Batas Pengendalian Lokasi dan Waktu Penelitian Proses Penyusunan Anggaran PT Hadinata Brothers Ligna Furniture

Tujuan pengendalian biaya yang serendah mungkin berdasarkan standar kualitas yang telah ditetapkan. - Mengidentifikasi bidang-bidang masalah melalui prinsip manajemen by exception. - Menunjukkan adanya kinerja yang kurang baik sehingga langkah perbaikan dapat dilakukan. - Membantu memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. - Memudahkan komunikasi dalam organisasi, seperti antara manajemen puncak dan penyelia. - Membantu perencanaan dengan meramalkan kebutuhan. - Menetapkan penawaran harga kontrak. Namun, penetapan biaya standar juga memiliki beberapa kekurangan, seperti adanya kemungkinan bias dalam menetapkan standar dan pengaruh disfungsional dalam menetapkan norma dan standar yang kurang tepat. Jika suatu varians memiliki beberapa sebab, maka masing-masing harus disebutkan.

2.8. Batas Pengendalian

Batas pengendalian adalah rentang varians yang diperbolehkan. Operasi yang masih dalam batas pengendalian berarti bahwa varians yang dilaporkan adalah peristiwa acak, yaitu perusahaan tidak menanggung biaya sama sekali jika memutuskan untuk tidak melakukan investigasi. Operasi yang sudah diluar kendali menunjukkan bahwa varians yang dilaporkan adalah akibat satu atau beberapa penyebab sistematis Blocher et al.,2007.

2.9. Penelitian Terdahulu

Wulandari 2004 dengan judul “Kajian Biaya Operasional Dana Pensiun Pemberi Kerja”, memperoleh hasil bahwa BODP bergantung pada faktor hasil usaha dan jenis program pensiun yang terbukti dari hasil persamaan regresi. Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP dan Program Pensiun Iuran Pasti PPIP tidak menunjukkan perbedaan efisiensi biaya operasional dari Dana Pensiun Pemberi Kerja. Lastowo 2010 dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia”, memperoleh hasil bahwa faktor yang dipertimbangkan adalah jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, standar biaya umum, realisasi dan anggaran sebelumnya, serta rencana penambahan sarana dan prasarana Pusdiklat ANRI. Metode penyusunan anggaran dengan campuran top down dan bottom up. Laberta 2010 dengan judul “Analisis Anggaran Dana Tanggung Jawab Sosial PT Pertamina Persero Studi Kasus : PT Pertamina Persero Kantor Pusat, Jakarta, memperoleh hasil bahwa dalam penyusunan anggaran faktor internalnya adalah kebijakan dewan direksi, kebijakan manajemen, sumber dana, kekuatan sumber daya manusia, integrasi dengan anak perusahaan, dan rencana jangka panjang perusahaan. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah, keadaan penduduk sekitar perusahaan, lingkungan sosial pendidikan, kesehatan, dan bencana. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan adalah faktor individu organisasi, faktor organisasi, faktor lingkungan, faktor pihak ke tiga, dan faktor prioritas kebutuhan. Monalisa 2010 dengan judul “ Analisis Anggaran Opersional Pada Hotel ASBH Bandung”, dan memperoleh hasil bahwa metode penyusunan anggaran adalah campuran antara top down dan bottom up, yang memiliki kelemahan seperti sumber daya tidak dipertimbangkan, anggaran bersifat statis, tidak memiliki departemen anggaran, varians tidak ditindak-lanjuti. Kelemahan tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya selisih varians.

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

Anggaran mempuyai fungsi manajemen yaitu sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Fungsi manajemen tersebut dapat digunakan untuk mengelola keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dapat manfaatkannya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan banyak perusahaan adalah untuk mencapai laba atau kinerja yang semaksimum mungkin dengan biaya seefisien mungkin. Mewujudkan tujuan tersebut, maka keuangan perusahaan harus dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab. Anggaran sebagai perencanaan keuangan perusahaan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Anggaran sebagai pengendalian sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien yang terlihat dari perbandingan hasil kerja antara rencana dengan realisasinya. Anggaran dapat memaksimalkan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah salah satu perusahaan manufaktur subsektor wooden furniture mebel kayu yang mempunyai tujuan memaksimumkan laba dan kinerjanya. Tujuan tersebut didukung oleh visi dan misi tertentu. Memerlukan anggaran agar dapat mencapai tujuan. Salah satu anggaran yang disusun adalah anggaran operasional yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan. Anggaran operasional dapat mengendalikan semua sumber daya yang dimiliki PT Hadinata Brothers Ligna Furniture untuk memaksimalkan keuntungan dan kinerja yang diinginkan. Anggaran operasional tersebut melalui tahap proses penyusunan anggaran, yaitu tahap penentuan pedoman anggaran, persiapan anggaran, penentuan anggaran, dan pelaksanaan anggaran. Pada saat pelaksanaannya, anggaran operasional terdapat selisih antara anggaran dengan realisasinya, sehingga perlu dilakukannya evaluasi. Evaluasi yang dilakukan antara lain dengan analisis varians yaitu dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi agar dapat mengklasifikasikan selisih tersebut menguntungkan atau tidak. Evaluasi selanjutnya adalah dengan analisis uji t berpasangan paired t-test untuk mengidentifikasi selisih antara anggaran dan realisasi tersebut masih dalam batas pengendalian manajemen atau tidak. Hasil evaluasi dapat dijadikan umpan balik untuk melakukan tindak korektif terhadap proses penyusunan anggaran operasional PT Hadinata Brothers Ligna Furniture. Gambar 5 berikut menjelaskan kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture Visi dan Misi Proses Penyusunan Anggaran Operasional Anggaran Operasional Realisasi Anggaran Operasional Selisih Evaluasi Anggaran Operasional Analisis Varians Uji T Berpasangan Paired T Test Hasil Evaluasi Anggaran Operasional Gambar 5. Kerangka pemikiran

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Hadinata Brothers Ligna Furniture yang berlokasi di Jalan Tapos Km.1, P.O BOX 23 Cibinong 16901, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, mulai bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan field research, dimana penelitian dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kepustakaan library research yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi lannya yang sesuai dengan topik penelitian ini. Kedua metode tersebut digunakan untuk memperoleh data sebagai berikut : 1. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari pihak atau sumber pertama, misalnya individu atau perorangan. Semua data ini merupakan data mentah yang nantinya akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, data primer tersebut diperoleh dari hasil wawancara. Wawancara adalah prosedur yang dirancang untuk memperoleh informasi dari seseorang melalui respons lisan terhadap pertanyaan lisan Dessler, 2006. Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan secara tatap muka langsung dengan pihak yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi. Wawancara dilakukan dengan pihak yang berperan dalam penyusunan anggaran operasional di PT Hadinata Brothers Ligna Furniture yaitu manajer keuangan dan staf keuangan PT Hadinata Brothers Ligna Furniture. Wawancara ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan pihak yang paling mengerti atau expert judgement pendapat ahli permasalah mengenai anggaran. 2. Data Sekunder Data primer yang telah diolah dan disajikan lebih lanjut oleh pihak pengumpul data primer menjadi dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan lainnya sehingga lebih informatif oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari pengumpulan data dokumen resmi yang dimiliki PT Hadinata Brothers Ligna Furniture terkait dengan data keuangan berupa anggaran operasional dan realisasinya tahun 2008-2010. Serta bahan-bahan teoritis seperti literatur, buku teks, referensi, dan informasi yang relevan dengan anggaran operasional yang akan digunakan sebagai dasar pedoman dan landasan berfikir penelitian ini. 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data 3.3.2.1 Analisis Deskriptif Adalah untuk memuat penggambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek penelitian serta memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Atau penelitian yang bermaksud untuk memuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dengan tujuan sebagai berikut : - Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang menggambarkan gejala yang ada. - Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. - Untuk membuat komparasi dan evaluasi. - Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Menurut Istijanto 2005, analisis deskriptif berusaha mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk atau gambaran yang mudah dipahami dalam informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan proses penyusunan anggaran operasional PT Hadinata Brothers Ligna Furniture, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya ketidaksesuaian atau selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya dengan cara membandingkan keduanya, dan hasil analisis penelitian.

