27
a.
Sampling
Proses sampling dilakukan dengan mengambil 1 mL media secara aseptis dan kemudian disimpan pada botol sampel yang telah disiapkan
.
b. Ekstraksi Aflatoksin
Proses esktraksi dilakukan dengan mencampurkan 1 mL sampel dengan 1 mL klorofom dalam tabung reaksi bertutup kemudian divorteks selama 1 menit. Setelah itu
dilakukan pemisahan fase klorofom dan hasil pemisahan dimasukkan ke dalam botol hasil ekstrak yang telah disiapkan. Larutan yang tersisa dalam tabung reaksi ditambahkan lagi
klorofom sebanyak 1 mL dan divorteks selama 1 menit. Kemudian dilakukan pemisahan fasa klorofom dan hasil pemisahan dimasukkan dalam botol hasil ekstraksi. Fasa
klorofom kemudian dihilangkan menggunakan waterbath. Hasil ekstraksi telah siap untuk dianalis.
c. Analisis Aflatoksin Menggunakan TLC Bainton et al. 1980
1.
Tahap Persiapan
Persiapan dilakukan dengan penjenuhan bejana TLC dengan fase gerak kloroform : aseton=9 : 1. Persiapan lempeng TLC dilakukan dengan mendiamkan
lempeng TLC dalam oven dengan suhu 80 ˚C selama satu jam
.
2.
Tahap Identifikasi
Analisis aflatoksin dilakukan dengan menggunakan Thin Layer Chromatography TLC satu dimensi dengan fase gerak kloroform : aseton = 9 : 1. Plat TLC yang
digunakan adalah plat dengan fase diam silika gel. Ekstrak aflatoksin yang telah dihasilkan kemudian ditotolkan secara kuantitatif pada lempeng kromatografi. Setelah
itu lempeng kromatografi dimasukkan ke dalam bejana yang berisi pelarut kloroform : aseton = 9 : 1 yang telah dijenuhkan lalu dielusi dari bawah ke atas sampai pelarut
mencapai batas elusi. Lempeng kromatografi kemudian dikeringkan.
3.
Tahap pengamatan
Hasil elusi dikeringkan dan diamati di bawah lampu UV pada panjang gelombang 365 nm. Perpendaran dan waktu rambatnya Rf dari bercak sampel dan
standar dibandingkan
.
4.
Perhitungan
Kandungan aflatoksin pada sampel didapatkan dengan membandingkan intensitas perpendarannya dengan standar. Hal tersebut didapatkan dari deret standar
aflatoksin yang dielusi dengan pelarut. Aflatoksin dikatakan positif apabila Rf sampel
28 sama dengan standar. Kandungan aflatoksin ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Bainton et al., 1980 :
Keterangan : S : Volume aflatoksin standar L yang memberikan perpendaran setara dengan Z
L sampel. Y : Konsentrasi aflatoksin standar aflatoksin dalam gmL.
Z : Volume ekstrak sampel L yang dibutuhkan untuk memberikan perpendaran setara S L standar aflatoksin.
W : Berat aflatoksin yang diekstrak g. V : Volume pelarut yang dibutuhkan L
FP : Faktor pengenceran.
d. Konfirmasi Hasil Produksi Aflatoksin Menggunakan HPLC