Multiplier Output Multiplier Analisis Multiplier

bersih sering digunakan oleh sektor lainnya untuk membantu dalam proses produksi.

5.3 Analisis Multiplier

Tipe multiplier atau pengganda dibagi ke dalam dua jenis yaitu multiplier tipe I dan multiplier tipe II. Multiplier tipe I diperoleh dari pengolahan lebih lanjut matriks koefisien Leontief terbuka, dan nilai multiplier tipe ini menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan variable eksogen sebesar satu satuan maka variable endogen di seluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar nilai tersebut. Multiplier tipe II diperoleh dari matriks Leontief tertutup. Tipe ini menunjukan jika sektor rumah tangga dijadikan sebagai faktor endogen, maka dengan terjadinya kenaikan variabel eksogen satu satuan maka variabel endogen seluruh sektor akan meningkat sebesar nilai tersebut. Penambahan efek rumah tangga menyebabkan nilai multiplier tipe II selalu lebih besar dibandingkan dengan nilai multiplier tipe I.

5.3.1 Multiplier Output

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai multiplier output tipe I sektor perdagangan sebesar 1,84039. Hal ini menunjukan bahwa, apabila terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap sektor perdagangan sebesar Rp 1 juta, maka output pada sektor lain akan meningkat sebesar Rp 1,84039 juta. Jika rumah tangga dimasukkan ke dalam model sebagai faktor endongen, maka akan diperoleh nilai multiplier tipe II yang nilainya selalu lebih besar dari nilai multiplier tipe I. Berdasarkan Tabel 16 nilai multiplier output tipe II sektor perdagangan sebesar 2,52748. Artinya, dengan memasukkan efek konsumsi rumah tangga, apabila terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor perdagangan sebesar Rp 1 juta, maka akan meningkatkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 2,52748 juta. Tabel 16 Multiplier Output Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia Sektor Tipe I Tipe II Pertanian 1,49357 1,99703 Pertambangan 1,24963 1,5534 Industri Pengolahan 1,83043 2,273 Listrik, Gas dan air bersih 2,07712 2,6581 Bangunan 2,11942 2,75818 Perdagangan 1,84039 2,52748 Restoran dan Hotel 1,96838 2,67226 Angkutan dan Komunikasi 1,87694 2,56513 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1,61462 2,4644 Jasa-jasa 1,85203 2,84582 Sumber : BPS, 2008 diolah

5.3.2 Multiplier

Pendapatan Nilai yang terdapat dalam analisis multiplier pendapatan tipe I dan tipe II menunjukan bahwa adanya peningkatan pendapatan di seluruh sektor perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan permintaan akhir di suatu sektor tertentu sebesar satu satuan. Tabel 17 menunjukan nilai multiplier pendapatan tipe I sektor perdagangan sebesar 1,90621. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor perdagangan sebesar Rp 1 juta, maka akan meningkatkan pendapatan sektor perekonomian lainnya sebesar Rp 1,90621. Sementara nilai multiplier tipe II sektor perdagangan pada tabel 17 adalah sebesar 2,53587. Artinya, dengan memasukkan rumah tangga sebagai faktor endogen, maka apabila terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor perdagangan sebesar Rp 1 juta maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pendapatan seluruh sektor perekonomian lain sebesar Rp 2,53587 juta. Tabel 17 Multiplier Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia Sektor Tipe I Tipe II Pertanian 1,4239 1,89434 Pertambangan 1,31402 1,74816 Industri Pengolahan 2,192 2,91621 Listrik, Gas dan air bersih 2,04481 2,72038 Bangunan 1,98919 2,64639 Perdagangan 1,90612 2,53587 Restoran dan Hotel 1,77892 2,36665 Angkutan dan Komunikasi 1,83534 2,44171 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1,40511 1,86934 Jasa-jasa 1,36559 1,81675 Sumber : BPS, 2008 diolah

5.3.3 Multiplier Tenaga