3.3.2.2 Analisis Varians

Analisis varians dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah selisih varians menguntungkan favorable atau tidak menguntungkan unfavorable. Tetapi terdapat perbedaaan antara pendapatan dan biaya dalam menentukan hal tersebut. Untuk pendapatan jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut dikatakan menguntungkan favorable dan jika sebaliknya maka dikatakan tidak menguntungkan unfavorable. Sedangkan untuk biaya jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut merugikan unfavorable dan jika sebaliknya maka dikatakan menguntungkan favorable. Pengolahan data untuk analisis varians pada anggaran operasional PT Hadinata Brothers Ligna Furniture menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007. 3.3.2.3 Uji T Berpasangan Paired T Test Uji t berpasangan paired t test digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud disini adalah sampel yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda Nugroho, 2006. Dengan rumus sebagai berikut : t hitung = d .............................................................1 Sd √ d = x 1 -x 2 .............................................................2 d = ∑ dn .............................................................3 Sd = ∑d ∑ 1 .............................................................4 Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya. Uji t berpasangan paired t test digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu mengetahui apakah selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya pada anggaran operasional masih dalam batas pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers Ligna Furniture. Tujuan dari uji t berpasangan paired t test adalah untuk membandingkan antara anggaran dengan realisasi menunjukkan nilai yang sama atau berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji t berpasangan paired t test adalah sebagai berikut : 1. Membuat H dan H 1 dalam uraian kalimat H : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. H 1 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya tidak dalam batas pengendalian manajemen. 2. Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan α kemudian cari t tabel dengan tentukan df = n-1. Taraf signifikan α yang digunakan adalah sebesar 5 atau 0,05. 3. Menentukan kriteria pengujian Jika t hitung t tabel maka terima H dan tolak H 1 . Jika t hitung t tabel maka tolak H dan terima H 1 . 4. Membandingkan t hitung dan t tabel. 5. Membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, pengolahan data untuk uji t berpasangan paired t test menggunakan bantuan software SPSS 15 for windows.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT Hadinata Brothers Ligna Furniture

PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah perusahaan swasta nasional yang didirikan pada tanggal 4 Februari 1975 oleh tiga bersaudara yaitu Rudy Bambang Hadinata, Yulius Hadinata, dan Irwan David Hadinata. Pendirian PT Hadinata Brothers Ligna Furniture dilakukan dihadapan Notaris Suzuna Zakaria di Bandung dengan akta pendirian No. 71975 dan telah masuk Berita Negara. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture berlokasi di Jalan Tapos Km.1, P.O BOX 23 Cibinong 16901, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1976 PT Hadinata Brothers Ligna Furniture membuka sektor usaha dibidang building material dan pabrik ubin estetika, yang berkembang sejalan dengan PELITA pemerintah yaitu mengutamakan bidang pembangunan perumahan. Namun pada masa tersebut pembangunan dan teknologi di sektor building material dan perubinan belum terserap dengan baik dan masih sangat rendah. Sehingga kedua bidang usaha tersebut ditutup pada tahun 1977. Perusahaan berganti menjadi usaha yang bergerak di bidang permebelan furniture. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture mulai memperkenalkan keberadaannya sebagai industri manufaktur yang berkembang dibidang permebelan dengan memperkenalkan “knock down system” pertama di Indonesia dengan merek “Ligna Furniture”. Ligna Furniture pada saat ini merupakan pemimpin dalam pasar mebel rumah tangga seperti mebel untuk ruang tidur, mebel untuk ruang tamu, dan mebel untuk ruang makan bagi kalangan konsumen menengah ke atas. Selain itu juga PT Hadinata Brothers Ligna Furniture memproduksi produk-produk mebel yang harganya dapat dijangkau oleh konsumen kelas menengah ke bawah yaitu dengan merek “ Siro Furniture”. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture juga mempunyai merek “Ligna Rotan” yang dipakai untuk produk-produk mebel yang terbuat dari rotan, di mana produksinya dimulai pada 1987 dan sampai saat ini produk-produknya sudah diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang. Pangsa pasar dari PT Hadinata Brothers Ligna Furniture selain untuk produk lokal juga telah dikembangkan untuk ekspor ke beberapa negara seperti : Amerika Serikat, Belanda, Denmark, Jepang, Jerman, Australia, Italia, dan Spanyol. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture selalu berupaya untuk mengembangkan pasarnya ke negara-negara lainnya. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture memiliki fasilitas dan aset sebagai berikut : 1. Permesinan yang berjumlah 400 unit. Mulai dari Hand Machine sampai Modern Wood Working Machine yang menjamin kualitas produk-produk PT Hadinata Brothers Ligna Furniture. 2. Sumber Daya Manusia SDM yang dimiliki sekitar 100 orang sarjana dari berbagai bidang displin ilmu dan didukung oleh sekitar 1300 SDM yang terampil, sehingga menjamin kualitas produk-produk yang dihasilkan. Pembinaan SDM melalui program pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karier terbuka bagi setiap karyawan yang ingin berprestasi dalam bekerja. 3. Lokasi pabrik yang strategis dengan luas area 150.000 m 2 14 hektar. 4. Jaringan pemasaran yang telah menjangkau pangsa pasar luar negeri Amerika Serikat dan Inggris Raya dan kota-kota besar di Indonesia seperti: Banda Aceh, Balikpapan, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Cilegon, Denpasar, Jakarta, Jambi, Kendari, Medan, Padang, Palembang, Palu, Pekanbaru, Pinrang Sulawesi Selatan, Purwokerto, Semarang, Solo, Surabaya, Ujung Pandang, dan Yogyakarta. 5. Research yang senantiasa memperhatikan kepuasan konsumen. Sejak didirikan, PT Hadinata Brothers Ligna Furniture menghasilkan furniture yang lebih baik dan nyaman serta secara terus menerus melakukan penyempurnaan kualitas dan desain untuk kepuasan konsumen. Style dan ergonomi serta bahan material pilihan menjadikan produk dari PT Hadinata Brothers Ligna Furniture menarik dan memikat untuk menghiasi ruangan. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik furniture dengan bahan baku rotan dan pabrik panel axima dimana bahan bakunya terbuat dari partikel board. Pabrik rotan sendiri mulai beroperasi pada tahun 1980 dan pabrik panel axima mulai beroperasi pada tahun 1993. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture sekarang terdiri dari tiga divisi produksi atau pabrik, yaitu : 1. Divisi kayu : divisi ini memproduksi furniture dengan bahan baku utamanya kayu. Produksi pertama dari divisi kayu ini terealisasi pada tahun 1975 dan sampai dengan sekarang masih tetap berproduksi. 2. Divisi rotan : divisi ini memproduksi furniture dengan bahan baku utamanya adalah rotan. Produksi pertama dari divisi rotan ini terealisasi pada tahun 1980 dan sampai dengan sekarang masih tetap berproduksi. 3. Divisi panel : divisi panel axima memproduksi furniture dengan bahan baku utamanya particle board panel. Divisi ini pertama kali memproduksi pada tahun 1993 dan masih tetap berproduksi sampai sekarang. Sasaran pengembangan bidang permebelan dicapai dengan ekosistem yang baik melalui upaya-upaya efisiensi bahan, meningkatkan nilai tambah bahan, produk praktis, dan ekonomis. Sasaran tersebut terus dikembangkan melalui penciptaan design baru yang terus mengalami perubahan dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen. PT Hadinata Brothers Ligna Furniture merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang permebelan, dimana kegiatan usahanya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan menghasilkan produk-produk mebel untuk ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, ruang kantor, dan ruang keluarga. Aktivitas produksinya, perusahaan ini memproduksi 150 jenis produk standar yang terdiri atas produk ekspor dan produk lokal. Produk yang dibuat dengan sistem knock down, yaitu komponen-komponen dari mebel tersebut dapat dibongkar pasang sehingga lebih praktis jika mebel tersebut dipindahkan. Bagi PT Hadinata Brothers Ligna Furniture sistem knock down ini mempermudah proses pengepakan dan dapat pula menghemat biaya pengepakan karena karton yang digunakan untuk pengepakan akan lebih sedikit dibandingkan dengan pengepakan mebel yang tidak dapat dibongkar pasang atau yang sering dikenal dengan sistem pantek.

