Pembantaian di Masjid Kerisik, Pattani, 2004 Pembunuhan Seorang Imam di Narathiwat, 2005

tahanan yang kekurangan oksigen di dalam truk tewas dalam perjalanan menuju tempat penahanan Telaga Bakong, Pattani, yang lebih kurang 160 kilomter dari daerah Tak Bai 56 . Setahun berikutnya di Narathiwat pada tanggal 1 September 2005, sebanyak 131 orang warga Thailand Selatan dilaporkan memasuki wilayah Malaysia melalui daerah Tumpat, Kelantan untuk mencari perlindungan setelah keadaaan di tempat tinggal mereka di Thailand Selatan semakin mencekam dan mengancam keselamatan penduduk. . C. Peristiwa-Peristiwa dalam Konflik Kejahatan Kemanusiaan di Thailand Selatan

1. Pembantaian di Masjid Kerisik, Pattani, 2004

Pembantaian di masjid Kerisik, Pattani ini terjadi pada tanggal 28 April 2004. Peristiwa berdarah ini terjadi disaat masyrakat Pattani selesai menunaikan sholat fardhu dan tiba-tiba dikepung oleh tentara militer Thailand selama 7 jam. Pada saai itu Jamaah sholat di masjid tersebut tidak berani untuk keluar dengan waktu yang cukup lama. Serangan ke dalam masjid dimulai dari tembakan oleh tentara Siam dan juga bom dari helikopter Apache yang dijatuhkan ke dalam kubah masjid 57 . Serangan tentara Thailand tersebut mengakibatkan tewasnya 108 orang masyarakat Pattani. Tentara Thailand juga mengancam kepada masyarakat Pattani 56 Cahyo Pamungkas. Op.cit. hal 172 57 Dikutip dari http:news.bbc.co.uk2hiasia-pacific3932323.stm pada 12 Februari 2014 pukul 17.40 WIB agar mengatakan pihak luar tentara Thailand lah yang melakukan serangan tersebut, bukan dari pihak tentara Thailand 58 . Setelah insiden pembantaian tersebut, Panlop Pinmanee mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Polisi Bagian Selatan Thailand 59 . Serangan itu membuat pertentangan perintah dari Menteri Pertahanan Thailand untuk mengakhiri konfrontasi damai, dan telah menjadi subjek penyelidikan internasional yang menyimpulkan penggunaan kekuatan militer secara berlebihan. Pemerintah tidak minta maaf atas kejadian ini dan hanya memecat Jenderal Phanlop Pinmanee dari jabatan Direktur Peace Building Commission dengan alasan melawan perintah Komandan Jenderal Chawalith Yongchaiyuth. Pemerintah membentuk komisi independen pencari fakta di bawah pimpinan Suchinda Yongsuthorn. Dia menyatakan bahwa penumpasan semacam ini terlalu keras dan tidak akan menyelesaikan masalah. Seorang narasumber mengatakan bahwa militer tidak memiliki niat baik untuk menyelesaikan konflik secara damai 60 .

2. Pembunuhan Seorang Imam di Narathiwat, 2005

Satopa Yusoh, seorang imam dari Desa Lahan, Distrik Sungai Padi, Narathiwat, ditembak di depan rumahnya oleh seseorang yang berseragam loreng seperti militer ketika pulang ke rumah dari masjid setelah memimpin shalat isya. Sesudah memarkir sepeda motornya, dia mulai menaiki tangga masuk rumah. Tiba-tiba, penyerang muncul dan menembaknya dari dua arah dengan senapan 58 59 Wassana Nanuam, “Panlop to face trial for the stroming of Krue Se mosque” 60 Cahyo Pamungkas, op.cit. Hal 170 otomatis kemudian melarikan diri ke perkebunan karet. Namun, beberapa penduduk kampung menyaksikan secara sepintas ada empat orang berpakaian militer melarikan diri dari tempat kejadian tersebut. Pejabat pemerintah mengatakan bahwa pelakunya tidak jelas, entah gerakan separatis atau militer, namun tujuannya untuk memengaruhi penduduk desa agar melawan pemerintah 61 . Didasarkan pada ketidakpercayaan terhadap aparat pemerintah yang sudah sangat tinggi; hampir 100 penduduk desa, terutama perempuan dan anak-anak, membuat barikade untuk mencegah petugas pemerintah dan pasukan keamanan memasuki desa. Untuk pertama kalinya, perempuan dan anak-anak berpartisipasi dalam konflik antara masyarakat Melayu Muslim dengan pemerintah. Penduduk desa percaya bahwa anggota pasukan keamanan yang telah membunuh imam. Sebelum meninggal dunia, imam tersebut mengatakan bahwa tentara yang telah menembaknya dan menolak untuk dibawa ke rumah sakit, karena takut akan diculik oleh aparat keamanan 62 . Sekitar satu setengah jam kemudian, sebuah mobil ambulans lengkap dengan pengawalan pasukan kemanan bersenjata lengkap sebanyak sepuluh truk datang ke lokasi tersebut. Sesuai dengan wasiat terakhir imam, penduduk desa mengatakan bahwa tak ada seorang pun yang memanggil mobil ambulans. Penduduk desa semakin mencurigai mengapa pasukan keamanan mengetahui kalau ada seseorang yang telah tertembak, jika pelakunya bukan berasal dari anggota pasukan kemanan tersebut atau agen-agennya 63 . 61 Ibid hal.175 62 Ibid 63 Ibid

3. Pembantaian di Masjid Al-Furqon, Narathiwaat, 2009