Deskriptif Panelis Analisis Organoleptik Rasa Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel dengan Berbagai Variasi

dan 0,04 gr pada 15 dan 0,07gr pada 25. Kadar energy, karbohidrat dan protein yang rendah disebabkan karena kadar yang rendah pada tepung wortel menjadikan kandungan tersebut pada biskuit juga rendah. Pada penelitian yang telah dilakukan peneliti membuat biskuit dengan ukuran diameter ± 3 cm. Perbedaan ketiga biskuit yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.2 berikut ini: Gambar 4.1. Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel Tabel 4.2. Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel Karakteristik Biskuit A A 1 A 2 Rasa Khas biskuit Khas wortel Khas wortel Aroma Khas biskuit Beraroma wortel Beraroma wortel Warna Kuning Kuning Kuning kecoklatan Tekstur Renyah Renyah Agak keras Keterangan : A : Penambahan tepung wortel 5 A 1 : Penambahan tepung wortel 15 A 2 : Penambahan tepung wortel 25

4.2. Deskriptif Panelis

A 1 A 2 A Universitas Sumatera Utara Panelis adalah 30 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara USU yang masih aktif kuliah, baik dari jalur SLTA maupun jalur Ekstensi. Panelis terdiri dari 15 orang perempuan dan 15 orang laki- laki. Umur panelis berkisar antara 18 - 41 tahun. Pada saat diminta tanggapan penilaiannya, secara visual panelis tidak dalam keadaan sakit, tidak mengalami cacat fisik pada organ yang dipakai untuk menilai dan dalam keadaan emosional yang stabil.

4.3. Analisis Organoleptik Rasa Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel dengan Berbagai Variasi

Hasil analisis organoleptik rasa biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.3. Hasil Analisis Organoleptik Rasa Biskuit Rasa Penambahan Tepung Wortel Kriteria Skor 5 15 25 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 3 27 81 90,0 18 54 60,0 5 15 16,7 Kurang Suka 2 2 4 0,4 11 22 24,4 17 34 37,8 Tidak Suka 1 1 1 1,1 1 1 1,1 8 8 8,9 Total 30 86 91,5 30 77 85,5 30 57 63,4 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat dari hasil analisa organoeptik rasaa dari ketiga biskuit dengan penambahan tepung wortel. Skor untuk penambahan tepung wortel 5 memiliki total skor tertinggi yaitu 86 91,5 dengan kriteria kesukaan adalah suka, penambahan tepung wortel 15 memperoleh skor sebesar 77 85,5dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki skor yang terendah adalah biskuit dengan penambahan tepung wortel 25 yaitu 57 63,4 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian Universitas Sumatera Utara besar panelis menyukai rasa biskuit 5 dan biskuit 15 dengan kriteria kesukaan adalah suka. Tabel 4.4. Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Rasa Sumber Keragaman db JK KT F Hitung Ftabel Keterangan 0,05 Perlakuan 2 14,67 7,335 23,66 3,11 F Hi F Tabel Galat 87 27,53 0,32 Total 89 42,2 Keterangan: db : derajat bebas JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.3, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap rasa biskuit dengan penambahan tepung wortel 5, 15 dan 25 dengan nilai Fhitung 23,66 ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut biskuit dengan penambahan tepung wortel 5, 15 dan 25, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini : Tabel 4.5. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Perlakuan A 2 A 1 A Rata-rata A 1 – A 2 = 2,57 – 1,9 = 0,67 0,288 A – A 2 = 2,87 – 1,9 = 0,97 0,304 A – A 1 = 2,87 – 2,57 = 0,3 0,288 1,9 2,57 2,87 Jadi A 1 ≠ A 2 Jadi A ≠ A 2 Universitas Sumatera Utara Jadi A ≠ A 1 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil table 4.5. di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit A 5, A 1 15, dan A 2 25 tidak ada yang sama. Dapat dilihat juga bahwa rasa biskuit A 5 lebih disukai daripada rasa biskuit A1 15 dan A2 25 karena rasa biskuit A 5 mempunyai penilaian yang paling tinggi yaitu 2,87.

4.4. Analisis Organoleptik Aroma Biskuit dengan Penambahan Tepung

Dokumen yang terkait

Pengaruh Subsitusi Tepung Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) Terhadap Kadar Protein dan Daya Terima Biskuit

0 3 14

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH STRAWBERRY TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA Pengaruh Penambahan Sari Buah Strawberry Terhadap Kadar Vitamin C Dan Daya Terima Jelly Lidah Buaya.

0 2 14

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE TERHADAP KADAR BETA KAROTEN, WARNA DAN DAYA TERIMA Pengaruh Substitusi Tepung Tempe Terhadap Kadar Beta Karoten, Warna Dan Daya Terima Biskuit Ubi Jalar Ungu.

0 2 16

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TONGKOL TERHADAP KADAR PROTEIN, KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 3 13

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TONGKOL TERHADAP KADAR PROTEIN, KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 3 5

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-KAROTEN, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA.

1 1 7

PENGARUH SUBSTITUSI WORTEL PARUT PADA BISKUIT WORTEL DITINJAU DARI KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA PENGARUH SUBSTITUSI WORTEL PARUT PADA BISKUIT WORTEL DITINJAU DARI KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA.

0 1 17

PENDAHULUAN PENGARUH SUBSTITUSI WORTEL PARUT PADA BISKUIT WORTEL DITINJAU DARI KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA.

0 1 5

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM DAN PENAMBAHAN TEPUNG WORTEL TERHADAP DAYA TERIMA MI BASAH

1 3 5