4.1.2 Tujuan Perusahaan

PT Hadinata Brothers Ligna Furniture dalam menjalankan aktivitas usahanya bertujuan mencari keuntungan yang optimal dari penjualan barang hasil produksi perusahaannya. Yang didasari oleh penjualan yang seimbang antara harga dan mutu produk, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dari pihak pembeli. Pihak pembeli disini adalah orang yang sudah membeli produk perusahaan maupun orang yang ingin membeli setelah mengetahui harga dan mutu serta melihat produk tersebut dari yang sudah membeli. Selain mencari keuntungan PT Hadinata Brothers Ligna Furniture juga bertujuan membantu pemerintah. Berikut ini peran dan sumbangan PT Hadinata Brothers Ligna Furniture bagi pemerintah yang antara lain adalah : 1. Lapangan kerja dan taraf hidup masyarakat : dengan menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi masalah pengangguran yang diikuti dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. 2. Perpajakan : sumbangan kepada pemerintah dalam bentuk pajak, bea, dan retribusi seperti : pajak penjualan, pajak pendapatan, pajak perseroan, bea masuk, dan bea materai. 3. Bidang perindustrian : dapat menarik atau merangsang para investor untuk mendirikan pabrik. Tujuan akhir yang ingin dicapai PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah memproduksi furniture yang tahan lama dan berkualitas tinggi sehingga dapat memuaskan para pelanggan.

4.1.3 Visi dan Misi PT Hadinata Brothers Ligna Furniture

Visi PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah menjadi produsen mebel terbaik dan dengan harga terjangkau. Yang diuraikan sebagai berikut : 1. Produsen mebel Mebel untuk perlengkapan kamar tidur, dapur, ruang tamu, maupun outdoor dengan berbagai design dan ukuran dengan bahan baku kayu, rotan, besi, atau kombinasinya. 2. Terbaik Sesuai pengalaman harus menjadi yang terbaik dalam kualitas, delivery, dan kepuasan pelanggan. 3. Terjangkau Menjual mebel untuk segmen pasar tertentu dengan kualitas dan harga terjangkau. Serta memiliki kebijakan mutu untuk mewujudkan visi, sebagai berikut: 1. Kepuasan pelanggan adalah segalanya. 2. Mengutamakan kualitas pada setiap proses awal sampai dengan akhir. 3. Inovasi dan perbaikan berkesinambungan. Karyawannya memiliki motto : tingkatkan disiplin dan kerjasama, kejar target mutu prima. Misi PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan kerja dalam rangka memproduksi mebel untuk kepuasan konsumen yang merindukan kualitas. Dengan uraian misi sebagai berikut : 1. Bermanfaat bagi masyarakat sekitar Kehadiran perusahaan bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan kerja, atau mitra usaha yang saling menguntungkan. 2. Kepuasan konsumen Eksistensi perusahaan hanya untuk kepuasan konsumen dengan produk bermutu, harga terjangkau dengan delivery time yang tepat. Perusahaan memproduksi mebel dengan model praktis, knock down dianugerahkan kepada konsumen yang benar-benar menghargai kualitas. Nilai-nilai atau value yang dimiliki PT Hadinata Brothers Ligna Furniture dan menjadi pedoman dalam bekerja untuk merealisasikan misi sesuai visi adalah : 1. Disiplin. Disiplin dalam segala hal utamanya budget, waktu pemakaian peralatan, bahan kerja, penerapan atau aplikasi 5R Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin sesuai peraturan atau KKB dan SOP yang ada. 2. Integritas Secara tulus dan jujur dalam memberikan pelayanan terbaik kepada sesama karyawan dan kepada konsumen. Menjadi panutan dalam ketulusan dan kejujuran. 3. Profesionalisme Kompeten dalam melakukan pekerjaan, proaktif dalam melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam pelayanan yang lebih baik. 4. Sadar kualitas Bekerja dengan sadar kualitas dari awal sampai akhir proses, handling dan delivery ke tangan konsumen. 5. Team work Mencapai nilai tambah melalui sinergi, terbuka, saling percaya, dan saling menghargai.

