impor perlu mengedepankan kepentingan nasional, khususnya keberlanjutan produksi di dalam negeri.
Kebijakan perdagangan dalam negeri Indonesia perlu ditunjukkan dengan memberikan jaminan tersedianya kebijakan bagi perusahaan dan produk
Indonesia. Usaha dagang dalam bentuk ritel, grosir, waralaba, keagenan, distribusi dan usaha dagang lainnya perlu diprioritaskan bagi pelaku usaha Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan daya saing, pemerintah dan pelaku usaha perlu memberi perhatian pada pengembangan merek dan promosi, termasuk dengan
menyediakan anggaran dan merumuskan program yang tepat. Perubahan gaya belanja konsumen Indonesia perlu direspon oleh peritel tradisional dengan
melakukan modernisasi dengan fasilitasi dari pemerintah dan dukungan peritel modern.
4.3 Strategi Pengembangan Perdagangan
Dalam rangka pengembangan sektor perdagangan dan daya saing Indonesia di masa mendatang, direkomendasikan beberapa butir pemikiran
sebagai berikut Kadin, 2008 : 1.
Peningkatan daya saing perlu mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah dan dunia usaha, terutama dalam menghadapi peningkatan kompetisi di masa-
masa mendatang. Untuk maksud tersebut perlu dipertimbangkan untuk membentuk lembaga peningkatan daya saing yang memadukan unsur
pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat.
2. Ruang gerak bagi perusahaan nasional cenderung semakin sempit sejalan dengan peningkatan kompetisi dan semakin banyaknya pesaing global di pasar
Indonesia. Dalam rangka percepatan pembangunan perekonomian nasional diperlukan kehadiran perusahaan global, khususnya untuk jenis usaha yang
membutuhkan penguasaan teknologi tinggi dan sistem manajemen yang belum mampu dilakukan oleh pelaku usaha pada umumnya di Indonesia. Untuk jenis
usaha perdagangan yang umumnya relatif tidak membutuhkan teknologi dan sistem manajemen tingkat tinggi, perlu lebih diberikan kesempatan lebih besar
bagi pelaku usaha Indonesia.
3. Percepatan laju liberalisasi perdagangan pada beberapa dasawarsa terakhir telah
membuat sebagian pelaku usaha dan produk Indonesia relatif terengah-engah untuk bersaing dengan kompetitor global. Perlu diberikan kesempatan selama
periode tertentu bagi pelaku usaha Indonesia, khususnya menghadapi ancaman krisis ekonomi global, untuk menata diri dan meningkatkan daya saingnya.
Memperlambat laju liberalisasi perdagangan, tanpa bermaksud mundur ke belakang dengan membatalkan perjanjian perdagangan bebas yang sudah
disepakati, akan memberikan angin segar bagi pelaku usaha dan produk dalam negeri.
4. Berbagai kebijakan pemerintah serta langkah bersama dunia usaha dan masyarakat terbukti efektif untuk meningkatkan penggunaan dan kegemaran
pada produk Indonesia. Di masa mendatang diperlukan langkah yang lebih intensif untuk meningkatkan penggunaan produk Indonesia, termasuk
diantaranya dengan membentuk tim terpadu peningkatan penggunaan produk Indonesia.
5. Diperlukan keterpaduan promosi untuk meningkatkan ekspor Indonesia, baik dari segi penyelenggaraan maupun program. Keterpaduan program promosi
ekspor dilakukan dengan mensinergikan berbagai aktivitas promosi untuk mendorong peningkatan ekspor.
6. Penyediaan fasilitas, program pelatihan dan pendanaan bagi usaha berskala
kecil dan menengah perlu terus ditingkatkan, khususnya kiprah UKM dalam
perdagangan internasional. 7.
Perubahan peta kompetisi dan aturan main perdagangan dunia menuntut penataan menyeluruh atas sistem perdagangan Indonesia, termasuk di
dalamnya menuntaskan RUU Perdagangan yang masih tertunda penyelesaiannya untuk memberi pedoman usaha perdagangan lebih jelas dan
menghasilkan nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan bangsa.
8. Peran perdagangan dalam perekonomian nasional semakin penting dan membutuhkan keterpaduan langkah dari segenap pihak terkait. Diperlukan
sinergi pemerintah dan dunia usaha untuk mendorong peningkatan kontribusi
perdagangan dalam pembangunan nasional.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN