BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis danSumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan antara lain berasal dari Tabel Input Output I-O transaksi domestik
atas dasar harga produsen tahun 2008 klasifikasi 66 sektor dari Badan Pusat Statistik BPS Pusat yang kemudian diagregasi oleh penulis menjadi 10 sektor
dan beberapa data sekunder lainnya dari instansi dan dinas terkait lainnya. Penggunaan tabel I-O Indonesia tahun 2008 tersebut dikarenakan tabel I-O
tersebut merupakan tabel terbaru selama penelitian ini berlangsung. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak IOAP 1.0.1 Input Output
Analysis for Practitioners dan Microsoft Excel 2007.
3.2 Metode Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk mempelajari dampak investasi pada sektor perdagangan terhadap kinerja perekonomian Indonesia adalah Input Output
I-O. Pengaruhnya terhadap output dan pendapatan dengan model Input Output dapat diketahui berdasarkan matriks permintaan akhir. Disamping itu, dampak
penyebaran terhadap sektor perekonomian lainnya dapat dikaji berdasarkan koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran yang dapat diketahui berdasarkan
matriks kebalikan Leontief terbuka.
Melalui tabel I-O, pengaruh sektor perdagangan dalam pembentukan output, permintaan antara dan permintaan akhir dapat diketahui secara langsung
karena sudah tersaji di dalam tabel. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia yang dianalisis melalui pendekatan multiplier.
Jika diketahui matriks koefisien teknis : x
ij
a
i j
= X
j
1 maka didapat persamaan 2 sebagai berikut :
X
1
= a
11
X
1
+ a
12
X
2
+ … + a
1n
X
n
+Y
1
X
2
= a
21
X
1
+ a
22
X
2
+ … + a
2n
X
n
+Y
2
. X
n
= a
n1
X
1
+ a
n2
X
2
+ … + a
nn
X
n
+ Y
n
2 Jika dituliskan dalam bentuk matriks, persamaan 2 menjadi:
a11 a12 … a13 X1
Y1 A =
a21 a22 … a23 X =
X2 Y = Y2
. . . .
. an1 an2 … ann
Xn Yn
dimana I merupakan matriks identitas berukuran n x n, sehingga dari persamaan tersebut dapat dituliskan dalam notasi matriks sebagai berikut:
I-A X = Y 3
Maka : X
= I-A
-1
Y 4
yang mana I-A
-1
sering dikenal dengan nama matriks kebalikan Leontief. dimana :
I = Matriks identiras yang elemennya memuat angka satu pada diagonalnya
dan nol pada selainnya. Y
= Permintaan Akhir X
= Jumlah Output I-A = Matriks Leontief
I-A
-1
= Matriks kebalikan Leontief Terbuka Pada persamaan 4 ini terlihat bahwa output setiap sektor memiliki
hubungan fungsional terhadap permintaan akhir, dengan I-A
-1
sebagai koefisien antaranya. Matriks kebalikan ini mempunyai peranan penting sebagai alat analisis
ekonomi karena adanya saling keterkaitan antara tingkat permintaan akhir terhadap tingkat produksi. Dengan memasukkan berbagai nilai Y, maka besarnya
X dapat ditentukan.
3.2.1 Analisis Keterkaitan
3.2.1.1 Keterkaitan Langsung ke Depan
Keterkaitan langsung ke depan memperlihatkan akibat dari suatu sektor terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara
langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dirumuskan sebagai berikut:
Fd
i
= ∑ a
Fd
i
= keterkaitan langsung ke depan sektor i
a
ij
= unsur matriks koefisien teknis
3.2.1.2 Keterkaitan Langsung ke Belakang
Keterkaitan jenis ini memperlihatkan akibat dari suatu sektor terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung
per unit kenaikan permintaan total. Dinyatakan dalam rumus berikut :
Bd
j
= ∑
a
Bd
j
= keterkaitan langsung ke belakang sektor i a
ij
= unsur matriks koefisien teknis
3.2.1.3 Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan
Jensen 1986, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan memperlihatkan akibat dari suatu sektor terhadap sektor-sektor yang
menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Dirumuskan sebagai berikut :
Fd + i
i
= ∑
Fd + i
i
= keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sector i α
ij
= unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka
3.2.1.4 Keterkaitan langsung dan Tidak Langsung ke Belakang
Keterkaitan jenis ini menyatakan akibat dari suatu sektor terhadap sektor- sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total Jensen, 1986. Dirumuskan sebagai berikut :
Bd + i
j
= ∑ α
Bd + i
j
= keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sector i α
ij
= unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka
3.2.2 Dampak Penyebaran
Indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang seperti telah diuraikan, belum memadai untuk dipakai sebagai landasan
pemilihan sektor kunci. Indikator-indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan antarsektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena
itu, kedua indeks tersebut harus dinormalkan dengan cara membandingkan rata- rata yang ditimbulkan oleh sektor tersebut dengan rata-rata seluruh sektor.