4.1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menunjukkan susunan dari tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian atau fungsi yang ada dalam perusahaan. Bentuk dan struktur organisasi perusahaan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan sehingga perkembangan perusahaan diikuti pula dengan penyempurnaan struktur organisasinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi yang dimiliki PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah struktur organisasi lini dan staf, yaitu adanya hubungan antara tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dengan bagian yang lain. Struktur ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan berbagai produk. Perusahaan ini dipimpin oleh direktur yang merupakan pimpinan tertinggi, sedangkan dewan komisaris bertindak dalam pengambilan keputusan untuk memutuskan garis kebijakan perusahaan. Bagan struktur organisasi PT Hadinata Brothers Ligna Furniture terlihat pada Lampiran 1.

4.2. Proses Penyusunan Anggaran PT Hadinata Brothers Ligna Furniture

Proses penyusunan anggaran PT Hadinata Brothers Ligna Furniture dilakukan pada akhir tahun yaitu awal bulan Desember setiap tahunnya membuat planning tahun yang akan datang. Metode yang digunakan PT Hadinata Brothers Ligna Furniture dalam proses penyusunan anggaran adalah metode campuran antara bottom up dan top down, dengan rincian sebagai berikut : - Bottom up : dimana anggaran disusun dan disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan program tersebut, dengan pertimbangan bahwa bagian tersebut lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh bagiannya, dalam hal ini manajer tingkat bawah dapat ikut serta dalam penyusunan anggaran yaitu dengan cara setiap manajer masing-masing bagian dapat mengajukan anggaran yang dapat mereka capai. - Top down : dalam penyusunan anggaran harus ditentukan dan dievaluasi oleh pimpinan atau direksi dengan melakukan konsultasi yang menyertakan bawahan serta disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan tujuan perusahaan, setelah itu baru disetujui dan dilaksanakan. Dengan demikian penyusunan anggaran dapat disesuaikan dengan kondisi, fasilitas, dan kemampuan masing-masing bagian. Juga terdapatnya partisipasi dan komunikasi aktif antar manajer tingkat bawah dengan direksi. Anggaran dibuat dengan tujuan untuk menggunakan semua sumber daya yang dimiliki PT Hadinata Brothers Ligna Furniture secara efektif dan efisien, sehingga dapat memaksimalkan profit atau keuntungan. Faktor utama yang paling banyak dipertimbangkan untuk menyusun anggaran pada PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah realisasi anggaran tahun lalu atau tahun sebelumnya dan Purchase Order PO tahun lalu. Selain faktor utama tersebut PT Hadinata Brothers Ligna Furniture juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dikelompokkan ke dalam dua kategori sebagai berikut : 1. Faktor internal adalah segala faktor yang muncul dan disebabkan dari dalam perusahaan. Pada PT Hadinata Brothers Ligna Furniture faktor internal yang dipertimbangkan adalah : - Harga bahan baku naik atau tidak dan kenaikan upah karyawan. - Kebijakan dewan direksi. - Sumber dana. - Sumber daya manusia SDM. - Jenis produk. - Kebutuhan produk. - Jumlah produk. 