mengemuka yang nantinya dapat menjadi sumber ketidakstabilan sistem keuangan. Oleh karena itu, dalam kerangka k estabilan sistem keuangan,
keberadaan instrumen hukum diharapkan dapat meminimalisir asimetri informasi .
2.5 Percobaan Ekonomi
Perancangan percobaan adalah salah satu pengujian baik itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertu juan untuk mengubah
peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Menurut Juanda 2009, rancangan
percobaan adalah salah satu metode pengumpulan data yang efektif dalam mengkaji hubungan sebab-akibat antar peubah variables. Penggunaan percobaan
memungkinkan peneliti mengubah nilai suatu peubah atau faktor yang dikaji, namun mempertahankan nilai dari faktor -faktor lainnya, sehingga pengaruh faktor
yang dikaji dapat diketahui dengan jelas. Jadi, percobaan yang terkendali memberikan suatu dasar untuk mengisolasi faktor penyebab karena faktor lainnya
dibuat sama cateris paribus sehingga tidak berperan pengaruhnya. Pada studi percobaan, peneliti mengkaji pengaruh minimal satu peubah bebas independent
variables terhadap satu atau lebih penubah tak bebas dependent variables.
Independent variables disebut juga peubah perlakuan dan dependent variables
disebut juga peubah respon. Ada beberapa istilah dalam perancangan percobaan yang harus dikenal menurut Mattjik dan Sumertajaya 2002, antara lain:
1. Perlakuan treatment, yaitu suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada unit percobaan.
2. Unit percobaan, yaitu unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu perlakuan.
3. Satuan amatan, yaitu anak gugus dari unit percobaan tempat dimana respon perlakuan diukur.
4. Faktor, yaitu peubah yang dicobakan dalam percobaan sebagai penyusun struktur perlakuan. Peubah bebas yang dicobakan dapat berupa peubah
kualitatif atau kuantitatif. 5. Taraf level, yaitu nilai-nilai dari peubah bebas faktor yang dicobakan
dalam percobaan.
Gambar 2.1 Ilustrasi Perancangan Percobaan
Mattjik dan Sumertajaya 2002 mengatakan bahwa dalam suatu perancangan percobaan, data yang dianalisis secara statistika dikatakan sah atau
valid apabila data tersebut diperoleh dari suatu percobaan yang memenuhi tiga prinsip dasar. Pertama harus ada ulangan, yaitu pengalokasian suatu perlakuan
tertentu terhadap beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam. T ujuannya adalah untuk menduga ragam dari galat percobaan, menduga galat baku standard
error dari rataan perlakuan, meningkatkan ketepatan percobaan, dan memperluas
Input Proses
Output
Peubah Tak Terkendali Z1, Z2, Z3, ..., Zq
Peubah Terkendali X1, X2, X3, ..., Xp
presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui pemilihan dan penggunaan satuan - satuan percobaan yang lebih bervariasi.
Kedua adalah pengacakan, yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Pengacakan perlakuan
pada unit-unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem undian secara manual, atau dapat juga menggunakan komputer. Prinsip yang terakhir
adalah adanya pengendalian lingkungan local control, yaitu usaha untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi
lingkungan. Percobaan mengenai ilmu sosial selalu menggunakan manusia sebagai unit
percobaan Montgomery, 2001. Oleh karena itu lah, menurut Davis dan Holt 1993 dalam Juanda 2009, banyak ekonom yang beranggapan bahwa ilmu
ekonomi tidak dapat menguji hipotesis atau teorinya dengan melakukan percobaan di laboratorium. Persepsi ini muncul karena mereka berkeyakinan
bahwa karakteristik pelaku ekonomi sangat beragam dan sulit untuk dikendalikan, sehingga sulit pula untuk mengambil kesimpulan hubungan sebab -akibat karena
adanya confouding variables. Meskipun demikian, para ekonom sepakat bahwa semua pelaku ekonomi akan bertindak rasional, yang berarti setiap kegiatan
mereka selalu mempertimbangkan manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkannya berdasarkan struktur insentif dari kegiatan yang mereka lak ukan
Juanda, 2009. Berdasarkan ide dari teori induced value yang dikemukakan Smith 1976 ,
maka percobaan ekonomi dapat dilakukan dengan memunculkan karakteristik
pelaku ekonomi tertentu dan karakteristik bawaannya menjadi tidak berpengaruh lagi. Friedman dan Sunder 1994 dalam Juanda 2009 mengemukakan bahwa
percobaan ekonomi dilakukan di dalam lingkungan yang terkontrol. Lingkungan tersebut terdiri dari para pelaku ekonomi bersama aturan yang berlaku atau
institusi sebagai tempat berin teraksi antar pelaku ekonomi. Oleh sebab itulah, di dalam percobaan ekonomi harus diberikan intruksi percobaan yang dirancang
untuk mengendalikan lingkungan sehingga karakteristik bawaanya tidak
mempengaruhi hasil percobaan. Juanda 2009 mengemukakan bahwa ada tiga syarat cukup untuk memunculkan karakteristik pelaku ekonomi tertentu, antara
lain adalah: 1. Monotonicity, yaitu pelaku percobaan harus menyukai imbalan yang lebih
besar. 2. Salience, yaitu imbalan yang diterima pelaku tergantung dari ti ndakan mereka
dan pelaku-pelaku lain dalam percobaan sesuai aturan intitusi yang mereka pahami.
3. Dominance, yaitu adanya dominansi kepentingan pelaku di dalam pelaksanaan dan mengabaikan hal-hal lain.
2.6 Penelitian Terdahulu