Keterangan: db : derajat bebas
JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.10, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap warna biskuit dengan penambahan tepung wortel
5, 15 dan 25 dengan nilai Fhitung 33,22 ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepug wortel dengan berbagai variasi
memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut biskuit dengan
penambahan tepung wortel 5, 15 dan 25, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini :
Tabel 4.11. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Perlakuan
A
2
A
1
A Rata-rata
A
1
– A
2
= 2,3 – 1,7 = 0,6 0,28 A
– A
2
= 2,8 – 1,7 = 1,1 0,295 A
– A
1
= 2,8 – 2,3 = 0,5 0,28 1,7 2,3 2,8
Jadi A
1
≠ A
2
Jadi A ≠ A
2
Jadi A ≠A
1
Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit A
5, A
1
15, dan A
2
25 tidak ada yang sama. Dapat dilihat juga bahwa biskuit A
5 lebih disukai daripada warna biskuit A
1
15 dan A
2
25 karena warna biskuit A 5 mempunyai
penilaian yang paling tinggi yaitu 2,8.
4.6. Analisis Organoleptik Tekstur Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel dengan Berbagai Variasi
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa organoleptik tekstur biskuit dengan penambahan tepung wortel dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini:
Tabel 4.12. Hasil Analisa Organoleptik Tekstur Biskuit
Tekstur Penambahan Tepung Wortel
Kriteria Skor
5 15
25 Panelis
Skor Panelis
Skor Panelis
Skor
Suka 3
22 66
73,3 14
42 46,7
12 36
40,0 Kurang Suka
2 7
14 15,6
15 30
33,3 9
18 20,0
Tidak Suka 1
1 1
1,1 1
1 1,1
9 9
10,0
Total 30
81 90,0
30 73
81,1 30
63 70,0
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat di lihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap tekstur, biskuit dengan penambahan tepung wortel
5 memiliki total skor tertinggi yaitu 81 90,0 dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah biskuit 25 yaitu 63 70,0
dengan kriteria kesukaan adalah suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai tekstur biskuit 5.
Tabel 4.13. Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Tekstur Sumber
Keragaman db
JK KT
F Hitung
Ftabel Keterangan
0,05 Perlakuan
2 4,27
2,135 4,97
3,11 F
Hi
F
Tabel
Galat 87
37,83 0,43
Total 89
42,1
Keterangan: db : derajat bebas
JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.13, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap tekstur biskuit dengan penambahan tepung wortel
5, 15 dan 25 dengan nilai Fhitung 4,97 ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur biskuit yang dihasilkan. Oleh
karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut biskuit dengan penambahan tepung wortel 5, 15 dan 25, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda
Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini :
Tabel 4.13. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Tekstur Perlakuan
A
2
A
1
A Rata-rata
A
1
– A
2
= 2,43 – 2,17 = 0,26 0,336 A
– A
2
= 2,7 – 2,17 = 0,53 0,354 A
– A
1
= 2,7 – 2,43 = 0,27 0,336 2,17 2,43 2,7
Jadi A
1
= A
2
Jadi A ≠ A
2
Jadi A =
A
1
Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur biskuit A
5 tidak sama dengan tekstur biskuit A
2
25, namun tekstur biskuit A
1
15 sama dengan tekstur kedua biskuit yang lainnya. Hal ini berarti bahwa tekstur biskuit A
5 terbukti paling disukai karena memiliki skor yang tertinggi yaitu 2,7 sedangkan biskuit A2 25 kurang
disukai karena memiliki skor yang terendah yaitu 2,17.
4.7. Analisis Kadar Vitamin A Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel dengan Berbagai Variasi