Pembantaian di Masjid Al-Furqon, Narathiwaat, 2009 Peristiwa Berdarah Takbai, 2004

3. Pembantaian di Masjid Al-Furqon, Narathiwaat, 2009

Peristiwa pembantaian dan pembunuhan etnis melayu sangat sering terjadi di Thailand Selatan, terlebih hal tersebut dilakukan disaat sedang menjalankan ibadah. Salah satu peristiwa pembantaian dan pembunuhan yang terjadi adalah seperti yang terjadi di Masjid Al-Furqon yang berada di Distrik Joh-I-Rong, provinsi Narathiwaat pada tanggal 8 Juni 2009, malam, sewaktu Isya, sekelompok pria bersenjata sekitar 6 orang dengan wajah tertutup mengepung masjid dari arah depan dan samping 64 . Pembantaian dilakukan pada shalat Isya, tepatnya pada raka’at kedua, ketika Imam membaca surah Al-Fatihah. Berondongan peluru diarahkan ke 50 jamaah sholat Isya tersebut. Peluru yang ditembakan tersebut mengenai bagian kepala dan perut korban. Dari selongsongan peluru yang berserakan, penembak dipastikan menggunakan senjata M-16, senjata organik milik militer Thailand 65 . Peristiwa tersebut menyebabkan 11 orang muslim Pattani tewas dan 19 lainnya luka parah. Sepuluh orang meninggal di lokasi dan seorang lagi meninggal saat di rumah sakit 66 .

4. Peristiwa Berdarah Takbai, 2004

Peristiwa berdarah Tak Bai yang terjadi pada tanggal 24 Oktober 2004 dimana ketika 1500 orang warga Pattani yang sedang berunjuk rasa di depan kantor polisi Tak Bai yang mendesak agar membebaskan 6 rekan mereka yang 64 Dikutip Wikipedia.orgwikiTragedi_Pembunuhan_di_masjid_Al-Furqan_,_Narathiwat pada tanggal 21 Februari 2014 pukul 22.34 WIB 65 Ibid 66 Ibid ditahan polisi karena dituduh menyediakan senjata untuk pejuang kemerdekaan Pattani. Polisi selanjutnya menyemprotkan gas air mata kepada pengunjuk rasa dan mengakibatkan 7 orang pengunjuk rasa tewas. Setelah itu polisi Thailand menahan sekitar 1300 pengunjuk rasa. Menurut Suruhanjaya Hak Asasi Manusia Kebangsaan NHRC, pengunjukrasa yang ditahan dipukul dan ditendang dengan tangan diikat ke belakang dan dibaringkan ke tanah. Para pengunjuk rasa yang ditahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam truk dan diletakkan secara paksa sehingga para tahanan terjepit dan terhimpit di dalam truk sebelum dipindahkan ke Kamp militer Ingkayuthaborihaan. Di dalam perjalanan menuju kamp yang menempu waktu selama 5 jam, sebanyak 78 orang tahanan tewas di dalam truk karena terjepit, kurang oksigen, dan kelaparan karena saat itu bulan Ramadhan dimana para tahanan sedang berpuasa. Laporan tentara Thailand sendiri memberi angka terperinci kematian 67 : a. Truk bernomor 19338, 21 tewas b. Truk bernomor 19232, 5 tewas c. Truk bernomor 19263, 6 tewas d. Truk bernomor 13164, 23 tewas e. Truk bernomor 51, 5 tewas f. Truk bernomor 5256, 1 tewas g. Truk bernomor 530, 6 tewas h. 11 tewas dalam truk yang tidak diketahui nomornya 67 Dikutip dari hangtuahbatam.blogspot.com2008104-tahun-peristiwa-berdarah- takbai.html?m=1 diakses pada tanggal 20 Maret 2014 pukul 07.20 WIB Lima tahun setelah kejadian berdarah tersebut, Pengadilan Wilayah Songkhla di Thailand memutuskan bahwa polisi dan militer Thailand yang menyebabkan tewasnya puluhan tahanan warga Pattani tersebut tidak bersalah. Hakim beranggapan polisi dan militer Thailand telah bertindak sesuai Undang- Undang dan menggunakan pertimbangan dalam hal darurat . Hakim Yingyut Tanor-Rachin dan Hakim Jutarath Santisevee dalam persidangan mengatakan bahwa polisi dan militer Thailand hanya menjalankan tugas dan mempunyai alasan yang sah untuk mengangkut lebih 1000 pengunjuk rasa yang ditahan dari Tak Bai di perbatasan Thailand-Malaysia ke Kamp tentara Ingkayuthaborihan di Pattani pada 25 Oktober 2004. Perdana Menteri Thaksin mengatakan bahwa pembubaran demonstrasi tersebut telah dilakukan sesuai dengan displin akademik 68 . Perdana Menteri Thaksin juga mengatakan bahwa para demonstran meninggal di dalam kendaraan karena terlalu lemas dan itu adalah situasi yang tidak dapat dihindari 69 . Namun, seorang aktifis mahasiswa dari Narathiwat yang melakukan penyelidikan pada peristiwa tersebut mengatakan bahwa keterangan pemerintah adalah bohong. Keterangan warga kampung yang menjadi saksi mata kepada mahasiswa tersebut adalah aparat keamanan melakukan tembakan secara random dan mengakibatkan sekitar 300 orang meninggal, kemudian jenazahnya dibawa dengan truk militer ke suatu tempat tertentu. Selain itu, sekitar 200 orang meninggal di truk, karena mereka ditumpuk dari atas ke bawah. Laki-laki di bawah dan perempuan di atas seperti menumpuk buku di atas meja secara vertikal. 68 Bangkok Post, 25 Oktober 2004 69 Bangkok Post, 27 Oktober 2004 Akibatnya, banyak orang, terutama laki-laki, yang meninggal. Melalui penyelidikan rahasia, aktifis mahasiswa tersebut mendapatkan data bahwa 1.092 penduduk desa dilaporkan hilang dari Desa Tak Bai dan sekitarnya 70 .

5. Penyanderaan Dua Anggota Marinir di Desa Tanyonglimo,