Analisis ini disebut dengan dampak penyebaran yang terbagi menjadi dua yaitu kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran. Sektor yang memiliki nilai
kepekaan penyebaran tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut memiliki keterkaitan ke depan atau daya dorong yang cukup kuat terhadap sektor lainya.
Sebaliknya sektor yang memiliki nilai koefisien penyebaran tinggi berarti sektor tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor lainnya.
3.2.2.1 Koefisien Penyebaran Daya Penyebaran ke Belakang Daya Menarik
Konsep ini berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input.
Konsep ini juga sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan kemampuan industri hulunya. Suatu sektor mempunyai kaitan ke
belakang yang tinggi jika koefisien penyebaran Bd
j
mempunyai nilai lebih dari satu atau sebaliknya jika nilai Bd
j
lebih kecil dari satu. ∑
Bd
j
= ∑ ∑
dimana: Bd
j
= koefisien penyebaran sektor j belakang α
ij
= unsur matriks kebalikan Leontief Terbuka
3.2.2.2 Kepekaan Penyebaran Daya Penyebaran ke Depan
Konsep ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering
juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor i dikatakan
mempunyai penyebaran yang tinggi apabila nilai Sd
i
lebih besar dari satu, dan sebaliknya jika nilai Sd
i
lebih kecil dari satu. ∑
Sd
i
= ∑ ∑
dimana: Sd
i
= kepekaan penyebaran sector i depan α
ij
= unsur matriks kebalikan Leontief Terbuka
3.3 Analisis Multiplier
Analisis pengganda dalam Input Output terbagi menjadi dua model yaitu model terbuka dan tertutup. Analisis pengganda model terbuka, faktor rumah
tangga diperlakukan sebagai faktor eksogen, angka pengganda yang dihasilkan disebut sebagai angka pengganda biasa. Sedangkan analisis pengganda dengan
model tertutup, rumah tangga diperlakukan sebagai faktor endogen. Angka pengganda yang dihasilkan disebut dengan angka pengganda total.
Pengganda ini selain memperhitungkan dampak langsung dan tidak langsung juga memperhitungkan dampak tambahan berupa induced effect, akibat masuknya
rumah tangga sebagai suatu sektor dalam perekonomian. Tabel 5 Rumus Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja
Nilai Multiplier
Output Pendapatan Tenaga Kerja
Efek Awal 1
h
i
e
i
Efek Putaran Pertama ∑
i
a
ij
∑
i
a
ij
h
i
∑
i
a
ij
e
i
Efek Dukungan Industri
∑
i
α
ij
-1- ∑
i
a
ij
∑
i
α
ij
h
i
-h
j
- ∑
i
a
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
-e
j
- ∑
i
a
ij
e
i
Efek Induksi Konsumsi ∑
i
α
ij
- ∑
i
α
ij
∑
i
α
ij
h
i
- ∑
i
α
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
- ∑
i
α
ij
e
i
Efek Total ∑
i
α
ij
∑
i
α
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
Efek Lanjutan ∑
i
α
ij
-1 ∑
i
α
ij
h
i
- h
i
∑
i
α
ij
e
i
- e
i
Sumber : Priyarsono et al, 2007 Nilai-nilai multiplier biasa dan multiplier total ini dapat ditentukan dengan
mendasarkan perhitungan dari matriks kebalikan Leontief. Nilai multiplier tipe I dan tipe II dari multiplier output dan pendapatan didapatkan dengan membagi
nilai multiplier biasa dan multiplier total dengan dampak awal awal koefisien pendapatan.
3.4 Analisis Dampak Investasi