13
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PELANGGARAN HAM
PADA KEJAHATAN KEMANUSIAAN
A. Pengertian HAM
Dewasa ini, pembahasan mengenai HAM sangat gencar disuarakan dimana-mana. HAM tidak hanya diatur dalam perarturan nasional suatu negara,
melainkan juga diatur dalam instrumen hukum internasional. Masalah penahanan detention serta masalah penyiksaan torture adalah dua diantara beberapa
masalah HAM yang sering dikaji. Terutamanya pada masalah penyiksaan, dimana manusia mempunyai hak untuk tidak disiksa. Bahkan hak untuk tidak disiksa
tersebut mempunyai dua karakter sekaligus, yaitu sebagai non-derogable rights dan jus cogens. Hak untuk disiksa tersebut sangat aktual untuk dibahas dalam
permasalahan HAM karena hak tersebut bersinggungan langsung dengan HAM, khususnya hak sipil dari setiap individu. Masalah penahanan dan penyiksaan
tersebut secara jelas telah diatur dalam Universal Declaration of Human Rights dan International Covenant on Civil and Political Rights.
12
HAM pada saat ini telah menjadi topic pembicaraan utama di berbagai belahan dunia. HAM bukan saja menjadi isu dan masalah nasional bagi negara
tetapi juga menjadi isu dan masalah internasional. Dalam kenyataannya, kasus HAM yang menjadi isu dan masalah internasional dapat dilihat dari beberapa
kasus misalnya kasus diskriminasi kulit hitam apartheid di Afrika Selatan; pembunuhan massal terhadap suku Kurdi pada era Saddam Husien di Irak;
12
Dikutip dari sekartrisakti.wordpress.comtagpenahanan pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 15.40 WIB
pembasmian terhadap etnis Muslim Bosnia oleh Serbia; penyiksaan tawanan perak Irak di Kamp Guantanamo; Penyiksaan etnis Rohingnya di Myanmar dan
termasuk kasus kejahatan manusia pada etnis Pattani di Thailand bagian selatan yang akan menjadi pembahasan dalam skripsi ini.
Dan adapun pengertian HAM yang bersifat baku belum ada hingga saat ini. Beberapa definisi HAM yang dikenal antara lain:
13
a. Jhon Locke: “ Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati
melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat mutlak” b. Prof. Koentjoro Poerbo Pranoto 1976
“HAM adalah hak yang bersifat asasi, artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya yang tidak
dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci. c. Jan Materson Anggota Komisi HAM PBB
“Human rights could be generally defines as those right which are inherent in our nature and without which we cannot live as human beingi”
d. Prof. Darji Darmodoharjo, S.H: Hak-hak asasi manusia adalah dasar atau hak-hak pokok yang dibawa
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi itu menjadi dasar dari hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.
Berdasarkan beberapa definisi yang terdapat diatas maka dapat lah disimpulkan bahwa HAM adalah sesuatu yang bersifat melekat inherent pada
13
Dikutip dari disini-tempat-pr-ku.blogspot.com201210pengertian-ham-menurut-para- ahli.html?m=1 diakses pada tanggal 21 Februari 2014 pukul 14.11 WIB
diri setiap manusia, yang mana berarti HAM adalah karunia dari Tuhan dan bukan pemeberian dari manusia ataupun pemberian dari penguasa negara.
HAM merupakan hak hukum legal rights serta substansinya bersifat universal. Hak hukum yang dimaksud berarti HAM dapat dituntut di Pengadilan,
sedangkan sifat universal berarti eksistensi HAM berlaku secara keseluruhan dan tidak dibatasi oleh batas-batas geografis.
HAM secara hukum selain telah diatur dalam instrument hukum nasional suatu negara, juga telah diatur dalam instrument hukum internasional, seperti yang
telah dituangkan dalam Deklarasi Universal HAM Universal Declaration of Human RightsUDHR tahun 1948, Kovenan Internasional tentang hak-hak sipil
dan politik International Covenant on Civil and Political RightsICCPR tahun 1966, dan Kovenan Internasional tentang hak-hak ekonomo, sosial, dan budaya
International Covenant on Economic, Social, and Cultural RightsICESCR tahun 1966.
Lebih lanjut, Hector Gros Espiel menyatakan bahwa, isu HAM tidak lagi menjadi suatu masalah yang secara eksklusif merupakan kewenangan dalam
negeri dari negara, namun yang sekarang diakui, HAM telah menjadi masalah yang diatur baik oleh hukum nasional maupun hukum internasional dan tidak
dapat lagi digunakan dalih bahwa HAM merupakan masalah kewenangan atau menjadi yurisdikisi dalam suatu negara
14
.
14
Hector Gros Espiel, La Convention Americaine et la convention Eropeenne des droits de l’homme, Analyse Comparative, RCADI, 1989VI, Vol 218. hal
B. Kejahatan Kemanusiaan dan Faktor-Faktor Penyebabnya