Pengaruh Jumlah Anak terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Wanita PUS

membatasi jumlah anak. Wanita yang berpendidikan tinggi kecenderungan lebih sadar untuk menerima program KB Notoatmodjo, 2005. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan seseorang akan memengaruhi pemilihan dan pemakaian alat kontrasepsi yang merupakan alat yang baik digunakan untuk menjarangkan kehamilan. Dengan pendidikan yang tinggi, maka ibu mampu memahami keuntungan dan kerugian dalam pemakaian alat kontrasepsi. Sejalan dengan program pemerintah untuk mempunyai keluarga yang terencana, maka pada masa pendidikannya program keluarga berencana selalu dipelajari terutama pada pendidikan menengah dan tinggi lebih detil dibandingkan pada pendidikan rendah dasar.

5.1.3. Pengaruh Jumlah Anak terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik ganda bahwa terdapat pengaruh yang signifikan jumlah anak terhadap pemakaian alat kontrasepsi wanita PUS di wilayah kerja Puskesmas Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues p=0,000. Responden yang mempunyai anak 2 orang sebagian besar memakai alat kontrasepsi yaitu 61 orang 89,7. Responden yang mempunyai anak ≤2 orang sebagian besar tidak memakai alat kontrasepsi yaitu 36 orang 62,1. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Rosyatuti 2008 menyebutkan bahwa terdapat hubungan paritas jumlah anak dengan pemakaian metode kontrasepsi IUD baik secara langsung maupun tidak langsung. Dijelaskan semakin tinggi anak yang pernah dilahirkan maka akan memberikan peluang lebih banyak keinginan ibu untuk membatasi Universitas Sumatera Utara kelahiran. Kondisi ini akan mendorong responden untuk menggunakan IUD sesuai dengan keinginannya. Mantra 2006 mengatakan bahwa kemungkinan seorang isteri untuk menambah anak tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seseorang isteri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan juga umur anak yang telah dilahirkannya. Seorang isteri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak melahirkan anak, maka akan semakin memiliki risiko kematian dalam persalinan. Hal ini berarti jumlah anak akan sangat memengaruhi kesehatan ibu dan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga secara maksimal. Menurut Hatmaji 2004 mengutip pendapat Leibenstein, anak dilihat dari dua segi kegunaannya yaitu utility dan cost. Kegunaannya adalah untuk memberikan kepuasan, dapat memberikan balas jasa ekonomi atau dapat membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan. Masyarakat di daerah penelitian pada umumnya bekerja sebagai ibu rumah tanggatani yang mungkin memerlukan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja untuk mengelolanya. Hal ini mungkin salah satu penyebab yang berpengaruh terhadap banyaknya jumlah anak yang dimiliki, diharapkan untuk dapat membantu orang tua dalam bekerja. Selain itu, masih adanya anggapan dari ibu dan masyarakat bahwa banyak anak banyak rezeki, dan persepsi dari tokoh agama yang menyatakan Universitas Sumatera Utara bahwa jika menggunakan alat kontrasepsi maka hal tersebut menghindari kodrat yang diberikan Allah kepada wanita untuk hamil dan melahirkan. Selain tingkat pendidikan yang masih rendah, pemakaian alat kontrasepsi ini juga dihubungkan alasan responden yang masih menginginkan anak lagi baik anak dengan jenis kelamin perempuan atau laki-laki walaupun sudah memiliki anak 2 atau lebih dari 2 orang anak belum memakai alat kontrasepsi. Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa jumlah anak merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi wanita PUS dalam pemakaian alat kontrasepsi. Bagi ibu yang masih menginginkan anak lagi maka dia belum atau tidak menggunakan alat kontrasepsi sedangkan bagi ibu dengan jumlah anak yang cukup 3 atau 4 orang maka mempunyai kecenderungan untuk menggunakan alat kontrasepsi sebagai alat penjarang kehamilan ataupun untuk menghentikan kehamilan.

5.1.4. Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Wanita PUS