008 di Istana Bogor 116 Pernyataan Dino Patti Djalal tersebut membuat terkejut pihak-pihak-pihak dalam perundingan, termasuk mediator Jusuf Kalla. Pihak Kementrian Luar Negeri Thailand langsung merespon pernyataan Dino Patti Djalal mengenai perundingan di Istana Bogor dengan menyatakan bahwa Pemerintah Thailand tidak pernah terlibat dalam perundingan damai di Istana Bogor. Dengan tegas pemerintah Thailand membantah bahwa Pemerintah Thailand meminta pertolongan Indonesia untuk menyelesaikan konflik internal mereka 117 . Pernyataan keras Kementrian Luar Negeri Thailand tersebut dibantah kembali oleh Jusuf Kalla. Jusuf Kalla menyatakan bahwa perundingan yang terjadi di Istana Bogor tersebut adalah legal, karena delegasi Thailand yang ikut berunding di Istana Bogor tersebut memiliki mandat dari Pemerintah Thailand. Bahkan Duta Besar Thailand untuk Indonesia sempat datang ke kantor Wakil Presiden beberapa saat sebelum perundingan tersebut dilaksanakan. 116 Ibid 117 Ibid Mandat tersebut diberikan langsung oleh PM Samak Sundaravej yang member lampu hijau kepada Jusuf Kalla untuk memediasi konflik Thailand Selatan. Jusuf Kalla balikmengkritik Kemenlu Thailand yang member pernyataan yang tidak perlu tersebut. Menurut Jusuf Kalla konflik yang dimediasinya merupakan konflik internal Thailand, jadi jika Deplu Thailand ikut bersuara terkait perundingan tersebut justru akan terkesan menjadikan isu menjadi masalah luar negeri 118 . Pernyataan Dino Patti Djalal di media membuat kecewa Jusuf Kalla sebagai mediator dalam perundingan damai tersebut. Pernyataan Dino Patti Djalal kepada media akan berdampak pada bubarnya perundingan damai itu. Jusuf Kalla pada saat itu menjelaskan kepada media bahwa pernyataan Dino Patti Djalal merupakan pelanggaran etika pada mediasi dan Jusuf Kalla juga menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menginstruksikan Dino untuk membeberkan isi perundingan kepada media 119 . Jusuf Kalla juga sangat sadar pada prinsip mediasi dimana pihak ketiga merupakan pihak yang menjadi bridging trust atau jembatan perundingan dimana secara etika tidak boleh membocorkan isi perundingan. Hal tersebut menurut Jusuf Kalla sesuai dengan teori “prinsip mediasi” yang dipaparkan oleh Ruth Chariton bahwa mediator harus menjunjung tinggi prinsip confidentiality kerahasiaan dimana segala sesuatu yang terjadi di dalam pertemuan yang di selenggarakan oleh mediator dan disputants pihak-pihak yang bertikai bersifat 118 Ibid 119 Ibid rahasia dan tidak boleh disiarkan kepada public atau pers oleh masing-masing pihak. Bocornya isi perundingan tersbut kepada media berdampak langsung terhadap situasi dalam negeri Thailand sendiri. Pasalnya, di Thailand Selatan sendiri pihak pejuang kemerdekaan Patani dan Thailand Selatan terdiri dari banyak faksi dan tidak semua faksi diikutkan dalam proses perundingan ini. Ketika perundingan ini bocor, faksi-faksi yang tidak dilibatkan tersebut memprotes perundingan. Di sisi lain pemerintah Thailand juga khawatir jika bocornya isi perundingan ke media-media akan berdampak pada pengakuan mereka tehadap kelompok pemberontak di mata dunia internasional. Daripada itu, pemerintah Thailand tidak mau mengakui adanya perunndingan damai di Istana Bogor dan sangat menyayangkan bocornya perundingan tersebut 120 . Gagalnya perundingan damai yang dimediasi oleh Jusuf Kalla merupakan sebuah bentuk hilangnya entry point yang dimaksud disini terkait dengan hilangnya legitimasi yang didapatkan oleh Jusuf Kalla dari pemerintah Thaialnd. Sangat jelas bahwa hilangnya legitimasi ini merupakan akibat hilangnya kepercayaan pemerintah Thailand pasca penyataan Dino Patti Djalal di media. Tanpa ada entry point tersebut tentu Jusuf Kalla tidak bisa melanjutkan kembali agenda perundingan selanjutnya. Jadi dapat lah disimpulkan bahwa mediasi yang dilakukan oleh Jusuf Kalla dalam menyelesaikan konflik Thailand Selatan dinyatakan gagal 121 . 120 Ibid 121 Ibid Meskipun gagal, Jusuf Kalla sempat mencoba kembali untuk menawarkan perundingan lanjutan pada pihak pemerintah Thailand. Akan tetapi, tawaran dari Jusuf Kalla tersebut tidak membuahkan hasil, dikarenakan pemerintah Thailand sudah tidak mau lagi melanjutkan perundingan. Dari pihak pejuang kemerdekaan Pattani dan Thailand Selatan juga sudah tidak mau melanjutkan perundingan, karena pasca pernyataan Dino Patti Djalal di media, faksi-faksi pejuang Patani di Thailand Selatan yang tidak diajak berunding memprotes karena mereka tidak diikutkan dalam perundingan di Istana Bogor 122 . Menurut International Crisis Group ICG, yaitu organisasi yang think- thank yang bermarkas di Brussel mejelaskan, akan sulit bagi pemerintah Thailand untuk menerapkan atau mengadopsi pengalaman perdamaian di Aceh sebagai model atau cara perdamaian. Hal tersebut karena pemerintah Thailand masih tidak yakin apakah para pihak dalam pembicaraan yang dimediasi oleh Jusuf Kalla tersebut, merupakan perwakilan otoritatif pihak pejuang Thailand Selatan. Berbeda dengan perdamaian Aceh Gerakan Aceh Merdeka dan NKRI pasca tsunami di Helsinki Swedia, pemerintah Indonesia tahu siapa-siapa saja harus berurusan mulai dari komandan pejuang di lapangan maupun elit GAM di luar negeri, sehingga memudahkan untuk bernegoisasi 123 . Ketidakjelasan status para wakil pejuang Thailand Selatan yang akan dibawa untuk berunding nanti menjadi fokus kritik dari ICG, karena mereka beranggapan bahwa hal ini sangat krusial yang nantinya akan akan menjadi tolak ukur hasil perundingan. ICG juga menjelaskan bahwa pejuang kemerdekaan 122 Ibid 123 Ibid Patani dan Thailand Selatan sudah mengalam desentralisasi gerakan yang mengakibatkan sulitnya untuk mendeteksi siapa-siapa atau kelompok mana yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap proses perdamaian 124 .

3. Penandatanganan Kesepakatan Damai Barisan Revolusi Nasional