kesehatan sehingga sebagian ibu mau menuruti menggunakan alat kontrasepsi jika diajak oleh petugas kesehatan, sementara bagi ibu yang lain yang tidak mendapatkan
dukungan dari petugas kesehatan tidak menggunakan alat kontrasepsi karena belum mengerti manfaat dan keuntungan dari mengikuti program keluarga berencana.
5.3.2. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi
Wanita PUS
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi logistik ganda diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dukungan suami terhadap
pemakaian alat kontrasepsi wanita PUS p=0,000. Responden yang menyatakan bahwa dukungan suami baik sebagian besar memakai alat kontrasepsi yaitu 46 orang
93,9. Responden yang menyatakan bahwa dukungan suami kurang baik sebagian
besar tidak memakai alat kontrasepsi yaitu 40 orang 51,9.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Isti 2007 tentang faktor-faktor yang memengaruhi dukungan suami dalam pemilihan metode
kontrasepsi jangka panjang di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang yang memperoleh hasil dukungan suami paling banyak dalam kategori
kurang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Duong dkk 2005 di Mexico tentang pengaruh
peran suami dalam penggunaan alat kontrasepsi pada wanita, menunjukkan bahwa 33 wanita menolak memakai alat kontrasepsi setelah pasca persalinan disebabkan
tidak ada dukungan dari suami. Penelitian yang dilakukan Mistik dkk di Turki menyatakan bahwa 27 suami, tidak menghendaki istri mereka menggunakan IUD
Universitas Sumatera Utara
dan 32 tidak setuju jika istrinya menggunakan alat kontrasepsi hormonal Edy, 1999.
Dukungan suami yang tidak baik akan memengaruhi kemauan wanita PUS untuk menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini dikarenakan di masyarakat khususnya di
daerah Gayo Lues, lelaki atau suami masih memegang kendali dalam pengambilan keputusan di banyak hal, salah satunya adalah penggunaan alat kontrasepsi. Jika tidak
didukung suami, maka sang istri juga tidak akan mau menggunakan alat kontrasepsi. Timpangnya peran gender pada masyarakat Gayo Lues disebabkan budaya turun
temurun yang lebih mengutamakan laki-laki dibandingkan perempuan, bahkan untuk urusan pemakaian alat kontrasepsi, banyak perempuan yang kurang mendapatkan
dukungan dari suaminya. Tetapi sejak pendidikan kesehatan reproduksi pelan-pelan diperkenalkan oleh tenaga kesehatan kepada istri maupun suami, maka sudah banyak
wanita yang berani mengambil keputusan untuk memakai alat kontrasepsi walaupun tidak didukung oleh suami, beberapa wanita tetap menyembunyikan bahwa dirinya
memakai salah satu alat kontrasepsi karena memang beberapa jenis alat kontrasepsi tidak menampakkan bukti fisik bahwa seseorang menggunakan alat kontrasepsi
tersebut seperti KB suntik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan telah diuraikan pada bab IV dan V, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Wanita PUS sebagian besar berumur 20-35 tahun 86,5, berpendidikan rendah 55,6, ibu rumah tangga 50,8, jumlah anak 2 orang 54,0, berpenge-
tahuan kurang baik 54,8, menyatakan bahwa ketersediaan alat kontrasepsi kurang lengkap 53,3, jauh dari keterjangkauan pelayanan kontrasepsi 57,1,
menyatakan bahwa dukungan petugas kesehatan kurang baik 61,9, dukungan suami juga kurang baik 61,1. Sebanyak 34,1 tidak menggunakan alat
kontrasepsi, sementara yang menggunakan alat kontrasepsi 65,9 atau proporsi pemakaian alat kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Kota Blangkejeren
Kabupaten Gayo Lues sebesar 0,66, dan jenis alat kontrasepsi yang paling banyak dipakai yaitu pil 48,2.
2. Variabel yang berhubungan dengan pemakaian alat kontrasepsi pada wanita PUS dalam uji Chi-Square yaitu variabel pendidikan, jumlah anak, pengetahuan,
ketersediaan alat kontrasepsi, keterjangkauan pelayanan kontrasepsi, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan suami yaitu p0,05, sedangkan variabel umur
tidak berhubungan p=1,000. 3. Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap pemakaian alat
kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo
Universitas Sumatera Utara