5.4. Daya Terima Terhadap Aroma Biskuit dengan Berbagai Variasi
Penambahan Tepung Wortel
Pengujian organoleptik terhadap aroma oleh panelis menunjukan bahwa panelis menyukai aroma biskuit dengan penambahan tepung wortel 5, dengan skor
tertinggi yaitu 81 90,0 Sedangkan aroma biskuit 25 mendapatkan skor terendah yaitu 67 74,4, karena sudah mulai terasa bau khas wortel.
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap aroma dari ketiga perlakuan pada pembuatan biskuit dengan penambahn tepung wortel dengan nilai Fhitung 6,02
ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11 bermakna bahwa penambahan tepung wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma
biskuit yang dihasilkan.
Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma biskuit A
5 tidak sama dengan aroma biskuit A
2
25, namun aroma biskuit A
1
15 sama dengan kedua aroma biskuit yang lainnya, hal itu berarti biskuit A
5 paling disukai karena pada penilaian yang tertingi terletak pada kategori suka dengan nilai skor 2,7 sedangkan biskuit A
2
kurang disukai karena pada penilaian terletak pada kategori kurang disukai dengaan nilai rata-rata 2,2.
Universitas Sumatera Utara
Munculnya aroma pada biskuit disebabkan karena bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan biskuit yaitu seperti tepung terigu, tepung wortel,
mentega dan tepung susu yang masing-masing mempunyai aroma yang khas.
Menurut Kartika 1988, aroma yaitu bau yang sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas aromanya.
Perbedaan pendapat disebabkan setiap orang memiliki perbedaan penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang mempunyai
kesukaan yang berlainan.
Indera penciuman sangat sensitif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang setiap
bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang oleh adanya senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya formaldehida. Kelelahan daya
penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat Winarno, 1997.
5.5. Daya Terima Terhadap Warna Biskuit dengan Berbagai Variasi