Analisis Dampak Investasi di Sektor Perdagangan

tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sekitar 1 orang. Jika rumah tangga dimasukkan sebagai faktor endogen, maka dengan terjadinya kenaikan permintaan akhir di sektor perdagangan sebesar satu juta rupiah, maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sekitar 1 orang. Tabel 18 Multiplier Tenaga Kerja Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia Sektor Tipe I Tipe II Pertanian 1,20351 1,36989 Pertambangan 1,98164 4,66287 Industri Pengolahan 4,20021 6,06915 Listrik, Gas dan air bersih 4,51248 8,46592 Bangunan 2,81209 4,4181 Perdagangan 1,33103 1,76339 Restoran dan Hotel 2,28829 2,95084 Angkutan dan Komunikasi 1,81993 2,65057 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 3,77962 9,42676 Jasa-jasa 1,38413 1,90908 Sumber : BPS, 2008 diolah

5.4 Analisis Dampak Investasi di Sektor Perdagangan

Sektor Perdagangan merupakan salah satu sektor yang dapat di andalkan dalam meningkatkan penerimaan devisa negara. Untuk memberikan gambaran mengenai dampak dari adanya penambahan anggaran dari pemerintah terhadap perekonomian, terutama terhadap pembentukan nilai output dan pendapatan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diasumsikan terdapat penambahan anggaran dari pemerintah sebesar 1 triliun di sektor perdagangan. Nilai 1 triliun yang digunakan dalam penelitian ini diasumsikan sebagai satu satuan. Nilai tersebut digunakan untuk shock sektor perdagangan sebagai perkiraan dana yang mungkin di investasikan pada sektor perdagangan di Indonesia. Tabel 19 Dampak Investasi Sektor Perdagangan Sebesar 1 Triliun terhadap Perubahan Pembentukan Output Sektor Output Sesudah Sebelum ∆X Pertanian 149.697.498.057 1.493.570 149.696.004.487 Pertambangan 55.852.175.477 1.249.630 55.850.925.847 Industri Pengolahan 533.339.393.996 1.830.430 533.337.563.566 Listrik, Gas dan air bersih 43.395.749.190 2.077.120 43.393.672.070 Bangunan 46.914.904.049 2.119.420 46.912.784.629 Perdagangan 1.106.124.370.275 1.840.390 1.106.122.529.885 Restoran dan Hotel 63.662.985.528 1.968.380 63.661.017.148 Angkutan dan Komunikasi 182.178.486.936 1.876.940 182.176.609.996 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 252.663.900.869 1.614.620 252.662.286.249 Jasa-jasa 93.648.105.149 1.852.030 93.646.253.119 Total 2.527.477.569.526 17.922.530 2.527.459.646.996 Sumber : BPS, 2008 diolah Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa dengan adanya shock dari pemerintah pada sektor perdagangan sebesar 1 triliun dapat menghasilkan output di seluruh sektor perekonomian sekitar Rp 2,52 triliun. Dampak langsungnya sebesar Rp 1,1 triliun. Dampak langsung ini menunjukan bahwa dengan tambahan dana dari pemerintah untuk sektor perdagangan maka akan menciptakan output di sektor perdagangan sebesar Rp 1,1 triliun. Sedangkan dampak tidak langsungnya Rp 1,4 triliun. Dampak tidak langsung ini menunjukan bahwa jika terdapat tambahan dana dari pemerintah maka akan meningkatkan output di sektor-sektor perekonomian lainnya sebesar Rp 1,4 triliun. Dapat dilihat dengan adanya shock yang diberikan pada sektor perdagangan terhadap output di seluruh sektor perekonomian menjadi meningkat sangat besar dibandingkan dengan tidak diberikannya shock pada sektor perdagangan tersebut. Tabel 20 Dampak Investasi Sektor Perdagangan Sebesar 1 Triliun terhadap Perubahan Pembentukan Pendapatan Sektor Pendapatan Sesudah Sebelum ∆I Pertanian 22.241.444.662 1.423.900 22.240.020.762 Pertambangan 5.425.636.081 1.314.020 5.424.322.061 Industri Pengolahan 45.249.212.658 2.192.000 45.247.020.658 