Selain menganalisis struktur biaya, dialakukan pula analisis efisiensi usahatani RC rasio dan analisis titik impas pada masing-masing skala usaha.
Dengan metode RC rasio dapat diketahui tingkat kelayakan dari suatu usahatani sedangkan dengan metode titik impas dapat diketahui pada tingkat produksi
berapa kondisi usaha anggrek berada dititik impas keuntungan nol, sehingga dapat diketahui tingkat produksi anggrek yang optimal untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Secara singkat alur pemikiran operasional dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Analisis struktur biaya dilakukan dengan membandingkan tiga skala usaha anggrek yang berbeda. Dalam penelitian seluruh responden distratifikasi ke dalam
tiga kelompok skala usaha yaitu skala usaha I skala kecil, skala usaha II skala menengah dan skala usaha III skala besar. Pengelompokan tersebut ditentukan
berdasarkan luas lahan usaha budidaya anggrek. Usaha anggrek yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan memiliki
tingkat skala usaha yang berbeda-beda. Keragaman skala usaha tersebut akan menunjukan nilai efisiensi yang berbeda pula. Perbedaan tingkat skala
mengakibatkan jumlah penggunaan input produksi yang berbeda sehingga struktur biaya yang dihasilkan juga berbeda. Untuk mengukur skala usaha yang paling
efisien dapat diketahui dengan semakin rendahnya biaya total rata-rata atau biaya per-unitnya
3.3. Kerangka Pemikiran Operasional
biaya total yang dikeluarkan semakin besar. Untuk mengukur tingkat efisiensi biaya dapat dilihat berdasarkan struktur biaya dari masing-masing skala usaha.
Dengan menghitung sruktur biaya dari setiap skala, maka kita dapat membandingkan nilai efisiensi dari masing-masing skala. Tingkat efisiensi biaya
diperlihatkan oleh indikator semakin rendahnya biaya per unit.
24
Potensi bisnis anggrek
Perbedaan skala usaha anggrek di TAR
Kriteria pengelompokan berdasarkan luas lahan
Skala Usaha III lahan besar
Skala Usaha II lahan menengah
Skala Usaha I lahan kecil
• Analisis struktur biaya • Analisis RC rasio
• Analisis titik impas
Dibandingkan mana yang lebih efisien
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional
25
Penentuan responden dalam peneltian ini menggunakan teknik stratified random sampling
yaitu dengan mengklasifikasikan pengusaha anggrek yang berada di TAR ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai susunan
bertingkat. Setiap tingkatan memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan
4.3. Metode Penentuan Responden
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang bersumber dari literatur-literatur yang relevan. Data sekunder diperoleh dari catatan dan
dokumentasi pihak atau instansi terkait, seperti Departemen Pertanian, Badan Pusat Stastistik, Dinas Pertanian Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, dilakukan juga
penelusuran melalui internet, buku-buku yang relevan menujang teori serta penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan yang berhubungan dengan
skala usaha. Data sekunder mencakup data kontribusi holtikurtura terhadap PDB, data produksi tanaman hias, data ekspor dan impor anggrek, data produksi dan
luas lahan anggrek per provinsi. Jenis data yang digunakan dalam penelitan meliputi data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari metode pengumpulan data dengan responden pengusaha anggrek dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Data primer pada penelitian mencakup keragaan usaha anggrek seperti teknis budidaya, jumlah produksi, penerimaan serta informasi
lainnya yang berguna untuk menunjang penelitian.
4.2. Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data