II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Furniture
Furniture adalah perabotan yang meliputi meja kursi dan pada umumnya terbuat dari bahan kayu Wiwoho, 2008. Pada masa kini, banyak
ditemukan macam-macam furniture yang terbuat dari bahan metal ataupun fibre glass.
Kata furniture dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi mebel Marizar, 2005. Istilah mebel diguanakan karena sifat bergeraknya atau
mobilitasnya sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel.
Arti mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja,
makan, bermain, dan sebagainya yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi para pemakainya.
Pada umumnya, desain mebel modern merupakan desain yang bersifat sangat praktis dan efisien dalam kegunaannya. Contoh adalah sistem knocked
down, dimana mebel bisa diubah-ubah kegunaannya.
2.2. Anggaran 2.2.1 Definisi Anggaran
Tanpa anggaran manajer dan karyawan akan sulit mengetahui apakah mereka akan mencapai target pertumbuhan maupun pengeluaran.
Berikut ini adalah definisi menurut beberapa penulis buku, yang antara lain adalah :
1. Menurut Prawironegoro dan Purwanto 2008, anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Pada umumnya setiap perusahaan menyusun anggaran sebagai pedoman untuk
melaksanakan kegiatan. Ada beberapa pengertian tentang anggaran antara lain adalah :
a. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis
dalam bentuk angka-angka keuangan, dan sering disebut anggaran formal.
b. Anggaran disebut perencanaan dan pengendalian laba, yang berarti proses yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
perencanaan dan pengendalian secara efektif. c. Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang,
suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem akuntansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip
pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.
d. Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi yang biasanya
secara tertulis. e. Anggaran dianggap sebagai sistem yang memiliki kekhususan
tersendiri atau sebagai subsistem yang memerlukan hubungan dengan subsistem yang memerlukan hubungan dengan subsistem
lain yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan. f. Anggaran sebagai sistem yang otonom karena mempunyai
sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja
sistem lain yang ada dalam perusahaan, yang disebut juga subsistem.
g. Anggaran merupakan sistem yang terdiri dari tiga lapisan yaitu : - Inti sistem : sasaran laba.
- Subsistem penunjang : berbagai aktivitas yang membantu kelancaran kerja inti sistem. Misal struktur organisasi,
administrasi, analisis data, angka-angka standar, dan lain- lain.
- Subsistem lingkungan : lingkungan ekternal organisasi misal ekonomi, sosial, politik, budaya, dan sebagainya yang
mempengaruhi kerja suatu sistem organisasi. h. Anggaran budget sama dengan profit planning. Perencanaan
laba meliputi: - Perencanaan penjualan
- Perencanaan produksi - Perencanaan penggunaan bahan baku
- Perencanaan tenaga kerja langsung - Perencanaan biaya overhead
- Perencanaan biaya pemasaran - Perencanaan biaya umum dan administrasi, dan lain-lain.
Model tersebut disebut anggaran berkala yang lengkap master budget.
2. Menurut Rudianto 2009, anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal,
sistematis. 3. Menurut Horngren et al. 2008, anggaran adalah :
1. Pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk periode tertentu
2. Alat membantu mengkoordinasikan hal yang perlu dilakukan guna mengimplementasikan rencana tersebut.
Anggaran mencakup : a. Aspek keuangan mengukur ekspektasi manajemen yang berkaitan
dengan pendapatan, arus kas, dan posisi keuangan. b. Anggaran konkeuangan seperti unit-unit yang diproduksi atau
dijual, jumlah karyawan, dan jumlah produk yang diluncurkan ke pasar.
2.2.2 Ciri-Ciri Anggaran
Menurut Rudianto 2009, ciri-ciri anggaran adalah : 1. Dinyatakan dalam satuan moneter yang dapat juga didukung oleh
satuan kuantitatif lain, seperti unit. Dengan tujuan untuk
mempermudah membaca dan usaha untuk memahami rencana tersebut serta lebih ringkas.
2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun, tetapi dapat juga disusun untuk kurun waktu yang lebih pendek maupun lebih panjang.
Batasan waktu dalam penyusunan anggaran berfungsi untuk memberikan batasan rencana kerja.
3. Mengandung komitmen manajemen, disertai dengan upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan anggaran, perusahaan harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis.
4. Anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap
bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun. 5. Setelah disetujui, anggaran akan diubah hanya jika ada keadaan
khusus. Anggaran dapat diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa untuk mengubah anggaran, karena jika
dipertahankan anggaran akan menjadi tidak relevan dengan situasi yang ada.
6. Jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya, harus dianalisis penyebabnya. Agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang dan
agar penyusunan anggaran menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada.
