2. Contagion effect yang maksudnya adalah ketidakpercayaan pada suatu bank juga akan membawa ketidakpercayaan kepada sistem perbankan secara
keseluruhan, sehingga akan menimbulkan kepanikan. Contagion effect of bank runs
suatu bank terjadi jika nasabah menarik dananya dari bank yang gagal dan yang masih baik dalam waktu yang sama tanpa adanya proses
pemindahan deposito.
Contagion effect
dapat ditentukan
dengan membandingkan uang kartal terhadap simpanan dana pihak ketiga DPK
dalam sistem perbankan. Sebagai lembaga keuangan yang berperan penting bagi sistem
perekonomian di negara kita, bank dituntut agar mampu mengelola berbagai risiko yang harus dihadapi. J ika tidak, maka risiko ini akan memberikan
dampaknya kepada para masyarakat. Tingkat kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada bank menentukan eksistensi dari bank tersebut yang akhirnya
berpengaruh kepada kelancaran aliran dana dalam sistem pereko nomian negara kita.
2.4 Informasi dalam Perbankan
Menurut Bank Indonesia 2007, a da tiga sistem informasi pelaporan bank yaitu Sistem Informasi Manajemen -Sektor Perbankan Bank Indonesia SIM -
SPBI, Sistem Informasi Debitur SID, dan Sistem Informasi Manajemn Pengawasan BPR SIMWAS BPR . SIMS-PBI merupakan sistem informasi
terpadu untuk mendukung tugas pengawasan, pemeriksaan dan pengaturan perbankan BI. Tujuan dari penerapan SIM -SPBI adalah meningkatkan efektivitas
dan efisiensi sistem pengawasan dan pemeri ksaan bank, menciptakan
keseragaman standarisasi dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan
pemeriksaan bank, mengoptimalkan pengawas dan pemeriksa bank dalam menganalisa kondisi bank sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan dan
pemeriksaan bank, memudahkan audit trail oleh pihak yang berkepentingan, serta meningkatkan keamanan dan integritas data serta informasi.
SIMWAS-BPR merupakan sistem informasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem pengawasan BPR. Melalui SIMWAS, pengawas BPR akan
mampu mengoptimalkan kegiatan analisis terhadap kondisi BPR, mempercepat diperolehnya informasi kondisi keuangan BPR, serta meningkatkan keamanan dan
integritas data serta informasi perbankan. Sedangkan SID adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai de bitur baik perorangan maupun badan usaha,
yang diolah berdasarkan laporan penyediaan dana yan g diterima Bank Indonesia dari pelapor. SID dikembangkan dengan tujuan untuk membantu pemberi kredit
dalam mempercepat proses analisis dan pengambilan keputusan pe mberian kredit dan mengurangi ketergantungan pemberi kr edit kepada agunan konvensional serta
untuk mempercepat waktu penerima kredit dalam memperoleh persetujuan kredit dan mendapat akses yang lebih luas kepada pemberi kredit dengan mengandalkan
reputasi keuangannya tanpa harus tergantung pada kemampuan untuk menyediakan agunan.
Menurut Nasution 2005, sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian seiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana
dari pihak yang berkelebihan dana ke pada pihak-pihak yang membutuhkan dana.
Apabila sistem keuangan tidak bekerja dengan baik, maka perekonomian menjadi tidak efisien dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai.
Salah satu masalah krusial dalam sistem keuangan yang dapat menj adi sumber ketidakseimbangan
keuangan yakni menyangkut terjadinya ketidaksamaan informasi asymmetric information yakni suatu situasi dimana satu pihak yang
terlibat dalam kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang akurat dibanding pihak lain. Menurut Scott 2000 dalam Wisnumurti 2010, terdapat
dua macam asimetri informasi yaitu yakni adverse selection dan moral hazard. Adverse selection
adalah masalah ketidakseimbangan informasi yang dilakukan oleh salah satu pihak, yang menyebabkan pihak lain tidak mengetahui
kondisi yang sebenarnya terhadap suatu usaha. Sehingga pilihan yang ditetapkan hanya menguntungkan satu pihak saja, dan merugikan pihak yang lain. Sedangkan
moral hazard adalah tidak diindahkannya masalah moral dan etika dalam
berbisnis. Moral hazard sebenarnya merupakan cerita lama dari permasalahan yang sering timbul dalam pembiayaan di dunia perbankan. Masalah ini bisa
diminimalisir atau bahkan dihilangkan kalau ada niatan dan perilaku yang dilandasi oleh kejujuran dan tanggung j awab diantara kedua belah pihak Choir,
2010. Nasution 2005 menyatakan bahwa k erangka dari masalah asimetri
informasi memegang peranan yang penting bagi institusi perbankan dan lembaga keuangan dan intermediasi lain. Meskipun demikian, perbankan memiliki
kelebihan-kelebihan khusus dibandingkan lembaga intermidasi. Ketika kualitas informasi mengenai perbankan buruk, maka masalah asimetri informasi akan
mengemuka yang nantinya dapat menjadi sumber ketidakstabilan sistem keuangan. Oleh karena itu, dalam kerangka k estabilan sistem keuangan,
keberadaan instrumen hukum diharapkan dapat meminimalisir asimetri informasi .
2.5 Percobaan Ekonomi