2. Faktor eksternal adalah segala faktor yang muncul dan disebabkan dari luar perusahaan. Pada PT Hadinata Brothers Ligna Furniture faktor eksternal yang dipertimbangkan adalah : - Kebijakan pemerintah seperti : kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik. - Harga pasar atau keadaan pasar saat ini. - Tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah. - Transportasi atau pengiriman barang. - Situasi politik, ekonomi, dan sosial. Proses penyusunan anggaran PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran dilakukan untuk satu tahun. 2. Bagian keuangan ditunjuk sebagai komite dan direktur keuangan sebagai koordinator oleh direksi. 3. Direksi memerintahkan untuk membuat anggaran laba rugi, dimana setiap manajer mengajukan anggaran yang dikumpulkan kepada koordinator, yang kemudian oleh koordinator diserahkan dalam bentuk laporan anggaran kepada direksi. Proses anggaran untuk cabang adalah setiap cabang ditetapkan harus melaporkan seluruh pendapatan yang diperoleh dan biaya yang digunakan ke kantor pusat. 4. Direksi akan mengevaluasinya jika tidak sesuai atau anggaran terlalu tinggi biaya dan terlalu rendah target pendapatannya, maka anggaran tersebut bisa dikurangi dan ditambah yang disesuaikan dengan target tujuan secara keseluruhan perusahaan. 5. Hasil evaluasi akan dirapatkan kembali dalam rapat koordinasi yang dihadiri komite anggaran yang akan menghasilkan anggaran sementara. 6. Anggaran sementara akan diajukan kepada direksi untuk diperiksa dan disetujui. 7. Setelah disetujui anggaran sementara diberikan kepada direktur utama untuk disahkan. 8. Setelah disahkan anggaran tersebut akan menjadi patokan yang disebarkan keseluruh manajer masing-masing bagian untuk dijalankan. Anggaran untuk 1 tahun Bagian keuangan sbg komite Direktur keuangan sbg koordinator Direksi memerintahkan membuat anggaran laba rugi Setiap manajer mengajukan anggaran kepada koordinator Laporan anggaran diserahkan kepada direksi Direksi mengevaluasinya Rapat koordinasi menghasilkan anggaran sementara Anggaran sementara diperiksa dan disetujui direksi Disahkan direktur utama Anggaran menjadi patokan disebarkan dijalankan Gambar 6. Proses penyusunan anggaran Kelebihan proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah : - Semua kegiatan dalam perusahaan dapat termonitor dengan baik serta penggunaan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan lebih efisien. - Proses penganggaran tidak berbelit. - Menciptakan komunikasi yang aktif antara manajemen atas dengan manajemen bawah. Kelemahan proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah : - Banyaknya hal-hal yang tidak dapat diduga atau diprediksi seperti : pengobatan untuk pegawai yang sakit dengan mahalnya harga obat menyebabkan anggaran menjadi over atau melebihi rencana, Purchase Order PO yang bisa dibatalkan sedangkan bahan-bahan material yang sudah terlanjur dibeli menyebabkan realisasi tidak sesuai anggaran. Dibatalkan karena barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta atau yang dibutuhkan dan terjadinya penundaaan karena pihak yang memesan masih memiliki cukup stock. - Faktor utama yang dilihat PT Hadinata Brothers Ligna Furniture adalah realisasi anggaran tahun lalu sehingga akan berpotensi mengakibatkan varians yang besar khususnya untuk anggaran penjualan banyak yang bersifat tidak menguntungkan unfavorable. - Evaluasi mengenai faktor-faktor penyebab dari selisih antara anggaran dengan realisasi tidak tergambar dengan jelas. Dimana yang diketahui penyebabnya hanya selisih yang bersifat tidak menguntungkan unfavorable.

4.3. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2008-2010