Pengolahan dan Analisis Data

b. Membagikan sampel dengan kode sesuai variasi, air minum dalam kemasan, formulir penilaian dan alat tulis. c. Memberikan penjelasan singkat kepada panelis tentang cara memulai dan cara pengisian formulir. d. Memberikan kesempatan kepada panelis untuk memulai dan menuliskan penilaian pada lembar fomulir penilaian. e. Mengumpulkan formulir yang telah diisi oleh panelis. f. Setelah formulir penilaian dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa sidik ragam.

3.7. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan, diolah secara manual kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase, kemudian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada masing-masing perlakuan maka digunakan analisis sidik ragam. Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mengkaji reaksi panelis terhadap suatu bahan yang diujikan. Untuk mengetahui tigkat kesukaan dari panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dirumuskan sebagai berikut Ali, 1992 : = x 100 Keterangan : = skor presentase n = jumlah skor yang diperoleh Universitas Sumatera Utara N = skor ideal skor tertinggi x jumlah panelis Untuk mengubah dat skor persentase menjadi nilai kesukaan konsumen, analisinya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu sebagai berikut : Nilai tertinggi = 3 suka Nilai terendah = 1 tidak suka Jumlah kriteria yang ditentukan = 3 kriteria Jumlah panelis = 30 orang a. Skor maximum = jumlah panelis x nilai tertinggi = 30 x 3 = 90 b. Skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah = 30 x 1 = 30 c. Persentase maksimum = x 100 = x 100 = 100 d. Persentase minimum = x 100 Universitas Sumatera Utara = x 100 = 33,3 e. Rentangan = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 100 - 33,3 = 66,7 f. Interval presentase = Rentangan : Jumlah kriteria = 66,7 : 3 = 22,2 ≈ 22 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat interval persentase dan criteria kesukaan sebagai berikut : Table 3.3. Interval Persentase Dan Criteria Kesukaan Presentase Criteria kesukaan 78 - 100 Suka 56 – 7,99 Kurang suka 34 – 55,99 Tidak suka Setelah mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap biscuit yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada organoleptik biscuit dengan berbagai perlakuan jumlah penambahan tepung wortel, maka dapat dilakukan beberapa tahap uji, yaitu : 1. Uji Barlett, dilakukan untuk menguji kesamaan varians populasi. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Anova, dilakukan apabila varians populasi dimana sampel ditarik adalah sama homogen. 3. Uji Kruskal Wallis, dilakukan apabila varians populasi dimana sampel ditarik adalah tidak sama. Data yang sudah dikumpulkan, diolah secara manual kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam dengan rumus sebagai berikut : Uji analisis varians anova, dengan analisis sidik ragam rancangan acak lengkap Rahayu, 1998. Tabel 3.4 Daftar Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F tabel 5 1 Perlakuan r-1=V 1 JKP Galat rt-1-r-1=V 2 JKG Type equation here. F V1, V2 Total rt-1 JKT Keterangan : F : Uji-F r : jumlah perakuan t : jumlah Panelis rumus :

1. Derajat Bebas db

a. db perlakuan = r-1 Universitas Sumatera Utara b. db galat =rt-1-r-1 c. db total = rt-1 2. Factor Koreksi FK factor koreksi = 3. Jumlah Kuadrat JK a. Jumlah kuadrat total = ∑Yij2 – FK b. Jumlah Kuadrat Perlakuan = c. Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total - jumlah kuadrat perlakuan

4. Kuadrat Total KT

a. KT Perlakuan = b. KT galat =

5. F Hitung

F Hitung = Bandingkan F.hitung dengan F. table Lihat table F, dimana : pembilang = db perlakuan, penyebut = db galat Bila F.Hitung F.Tabel = H0 di tolak, Ha diterima Bila F.Hitung F.Tabel = H0 diterima, Ha ditolak Dengan menggunakan derajat bebas α 5 Bila F.Hitung F. Tabel berarti ada perbedaan antara perlakuan-perlakuan tersebut. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tiap-tiap perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji ganda Duncan Duncan’s Multiple Range Test. Dengan uji ganda Duncan maka dapat diketahui perlakuan mana yang paling Universitas Sumatera Utara KT Galat Jumlah Kelompok berbeda dengan perlakuan lainnya dan perlakuan mana yang hanya sedikit berbeda dengan perlakuan lainnya. Sy = Kemudian dilanjutkan dengan menghitung range tingkat nyata 5 dengan melihat derajat bebas galat dimana akan diperoleh : LSR = Range x Sy Standar Error Rata-rata Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel

Pada penelitian ini telah dilakukan tiga perlakuan yang berbeda dengan penambahan tepung wortel maka dihasilkan juga biskuit dengan kandungan zat gizi yang berbeda. Pada penelitian ini dilakukan penghintungan zat gizi yang terkandung di dalamnya yang dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini : Table 4.1 Kandungan zat gizi biskuit per 100 gr

o. Zat Gizi

Kandungan Gizi Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel 5 Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel 15 Biskuit dengan Penambahan Tepung Wortel 25 1 Energi kkal 498,6 498,6 469,1 2 Karbohidrat gr 69,6 66,2 62,7 3 Protein gr 7,15 7,11 7,04 4 Lemak gr 21,5 21,5 21,5 5 Serat gr 7,54 8,78 10,1 6 Vitamin A RE 909,2 925,9 942,7 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan kandungan zat gizi yang yang dihasilkan dari ketiga perlakuan dimana kandungan yang paling tinggi yaitu kandungan vitamin A pada penambahan tepung wortel 25 yaitu sebesar 942,7 RE, sedangkan terjadi penurunan pada kandungan energy yaitu sebesar 36,8kkl, karbohidrat yaitu sebesar 1,9 pada penambahan tepung wortel 5 dan 5,3kkl pada 15 dan 8,8kkl pada 25. dan kandungan protein yaitu sebesar 0,05 gr pada 5 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Subsitusi Tepung Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) Terhadap Kadar Protein dan Daya Terima Biskuit

0 3 14

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH STRAWBERRY TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA Pengaruh Penambahan Sari Buah Strawberry Terhadap Kadar Vitamin C Dan Daya Terima Jelly Lidah Buaya.

0 2 14

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE TERHADAP KADAR BETA KAROTEN, WARNA DAN DAYA TERIMA Pengaruh Substitusi Tepung Tempe Terhadap Kadar Beta Karoten, Warna Dan Daya Terima Biskuit Ubi Jalar Ungu.

0 2 16

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TONGKOL TERHADAP KADAR PROTEIN, KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 3 13

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TONGKOL TERHADAP KADAR PROTEIN, KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 3 5

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-KAROTEN, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA.

1 1 7

PENGARUH SUBSTITUSI WORTEL PARUT PADA BISKUIT WORTEL DITINJAU DARI KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA PENGARUH SUBSTITUSI WORTEL PARUT PADA BISKUIT WORTEL DITINJAU DARI KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA.

0 1 17

PENDAHULUAN PENGARUH SUBSTITUSI WORTEL PARUT PADA BISKUIT WORTEL DITINJAU DARI KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA.

0 1 5

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM DAN PENAMBAHAN TEPUNG WORTEL TERHADAP DAYA TERIMA MI BASAH

1 3 5