Pengaruh Keterjangkauan Pelayanan Alat Kontrasepsi terhadap

cenderung memprioritaskan salah satu alat kontrasepsi sehingga membatasi suatu metode kontrasepsi tertentu karena keterbatasan persediaan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari puskesmas Kota Blangkejeren bahwa semua metode kontrasepsi tersedia lengkap di Puskesmas. Kontrasepsi IUD dengan harga yang cukup mahal sering tidak tersedia tidak lengkap di Puskesmas. Tidak berpengaruhnya ketersediaan alat kontrasepsi disebabkan bagi sebagian ibu walaupun alat kontrasepsi lengkap ataupun tidak lengkap di puskesmas tetapi ibu tetap memakai alat kontrasepsi dengan mencarinya di klinik-klinik Bidan yang ada, karena misalkan ibu sudah menggunakan kontrasepsi tetapi di puskesmas tidak tersedia, maka ibu tersebut harus meneruskan menggunakan alat kontrasepsi tersebut dengan mencarinya di tempat-tempat lain yang menyediakan, karena jika menghentikan penggunaan alat kontrasepsi tersebut ibu takut hamil.

5.2.2. Pengaruh Keterjangkauan Pelayanan Alat Kontrasepsi terhadap

Pemakaian Alat Kontrasepsi Wanita PUS Berdasarkan hasil penelitian pengaruh keterjangkauan pelayanan alat kontrasepsi terhadap pemakaian alat kontrasepsi wanita PUS dengan uji regresi linier berganda menunjukkan tidak ada pengaruh p=0,158. Responden yang menyatakan bahwa keterjangkauan pelayanan kontrasepsi dekat sebagian besar memakai alat kontrasepsi yaitu 41 orang 75,9. Responden yang menyatakan bahwa pelayanan kontrasepsi jauh sebagian besar juga memakai alat kontrasepsi yaitu 42 orang 58,3. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan hasil penelitian Fatimah 2010 bahwa ada hubungan yang signifikan keterjangkauan pelayanan kontrasepsi dengan pemilihan alat kontrasepsi di Desa Sukagalih Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Ibu yang dekat dengan pelayanan kontrasepsi cenderung menggunakan alat kontrasepsi sedangkan yang jauh dari pelayanan kontrasepsi tidak menggunakan alat kontrasepsi. Menurut Depkes RI 2007, pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan akses geografis, dalam hal ini adalah tempat memfasilitasi atau menghambat pemanfaatan. Ini adalah hubungan antara lokasi pelayanan dan lokasi Klien yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh atau biaya tempuh. Hubungan antara akses geografis dan volume dari pelayanan bergantung dari jenis pelayanan dan jenis sumber daya yang ada. Dan tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibiltas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pemakaian alat kontrasepsi. Menurut Rafael dalam Hutauruk 2006, faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan seperti jarak tempuh dan waktu yang terbuang untuk pergi ke fasilitas, biaya, kendala, sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan modern, atau keramahan petugas pelayanan kesehatan. Tempat pelayanan yang tidak strategis atau sangat sulit dicapai menyebabkan berkurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan. Menurut Manuaba 2006, faktor-faktor yang memengaruhi alasan pemilihan metode kontrasepsi Universitas Sumatera Utara diantaranya adalah tingkat ekonomi, pekerjaan dan tersedia layanan kesehatan yang terjangkau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu yang dekat dengan pelayanan kontrasepsi dengan ibu yang jauh dengan pelayanan kontrasepsi. Hal ini kemungkinan dapat dikaitkan juga dengan jumlah anak yang dimiliki ibu, jika ibu dengan pelayanan kontrasepsi tetapi ibu masih mempunyai anak 1 atau 2 orang, kemungkinan menggunakan kontrasepsi kecil tetapi walaupun ibu jauh dari layanan kontrasepsi tetapi ibu sudah mempunyai anak yang cukup dan tidak ingin hamil lagi maka ibu akan menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

5.3. Pengaruh Faktor Pendorong Reinforcing Factors terhadap Pemakaian