Tabel 11 Output Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor Juta Rupiah
Sektor Nilai Output Sektoral
Persen Pertanian 1.181.682.247
11,22 Pertambangan
717.482.885 6,81
Industri Pengolahan 3.799.158.462
36,08 Listrik, Gas dan air bersih
124.490.705 1,18
Bangunan 1.243.975.535 11,81
Perdagangan 999.122.745 9,49
Restoran dan Hotel 337.099.241
3,20 Angkutan dan Komunikasi
660.101.623 6,27
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 841.916.553
8,00 Jasa-jasa 625.011.201
5,94
Total 10.530.041.197 100
Sumber : BPS, 2008 diolah
5.2 Analisis Keterkaitan
5.2.1 Keterkaitan ke Depan
Keterkaitan ke depan forward linkage dibagi menjadi dua kategori, yaitu keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke
depan. Besarnya nilai keterkaitan langsung ke depan diperoleh dari nilai koefisien teknis, sedangkan besarnya nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke
depan diperoleh dari matriks kebalikan Leontief. Pada penelitian ini, matriks kebalikan Leontief yang digunakan adalah matriks kebalikan Leontief tertutup,
artinya komponen konsumsi rumah tangga termasuk faktor endogen. Nilai keterkaitan langsung ke depan menunjukan apabila terjadi
peningkatan permintaan akhir sebesar satuan, maka output suatu sektor yang dialokasikan secara langsung ke sektor tersebut dan juga sektor-sektor lainnya
akan meningkat sebesar nilai keterkaitannya, sedangkan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukan bahwa sektor tersebut memiliki
keterkaitan baik langsung maupun tidak langsung ke depan terhadap sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri.
Tabel 12 menunjukan besarnya nilai keterkaitan output ke depan baik langsung maupun langsung dan tidak langsung dari masing-masing sektor
perekonomian Indonesia. Berdasarkan tabel tersebut, sektor perdagangan memiliki keterkaitan ke depan baik langsung maupun langsung dan tak langsung
dengan nilai sebesar 0,03601dan 1,64891. Sektor industri pengolahan memiliki nilai keterkaitan ke depan baik langsung maupun langsung dan tak langung yang
terbesar. Hal tersebut disebabkan karena industri pengolahan merupakan sektor penyedia input bagi sektor lainnya sehingga sektor industri pengolahan memiliki
nilai keterkaitan ke depan yang besar. Tabel 12 Keterkaitan Output Langsung serta Langsung dan Tak Langsung ke
Depan Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia
Sektor Keterkaitan ke Depan
Langsung Langsung dan Tak Langsung
Pertanian
0,06372 2,01661
Pertambangan
0,0459 1,77722
Industri Pengolahan
0,19982 4,23834
Listrik, Gas dan air bersih
0,00724 1,23278
Bangunan
0,00846 1,19413
Perdagangan
0,03601 1,64891
Restoran dan Hotel
0,00614 1,11846
Angkutan dan Komunikasi
0,03005 1,5792
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
0,03913 1,77617
Jasa-jasa
0,01559 1,34071 Sumber : BPS, 2008 diolah
Nilai keterkaitan langsung ke depan tersebut memiliki arti bahwa jika terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp 1 juta, maka output sektor
perdagangan yang dialokasikan secara langsung pada sektor lainnya atau sektor
itu sendiri akan meningkat sebesar Rp 0,03601 juta. Sementara nilai keterkaitan langsung dan tak langsung dari sektor perdagangan tersebut memiliki arti bahwa
jika terjadi peningkatan akhir sebesar Rp 1 juta, maka output sektor perdagangan yang dialokasikan baik secara langsung maupun tak langsung terhadap sektor
lainnya termasuk sektor itu sendiri, akan meningkat sebesar Rp 1,64891 juta.
5.2.1 Keterkaitan ke Belakang