2.2.3 Data dan Informasi Anggaran
Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun anggarannya dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di
perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan harapan-harapan yang ingin dicapai di masa yang akan datang.
Menurut Sasongko dan Parulian 2010, dari sumber perolehan informasi untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data
dan informasi dari sumber berikut ini : 1. Sumber-sumber internal perusahaan misal : laporan keuangan
perusahaan dan laporan tahunan. 2. Sumber eksternal perusahaan seperti laporan penjualan industri,
pertumbuhan ekonomi negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain.
2.2.4 Cakupan Waktu Anggaran
Anggaran biasanya memiliki periode waktu yang telah ditetapkan, seperti satu bulan, satu kuartal, satu tahun, dan lain-lain. Periode-periode
tersebut bisa dipecah lagi ke dalam subperiode, misal anggaran kas 12 bulanan bisa dipecah lagi ke dalam periode-periode bulanan sebanyak 12
bulan sehingga arus kas masuk dan arus kas keluar dapat dikoordinasikan secara lebih baik.
Anggaran berjalan rolling budget, yang juga disebut anggaran kontinu, merupakan anggaran yang selalu tersedia untuk periode tertentu
dimasa depan. Anggaran tersebut dibuat dengan terus menambahkan sebuah periode bulan, kuartal, atau tahun begitu periode terakhir telah
berlalu. Horngren et al., 2008
2.2.5 Metode Pembuatan Anggaran
Berdasarkan Ismail dan Prawironegoro 2009 penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :
1. Top down : manajemen senior yang menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah. Manajer pada tingkat yang lebih rendah tidak
dilibatkan dalam penyusunan anggaran, hanya melaksanakan. 2. Bottom up : manajer pada tingkat yang lebih rendah ikut berpartisipasi
dalam menentukan besarnya anggaran. Semua unit kerja diberikan kesempatan untuk mengajukan usulan pembuatan anggaran.
3. Campuran top down dan bottom up : campuran antara top down dan bottom up. Pembuat anggaran mempersiapkan draft pertama anggaran
untuk bidang tanggung jawab dengan pendekatan bottom up. Tetapi
mereka melakukan hal tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi dengan pendekatan top down.
2.2.6 Tujuan Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan. Tujuan penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat
aktivitas operasional dan keuangan perusahaan di masa mendatang. Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi
kepada pihak manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tujuan lain yang
terkait dengan penyusunan anggaran Sasongko dan Parulian, 2010. 1. Perencanaan : anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan
dan kebijakan perusahaan. 2. Koordinasi : anggaran dapat mempermudah koordinasi antar bagian-
bagian di dalam perusahaan. 3. Motivasi : anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-
target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan. 4. Pengendalian : keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan
manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas- aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan.
2.2.7 Faktor yang Berpengaruh
Dalam proses penyusunan anggaran terdapat berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan. Faktor eksternal dan internal yang terkait harus
dipertimbangkan atau diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran. Beberapa pertimbangan yang menyangkut motivasi berkaitan dengan
penyusunan anggaran, adalah Rudianto, 2009 : 1. Tingkat kesulitan : anggaran yang terlalu sulit maupun yang terlalu
mudah dicapai, mungkin dapat pelaksana anggaran tidak bersemangat dan termotivasi untuk berprestasi. Oleh karena itu anggaran harus
dibuat seoptimal dan serealistis mungkin. Realistis artinya anggaran disusun dengan standar yang mampu dicapai dengan sumber daya
yang dimiliki perusahaan.
2. Partisipasi manajemen puncak : manajemen puncak harus berpartisipasi dalam meninjau dan mengesahkan anggaran. Jika tidak
maka para pelaksana anggaran tergoda untuk menyerahkan anggaran yang mudah dicapai.
3. Keadilan : tingkat kesulitan di antara para pelaksana anggaran harus sejajar, agar tidak menimbulkan kecemburuan antara satu bagian
dengan bagian lain untuk pelaksana anggaran. 4. Kesulitan departemen anggaran : departemen anggaran harus
menganalisis anggaran secara rinci, dan harus memastikan anggaran telah disiapkan secara mestinya serta yakin bahwa informasi yang
terkandung didalamnya akurat. 5. Struktur organisasi : pelaksanaan anggaran dalam organisasi yang
terstruktur cenderung merasa memiliki pengaruh lebih besar, lebih banyak partisipasi dalam perencanaan anggaran, serta lebih puas
dalam melaksanakan anggaran. 6. Sumber daya perusahaan : manajemen harus memperhatikan sumber
daya yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan rencana kerja perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Nafarin 2007, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. b. Data masa lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi. d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah. f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Kegagalan dalam pembuatan anggaran sering disebabkan : - Pembuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan, dan
tidak memiliki wawasan yang luas. - Wewenang dalam membuat anggaran tidak tegas.
- Tidak didukung oleh masyarakat. - Dana tidak cukup.
2.2.8 Tantangan dalam Penyusunan Anggaran
Penganggaran menghabiskan banyak waktu yang melibatkan semua tingkatan manajemen. Manajer puncak menginginkan manajer pada
tingkat yang lebih rendah untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran karena mereka lebih memahami kegiatan operasional sehari-hari.
Partisipasi juga menciptakan komitmen dan tanggung jawab yang lebih besar menyangkut anggaran di antara manajer tingkat di tingkat yang lebih
rendah. Hal ini merupakan aspek bottom up dalam proses penganggaran. Manajemen pada semua tingkat harus memahami dan mendukung
anggaran serta semua aspek sistem pengendalian manajemen agar mendapat partisipasi aktif dari semua pihak dan demi suksesnya
penyusunan anggaran. Anggaran tidak boleh disusun secara kaku. Biasanya perubahan kondisi dapat menyebabkan perubahan rencana
Horngren et al., 2008.
2.2.9 Jenis-Jenis Anggaran
Perusahaan menyusun anggaran induk master budget yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai anggaran proforma laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas
anggaran neraca dan anggaran proforma neraca. Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang
dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang
disusun oleh perusahaan setiap tahunnya. Anggaran induk terdiri dari Sasongko dan Parulian, 2010 :
1. Anggaran penjualan : menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di
masa yang akan datang. 2. Anggaran produksi : memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus
diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi yang akan diproduksi untuk periode anggaran harus memperhatikan
tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah persediaan akhir dan awal barang jadi.
3. Anggaran pemakaian dan pembelian, menyajikan dua informasi berikut :
a. Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku : jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu periode anggaran ditentukan oleh
jumlah barang jadi yang akan diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap 1 unit barang jadi.
b. Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah : jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh dengan
persediaan akhir bahan baku dan dikurangi dengan persediaan awal bahan baku yang ada di perusahaan. Kemudian nilai
pembelian bahan baku dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan
harga beli bahan baku per unitnya. 4. Anggaran biaya tenaga kerja langsung : memperlihatkan jumlah jam
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu, juga
memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya.
5. Anggaran biaya overhead produksi : memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mencapai target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. 6. Anggaran biaya produksi : memperlihatkan seluruh biaya produksi
yang akan dikeluarkan pada suatu tahun anggaran. Hanya mengumpulkan informasi-informasi yang terdapat pada anggaran
pemakaian bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran overhead.
7. Anggaran beban operasi : memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.
Secara umum, dibagi dalam 2 kelompok, yaitu beban penjualan selling expenses dan beban administrasi administrasi expenses.
8. Anggaran laba rugi : memberikan informasi kepada manajemen tentang jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh perusahaan
dalam suatu periode anggaran. 9. Anggaran kas : disusun perusahaan agar pihak manajemen
memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang
perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode anggaran.
10. Anggaran neraca : menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya
anggaran penjualan sampai anggaran kas. Juga memperlihatkan kepada manajemen tentang pengaruh kebijakan yang diambil
manajemen terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan dalam suatu periode anggaran.
2.2.10 Fungsi Anggaran Menurut Rudianto 2009, anggaran mempunyai fungsi yaitu :
1. Alat perencanaan : Sebagai bagian dari fungsi perencanaan planning, anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi
anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran
dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi di dalam suatu periode waktu tertentu. Untuk fungsi perencanaan, anggaran
memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu : - Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada
seluruh anggota organisasi. - Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan
umum, yaitu pencapaian laba usaha. - Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. - Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan
yang paling menguntungkan.
- Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh anggota organisasi.
2. Alat pengendalian : Sebagai bagian dari fungsi pengendalian controlling, anggaran berguna sebagai alat penilai aktivitas setiap
bagian organisasi sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran berfungsi sebagai suatu standar atau tolak ukur manajemen. Sebagai
standar, anggaran digunakan untuk menilai aktivitas yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai standar atau tidak.
Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian manajemen lebih baik dari anggaran, maka dapat dinilai bahwa bagian tersebut telah berhasil
mencapai rencana yang telah ditetapkan. Untuk fungsi pengendalian, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu :
- Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi keputusan organisasi.
- Menilai dan mengevaluasi secara sistematis setiap aspek organisasi.
- Mendorong pihak manajemen secara dini menelaah masalah yang dihadapi.
2.2.11 Keunggulan Anggaran
Anggaran perusahaan adalah kombinasi dari tiga unsur utama Prawironegoro dan Purwanto, 2008 :
1. Pengalaman : praktek mengelola perusahaan. 2. Pengetahuan tentang teori perusahaan yang hakikatnya adalah mencari
laba dan memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan. 3. Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikemas
dalam bentuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan kendala yang dihadapi perusahaan.
Anggaran memiliki keunggulan yang antara lain adalah : 1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan yaitu analisis data
historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja
mendatang.
2. Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk
membuat program kerja mendatang. 3. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional
dan keuangan. 4. Sebagai sarana koordinasi antar seksi, bagian, divisi dalam suatu
perusahaan. 5. Sebagai sumber rasa tanggung jawab dan partisipasi aktif semua
kepala seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan. 6. Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab
semua level manajer. Menurut Horngren et al. 2008, anggaran merupakan bagian integral
dari sistem pengendalian manajemen. Jika dikelola dengan baik, anggaran akan :
- Meningkatkan koordinasi dan komunikasi di antara sub unit dalam perusahaan. Koordinasi adalah menghubungkan dan menyeimbangkan
semua aspek produksi atau jasa serta semua departemen dalam perusahaan dengan cara terbaik guna mencapai tujuannya.
Komunikasi adalah mengupayakan agar tujuan-tujuan tersebut bisa dipahami dan diterima oleh semua karyawan. Koordinasi akan
memaksa eksekutif untuk memikirkan hubungan antara masing- masing departemen dan perusahaan secara keseluruhan, serta antar
perusahaan. - Menyediakan kerangka kerja untuk menilai kinerja.
Rencana memungkinkan manajer perusahaan mengukur kinerja aktual terhadap anggaran. Anggaran dapat mengatasi dua keterbatasan dari
penggunaan kinerja masa lalu sebagai dasar untuk menilai kinerja aktual. Salah satu keterbatasan itu adalah bahwa hasil masa lalu sering
kali memasukkan kesalahan masa lalu dan kinerja sub standar. Keterbatasan lain dari penggunaan kinerja masa lalu sebagai dasar
penilaian kinerja adalah bahwa keadaan masa depan bisa jadi berbeda dari masa lalu.
- Memotivasi para manajer dan karyawan lainnya. Banyak eksekutif perusahaan yang lebih suka menetapkan target yang
bersifat menantang bagi karyawannya tetapi tetap bisa dicapai. Ketidakmampuan mencapai target merupakan suatu kegagalan.
Kebanyakkan karyawan termotivasi untuk bekerja lebih baik guna menghindari kegagalan.
2.2.12 Kelemahan Anggaran
Anggaran juga memiliki kelemahan yang antara lain adalah Prawironegoro dan Purwanto, 2008 :
1. Prediksi kegiatan bisnis mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat
anggaran. 3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran
maupun dalam pelaksanaannya. 4. Pembuat anggaran kepala seksi, bagian, divisi sering berpikir
subyektif, mementingkan seksinya, bagiannya, atau divisinya saja. 5. Anggaran pada umumnya sangat idealistik sehingga sulit dicapai dan
dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi.
2.2.13 Fitur Anggaran
Penelitian dan praktik telah mengidentifikasi beberapa fitur penting yang akan mendorong perilaku positif pada tingkat yang wajar, yang
antara lain adalah Hansen and Mowen, 2006 : 1. Umpan balik berkala atas kinerja : manajer perlu mengetahui
bagaimana kinerja karyawan sejalan dengan berlalunya tahun dengan menyediakan laporan kinerja secara berkala dan tepat waktu.
2. Intensif uang dan bukan uang : intensif uang menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Intensif bukan uang
termasuk memperkaya pekerjaan job enrichment, meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non uang, dan
lain-lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran.
3. Anggaran partisipatif : memungkinkan manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran.
4. Standar yang realistis : anggaran seharusnya mencerminkan realita operasional seperti tingkat aktivitas aktual, perubahan musiman,
efisiensi, dan trend ekonomi umum. 5. Kemampuan mengendalikan biaya : biaya yang dapat dipengaruhi
tingkatnya oleh manajer. 6. Beberapa pengukuran kinerja : ukuran anggaran yang berdiri sendiri
tidaklah cukup. Penggunaan sistem beberapa ukuran terintegrasi, disebut sebagai balance scorecard.
2.3. Penganggaran 2.3.1 Pengertian Penganggaran