bahwa rasa biskuit A
2
25 kurang disukai dibandingkan dengan rasa biskuit A 5 dan biskuit A
1
15.
4.5. Analisis Organoleptik Warna Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel dengan Berbagai Variasi
Hasil analisa organoleptik warna biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9. Hasil Analisa Organoleptik Warna Biskuit Dengan Penambahan Tepung Wortel
Warna Penambahan tepung wortel
Kriteria Skor
5 15
25 Panelis
Skor Panelis
Skor Panelis
Skor
Suka 3
24 72
80,0 9
27 30,0
2 6
6,7 Kurang Suka
2 6
12 13,3
19 38
42,2 15
30 33,3
Tidak Suka 1
2 2
2,2 13
13 14,4
Total 30
84 93,3
30 67
74,4 30
49 54,4
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat di lihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap warna, biskuit dengan penambahan tepung wortel 5
memiliki total skor tertinggi yaitu 84 93,3 dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah biskuit dengan penambahan tepung
wortel 25 yaitu 49 54,4 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai warna biskuit 5.
Tabel 4.10. Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Warna Sumber
Keragaman db
JK KT
F Hitung
Ftabel Keterangan
0,05 Perlakuan
2 19,27
9,635 33,22
3,11 F
Hi
F
Tabel
Galat
87 24,83
0,29
Total 89
44,1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: db : derajat bebas
JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.10, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap warna biskuit dengan penambahan tepung wortel
5, 15 dan 25 dengan nilai Fhitung 33,22 ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepug wortel dengan berbagai variasi
memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut biskuit dengan
penambahan tepung wortel 5, 15 dan 25, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini :
Tabel 4.11. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Perlakuan
A
2
A
1
A Rata-rata
A
1
– A
2
= 2,3 – 1,7 = 0,6 0,28 A
– A
2
= 2,8 – 1,7 = 1,1 0,295 A
– A
1
= 2,8 – 2,3 = 0,5 0,28 1,7 2,3 2,8
Jadi A
1
≠ A
2
Jadi A ≠ A
2
Jadi A ≠A
1
Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit A
5, A
1
15, dan A
2
25 tidak ada yang sama. Dapat dilihat juga bahwa biskuit A
5 lebih disukai daripada warna biskuit A
1
15 dan A
2
25 karena warna biskuit A 5 mempunyai
penilaian yang paling tinggi yaitu 2,8.
4.6. Analisis Organoleptik Tekstur Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel dengan Berbagai Variasi