Listrik, Gas dan air bersih 5.181.107.734 2.044.810 5.179.062.924 Bangunan 6.330.465.006 1.989.190 6.328.475.816 Perdagangan 167.546.313.268 1.906.120 167.544.407.148 Restoran dan Hotel 10.585.095.604 1.778.920 10.583.316.684 Angkutan dan Komunikasi 28.704.779.211 1.835.340 28.702.943.871 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 64.210.454.608 1.405.110 64.209.049.498 Jasa-jasa 28.637.842.267 1.365.590 28.636.476.677 Total 384.112.351.099 17.255.000 384.095.096.099 Sumber : BPS, 2008 diolah Jika dilihat dari pendapatan, adanya tambahan dana dari pemerintah pada sektor perdagangan sebesar 1 triliun mampu meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 384 milyar. Dampak langsungnya sebesar Rp 167 milyar. Ini merupakan pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di sektor perdagangan itu sendiri. Sedangkan dampak tidak langsungnya sebesar Rp 216 milyar, merupakan pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di sektor perekonomian lainnya Tabel 20. Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa dengan adanya shock dari pemerintah pada sektor perdagangan sebesar 1 triliun mampu menyerap tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 30.797 orang. Dampak langsungnya sebesar 19.323 orang, nilai tersebut menunjukan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor perdagangan itu sendiri guna meningkatkan outputnya. Dampak tidak langsungnya sebesar 11.474 orang yang merupakan tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor- sektor perekonomian lainnya. Tabel 21 Dampak Investasi Sektor Perdagangan Sebesar 1 Triliun terhadap Perubahan Tenaga Kerja Sektor Tenaga Kerja Sesudah Sebelum ∆L Pertanian 4.979.510.657 1.203.510 4.978.307.147 Pertambangan 69.561.979 1.981.640 67.580.339 Industri Pengolahan 1.388.378.364 4.200.210 1.384.178.154 Listrik, Gas dan air bersih 70.105.576 4.512.480 65.593.096 Bangunan 205.123.424 2.812.090 202.311.334 Perdagangan 19.323.878.324 1.331.030 19.322.547.294 Restoran dan Hotel 734.507.365 2.288.290 732.219.075 Angkutan dan Komunikasi 1.659.247.183 1.819.930 1.657.427.253 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 417.966.399 3.779.620 414.186.779 Jasa-jasa 1.948.894.194 1.384.130 1.947.510.064 Total 30.797.173.465 25.312.930 30.771.860.535 Sumber : BPS, 2008 diolah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Tabel Input Output Indonesia Tahun 2008 yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peranan sektor perdagangan di Indonesia terhadap pembentukan struktur permintaan sebesar 8,36 persen menempati urutan ke empat setelah industri pengolahan, bangunan dan pertanian. Struktur konsumsi sebesar 11,93 persen menempati urutan ke tiga setelah industry pengolahan dan pertanian. Struktur ekspor sebesar 10,14 persen menempati urutan ke tiga setelah industri pengolahan dan pertambangan. Struktur investasi sebesar 2,8 persen menempati urutan ke empat setelah bangunan, industri pengolahan dan pertambangan. Struktur nilai tambah bruto sebesar 10,27 persen menempati urutan ke lima setelah industri pengolahan, pertanian, pertambangan serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. 2. Analisis keterkaitan dan dampak penyebaran memperlihatkan bahwa sektor perdagangan ternyata lebih mampu mempengaruhi atau mendorong pertumbuhan atau pembentukan output sektor- sektor yang menjadi penyedia input sektor perdagangan sektor hulu dibandingkan terhadap sektor-sektor yang menggunakan outputnya sektor hilir. Hal ini terlihat dari nilai koefisien penyebaran yang lebih dari satu yaitu sebesar 1,02377, dan nilai keterkaitan ke